Ki Manteb Soedharsono Meninggal
Sinden Bawakan Ketawang Layu-lalu Sambil Menahan Tangis, Ki Manteb Jadi Pendiam Sebelum Meninggal
Kesedihan atas meninggalnya dalang Ki Manteb Soedharsono dirasakan semua kalangan, tidak hanya para seniman dan penikmat wayang
Penulis: Agus Iswadi | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM - Kesedihan atas meninggalnya dalang Ki Manteb Soedharsono dirasakan semua kalangan, tidak hanya para seniman dan penikmat wayang.
Ki Manteb berpulang Jumat (2/7 2021) setelah sebelumnya didiagnosa terpapar Covid-19.
Bupati Karanganyar, Juliyatmono turut menyampaikan belasungkawa atas berpulangnya Ki Manteb.

Dalang kondang itu telah dimakamkan di pemakaman keluarga yang tidak jauh dari rumah duka di Sekiteran RT 2 RW 8 Desa Doplang Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar pada pukul 13.00.
"Kami atas nama pribadi, pemerintah. Tentu sangat kehilangan betul. Karena beliau ini maestro dalang hebat. Perjuangannya luar biasa. Berjuang mendapatkan penghargaan dari UNESCO, wayang karya agung budaya bangsa," kata Yuli sapaan akrabnya saat ditemui Tribunjateng.com usai rapat koordinasi secara virtual di Setda Karanganyar, Jumat sore.
Dia menceritakan, Pemkab Karanganyar bersama Ki Manteb juga pernah mengusulkan kepada Presiden agar setiap tanggal 7 November diperingati sebagai Hari Wayang Nasional.
"Mendapatkan pengesahan dari Presiden, tanggal 7 November ditetapkan sebagai Hari Wayang Nasional," ucapnya.
Lebih lanjut, Ki Manteb juga diminta mementaskan pagelaran wayang setiap tanggal 7 November pula sebagai bentuk penghargaan dari Pemkab Karanganyar.
"Setiap tanggal 7 November sejak 2018-2018, kami selalu mementaskan Pak Manteb sebagai penghargaan, sesepuh kami," terang Yuli.
Menurutnya, Ki Manteb merupakan sosok yang menginspirasi para dalang-dalang muda, energik dan kekinian. Selain itu, alhamrhum juga tidak pernah iri terhadap keberhasilan para dalang-dalang lain.
"Mudah-mudahan khusnul khotimah, keluarga yang ditinggal dberikan kesabaran dan keikhlasan. Dibalik itu saya yakin ada hikmahnya. Karyanya akan dikenang samapi kapan pun," ungkapnya.
Belum lama sebelum meninggal, Ki Manteb juga pernah bertemu dengan Bupati Karanganyar dan menawarkan gamelan yang memiliki nilai sejarah. Banyak orang yang telah menawar dan hendak membeli gamelan tersebut. Namun Ki Manteb tidak berkenan.
"Inginnya supaya saya (Pemkab Karanganyar) yang membeli. Itu wasiatnya. Seminggu lalu ketemu saya, saya menjajikan bulan Juli Mbah. Kita bayar separuh-separuh dulu sambil jalan," pungkasnya.
Kronologi Meninggal
Penyebab dan kronologi meninggalnya dalang kondang Ki Manteb Soedharsono (72) diungkap keluarga dekat.
Ki manteb berpulang saat menjalani isolasi mandiri karena terinfeksi Covid-19.
Ki Manteb mulai sakit sepulang dari Jakarta.
Keponakan Ki Manteb, Ade Irawan, mengatakan, pamannya terkonfirmasi telah terjangkit virus corona setelah diperiksa dengan swab antigen pada Kamis (1/7/2021) malam.
Keluarga sempat membawa dalang itu ke rumah sakit untuk dirawat.
Namun, karena rumah sakit penuh, akhirnya Ki Manteb dibawa pulang ke rumah.
"Iya, (meninggal saat) isolasi mandiri. Rencana tadi malam mau dibawa ke rumah sakit. Baru tadi pagi dapat rumah sakit. Mau dibawa ke sana sudah tidak ada," kata Ade saat dihubungi, Jumat.
Dalang kondang wayang kulit asal Kabupaten Karanganyar, Ki Manteb Soedharsono meninggal dunia, Jumat (2/7/2021). (TribunSolo.com/Dok Pemkot Semarang)
Menurut Ade, Ki Manteb mulai sakit sepulang menghadiri pentas di Jakarta.
