Berita Kabupaten Semarang
Dianggap Berkhasiat, Penjual Jamu di Ungaran Ramai Pembeli, Bahan Utamanya Cacing Tanah, Mau Coba?
penjual ramuan herbal berbahan khusus ekstrak cacing tanah. Setiap hari, rumahnya ramai didatangi warga untuk membeli jamu cacing.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: moh anhar
Penulis: M Nafiul Haris
TRIBUNJATENG.COM, UNGARAN - Kondisi pandemi virus Covid-19 pada satu sisi berdampak serius terhadap laju perekonomian nasional.
Tapi tidak jarang hal itu justru membawa berkah bagi sebagian orang.
Satu diantara orang yang mendapat berkah adanya wabah Covid-19 ialah Gunawan (50) warga Jagalan, Kecamatan Ungaran Barat, Kabupaten Semarang.
Gunawan merupakan penjual ramuan herbal berbahan khusus ekstrak cacing tanah.
Baca juga: Sosok W yang Bilang Punya Anak dari Rezky Adhitya Minta Maaf ke Citra Kirana, Ini Curhatnya
Baca juga: Apa Itu Komorbid? Ini Daftar Penyakit yang Dapat Perparah Kondisi Jika Terpapar Covid-19
Baca juga: Menu Diet Tantri Kotak, Berat Turun Drastis tapi Masih Bisa Makan Enak
Setiap hari, rumahnya ramai didatangi warga untuk membeli jamu cacing.
Sejumlah pembeli percaya cacing tanah, selain berfungsi untuk menyuburkan tanah, juga diyakini memiliki beragam khasiat untuk kesehatan.
Gunawan mengatakan, telah berjualan ramuan atau jamu dari ekstrak cacing tanah sekira tahun 2010.
Semula, dia hanya meneruskan usaha mertuanya yang telah lama menjual jamu cacing tersebut.
"Saya generasi kedua dari mertua almarhum Koh Yong yang dahulu berjualan jamu cacing herbal tanpa tambahan bahan kimia sehingga konsumen merasa aman," terangnya kepada Tribunjateng.com, di rumahnya, Jumat (25/6/2021).

Menurutnya, jamu cacing banyak dikonsumsi orang karena ampuh mengatasi penyakit demam tifoid. Kemudian, tipes, panas dalam, sariawan, diare serta gangguan kesehatan lainnya.
Ia menambahkan, awal mula mertuanya berjualan jamu cacing tidak disengaja.
Pada suatu ketika ada tetangga yang mengalami sakit, lalu setelah diberikan ramuan cacing akhirnya sembuh.
"Lalu, lama-lama menjadi seperti ini banyak orang datang untuk membeli sebagai alternatif pengobatan. Dahulu dijual Rp 500 per kemasan, terus naik menjadi Rp 2.500 dan sekarang Rp 10 ribu," katanya
Dia mengaku, adanya pandemi Covid-19 ini membuat barang dagangannya banyak diburu warga.