Virus Corona
Benarkah Ada Rumah Sakit di Jawa Tengah Berburu Tabung Oksigen ke Peternak Ikan hingga Tukang Las?
Kelangkaan oksigen masih terjadi di sejumlah daerah di Jateng, bersamaan dengan terus terjadinya lonjakan kasus covid-19 di Indonesia.
"Ketika lonjakan kasus di daerah lain mulai naik, pasokannya mulai terasa. Mungkin rebutan dengan rumah sakit lain," ujarnya.
Aziz menjelaskan, kondisi tersendatnya distribusi oksigen likuid itu membuat pihaknya sempat melakukan takedown selama 3 jam, di mana pihaknya perlu menyuplai tabung oksigen gas kepada pasien yang membutuhkan bantuan.
"Memang tidak sampai takedown total. Ketika stok kosong selama 3 jam, kami pakai stok tabung oksigen gas," paparnya.
Saat ini, Aziz menuturkan, kebutuhan oksigen RSUD Kudus mencapai 3 ton/hari. Padahal sebelumnya, kebutuhan oksigen 5-6 ton cukup untuk 12 hari.
Menurut dia, tangki penampungan berkapasitas 10 ton yang ada di RSUD Kudus saat ini merupakan milik PT Samator Gas. Sehingga, tidak bisa diisi perusahaan lain. "Sebenarnya ada perusahaan lain yang bisa membantu, tetapi karena ini milik Samator, jadi nggak bisa," tuturnya.
Adapun, Manajer Area Samator Gas Industri Kudus, Endi Meisony menyebut, keterbatasan armada membuat perseroan kesulitan memenuhi kebutuhan pasokan gas selama pandemi.
Menurut dia, Samator hanya memiliki empat armada untuk membantu pemenuhan pasokan tabung gas oksigen di enam kabupaten se-eks Karesidenan Pati, meliputi Rembang, Pati, Jepara, Kudus, Grobogan, dan Demak.
Angkut sendiri
Ia pun berterima kasih kepada sejumlah rumah sakit yang menyediakan armada untuk mengangkut kebutuhan oksigen sendiri.
"Untuk mempercepat pengiriman, ada rumah sakit yang menyediakan mobil untuk mengangkut tabung oksigen sendiri," terangnya, ditemui di kantornya, Jalan Raya Kudus-Pati, Selasa (29/6).
Endi menuturkan, satu armadanya mampu mengangkut 100 tabung gas, sehingga totalnya 400 tabung terdistribusi setiap hari. Namun, kebutuhannya saat ini mencapai sekitar 650 tabung/hari, sehingga perlu penambahan armada.
Ia berujar, kebutuhan pasien terhadap tabung oksigen sangat tinggi. Sehingga tabung oksigen yang baru saja dikirim sudah kehabisan. "Reduksi waktu pasien lebih banyak dibandingkan dengan pasokan oksigen yang sudah kami kirim," jelasnya.
Adapun, RS di Sragen kini diminta mengisi tabung oksigen sendiri dengan mendatangi perusahaan. Tabung oksigen dengan segela merek bisa diisikan di seluruh perusahaan penyuplai oksigen. Hal itu diungkapkan Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati. Menurut dia, sudah ada regulasi yang mengatur hal itu, sehingga bisa dilakukan.
"Pemenuhan oksigen sekarang sudah ada regulasi, bahwa tidak perlu misalnya tabung milik perusahaan A harus diisikan diperusahan itu juga. Jadi sudah boleh diisikan di mana saja, sepanjang kita punya tabung oksigen kita isikan saja," ucapnya, Senin (28/6).
Hal itu seperti dilakukan sebanyak 25 puskesmas di Sragen yang mengisikan tabung oksigen di Langgeng Oksigen Sukoharjo. Sehingga, bukan lagi perusahaan yang mengirim tabung oksigen, melainkan dari pemkab atau RS membawa tabung menggunakan armada sendiri kemudian diisi lalu dibayar.