Ki Manteb berangkat ke Jakarta melalui perjalanan darat dengan menggunakan mobil pribadi.
Dia ditemani istri, anak dan sopir.
Pulang dari Jakarta, Ki Mantep masih mengadakan pentas wayang secara live streaming di rumahnya pada Minggu (27/6/2021).
"Kemarin pulang dari Jakarta terus pentas wayang live streaming di rumah. Karena kecapekan di rumah panggil dokter terus diinfus. Bapak sakitnya mulai Senin," ungkap dia.
Ki Manteb akan dimakamkan secara protokol Covid-19 di tempat pemakaman keluarga Dukuh Suwono, Desa Doplang, Karangpandan, Karanganyar.
Ki Manteb meninggalkan seorang istri bernama Suwarti (49) dan enam orang anak.

Ketawang Layu-layu
Dalang Ki Manteb Soedharsono dimakamkan di komplek pemakaman keluarga yang berada di Sekiteran RT 2 RW 8 Desa Doplang Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar, Jumat (2/7/2021) sekira pukul 13.00.
Enam pengrawit dan dua sinden membawakan ketawang layu-layu yang menggambarkan suasana duka atau kesedihan di Pendopo Bima.
Terlihat sesekali, pengrawit dan sinden menahan tangis selama membawakan ketawang layu-layu.
Ketika jenazah Ki Manteb selesai dikafani di kamar pribadi dan dibawa petugas pemulasaraan untuk kemudian dimasukan ke peti, sontak tangis dari keluarga pecah.
Iringan ketawang layu-layu kian membuat suasana di rumah duka mengharu biru.
Usai jenazah disalatkan di rumah duka, petugas mengenakan APD lengkap membawa peti jenazah tersebut ke dalam ambulance. Jenazah Ki Manteb dimakamkan di komplek pemakaman keluarga. Bersebelahan dengan makam istrinya sebelumnya, Sri Suwarni.
Pemakaman Ki Manteb Soedharsono dilakukan menggunakan protokol kesehatan.
Anak Ki Manteb, Medhot Soedharsono menyampaikan, Ki Manteb Soedharsono meninggal dunia pada usia 73 tahun. Sebelum meninggal dunia, dalang kenamaan itu sempat menggelar pentas wayang di Taman Mini Jakarta.
"Kondisi berangkat sehat. Tapi sepulang dari Jakarta beliau kondisi panas dan istirahat sehari. Paginya, ketambahan dalang virtual (pentas wayang virtual) di rumah. Hampir selamalan," katanya kepada Tribunjateng.com di rumah duka.
Usai menggelar pentas wayang secara virtual pada Minggu (27/6/2021), kondisi kesehatan Ki Manteb menurun sehingga harus mendapatkan penanganan medis. Pihak keluarga sempat memanggil perawat dan dokter untuk memeriksa kondisi kesehatan Ki Manteb.
Selama menjalani perawatan di rumah, Ki Manteb dan istrinya sempat menjalani swab antigen dan hasilnya terkonfirmasi positif.
"Dan tadi (kemarin) malam, kondisi sesak nafas. Sampai sekitar pukul 02.00 dini hari, itu kondisi normal lagi. tadi pagi, beliau agak sesak nafas lagi dan akhirnya. beliau kapundut (meninggal dunia)," ucapnya.
Medhot menuturkan, pihak keluarga berencana membawa Ki Manteb ke rumah sakit.
Setelah sempat kesulitan mendapatkan rumah sakit, akhirnya pihak keluarga mendapatkan tempat di rumah sakit wilayah Karanganyar dan Solo. Namun saat hendak dibawa ke rumah sakit, Ki Manteb meninggal dunia.
Dia mengungkapkan, selama berada di rumah Ki Manteb cenderung pendiam. Sebelum meninggal dunia, Ki Manteb memang punya riwayat penyakit paru-paru.
"Jadi dibilang tidak sering sekali berinteraksi dengan kita-kita. Jadi kita-kita yang harus pro aktif menanyakan sesuatu. Baru beliau ngendiko. Jadi selama gerah ini tidak memberi dawuh apa-apa," ungkapnya.
Ketua Sekar (Seniman Karanganyar) sekaligus pengendang, Joko Dwi Suranto menambahkan, sesuai pesan dari keluarga, petakziah belum diperkenankan hadir ke rumah duka terlebih dahulu selama satu hari ini.
"Mereka (petakziah) boleh datang ke rumah duka, esok hari. Tapi terbatas dan protokol kesehatan," terangnya.
Semoga khusnul khotimah masetro dalang Indonesia. (*)