Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Pilih-pilih Vaksin, Negara Ini Dihajar Covid-19, Tercatat Ada 2.000 Kematian Setiap Harinya

Kegagalan pengendalian Covid-19 di wilayah epidemi terbesar ketiga dunia, di mana sekitar 2.000 kematian tercatat setiap hari

Editor: muslimah
https://tribunkaltimwiki.tribunnews.com/
Ilustrasi Vaksin Covid-19 

Dikatakan bahwa brasil menjadi tempat berkembang biak untuk strain baru yang berbahaya.

Saat ini, vaksin Pfizer hanya menyumbang 4% dari stok vaksin Brasil saat ini, sedangkan vaksin AstraZeneca dan Sinovac menyumbang 96% sisanya, menurut statistik pemerintah Brasil.

"500.000 orang telah meninggal dalam pandemi yang mempengaruhi Brasil dan seluruh dunia," Kesehatan Brasil Menteri Marcelo Queiroga menulis di Twitter.

"Saya bekerja keras untuk mengimunisasi seluruh populasi dalam waktu sesingkat mungkin, sehingga mengubah situasi yang telah menyebabkan kita menderita selama lebih dari setahun," tambahnya.

Di Sao Paulo, orang meminta untuk mendapatkan vaksin Pfizer di klinik umum dan memilih pergi jika mereka tidak mendapatkan vaksin yang diinginkannya.

Beberapa pusat kesehatan sampai harus menggantungkan pesan "tidak ada vaksin Pfizer" untuk menghemat waktu.

Banyak tempat vaksinasi yang sangat kosong, sementara tempat-tempat dengan vaksin Pfizer selalu penuh.

"Pada awalnya, banyak orang tidak mendapatkan CoronaVac, tetapi sekarang mereka memilih AstraZeneca. Orang-orang benar-benar menerima informasi yang salah, dan rencana vaksinasi pemerintah terlalu lambat, membuat orang sangat khawatir," kata Luiz de Souza e Silva, perawat yang bertanggung jawab atas vaksinasi di sebuah klinik di Rio de Janeiro, mengatakan.

Saat ini, Brasil telah menggunakan 86 juta dosis vaksin, tetapi kurang dari 30% populasi telah menerima dosis pertama dan hanya 12% yang telah divaksinasi penuh, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

Tingkat infeksi Covid-19 di Brasil tetap tinggi dan dapat memburuk saat musim dingin di belahan bumi selatan mendekat.

Beberapa kota dan negara bagian di Brasil memperkenalkan kembali tindakan lockdown.

Tetapi setelah 15 bulan memerangi epidemi, negara itu dikatakan kacau dan tidak memiliki dasar, tindakan itu dikatakan tidak membawa efek yang diinginkan. (intisari)

Sumber: Intisari
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved