Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

PPKM Darurat

Bupati Kudus HM Hartopo: PPKM Darurat Hampir sama dengan PPKM Mikro

Bupati Kudus HM Hartopo menilai pelaksanaan PPKM Darurat hampir sama dengan PPKM Mikro yang sudah berjalan di Kudus.

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: rival al manaf
(Foto: Dinkominfo)
Bupati Kudus HM Hartopo 

Penulis: Rifqi Gozali

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Bupati Kudus HM Hartopo menilai pelaksanaan PPKM Darurat hampir sama dengan PPKM Mikro yang sudah berjalan di Kudus. Perbedaannya hanya penutupan mal dan restoran maupun tempat makan tidak boleh makan di tempat.

"Tempat makan juga harus tutup pada pukul 20.00 WIB. Namun, swalayan dan toko penyedia bahan pokok masih buka," ujar Hartopo.

Hartopo melanjutkan, untuk swalayan maupun toko penyedia bahan pokok masih masih tetap buka. Jam operasionalnya hanya sampai pukul 20.00 WIB 

"Ketentuannya hampir sama dengan PPKM Mikro seperti yang sudah kami laksanakan," tandasnya.

Bersamaan dengan itu, Pemkab Kudus juga masih menutup sementara tempat wisata dan pengetatan akses masuk Kudus. Hajatan juga sementara dilarang. Untuk pernikahan, hanya diperbolehkan akad nikah dengan undangan terbatas. Pihaknya juga meminta masyarakat beribadah di rumah saja.

Imbauan agar masyarakat di rumah saja pun akan terus dilakukan pada 3 sampai dengan 20 Juli mendatang atau sampai berakhirnya PPKM darurat. Work from Home juga akan diberlakukan sesuai ketentuan dengan pertimbangan yang matang dari pimpinan masing-masing.

Sementara itu, Hartopo menyampaikan saat ini tren kasus Covid-19 mulai menurun meskipun belum signifikan. Pihaknya meminta agar masyarakat tak abai protokol kesehatan dan sadar akan pentingnya menjaga kesehatan bagi diri dan keluarga. Hartopo juga menginstruksikan agar PPKM mikro terus berjalan di desa-desa. Sehingga desa terus memantau warganya yang terpapar Covid-19.

"Mohon agar masyarakat benar-benar tahu pentingnya menerapkan protokol kesehatan.  Semua dilaksanakan untuk menjaga kesehatan diri dan keluarga. Camat dan kepala desa atau lurah harus bersinergi memantau pasien yang terpapar," paparnya.

Hartopo juga meminta agar desa mengevaluasi isolasi mandiri para warga. Apabila ada yang tak sesuai seperti masih tinggal dengan anggota keluarga yang negatif Covid-19, Hartopo meminta agar warga tersebut dipindahkan ke tempat isolasi terpusat. Pemanfaatan tempat isolasi di desa juga harus dimaksimalkan sehingga tempat isolasi di eks-Akbid dan Rusunawa tidak melebihi kapasitas.

"Warga yang isolasi mandiri di rumah harus dievaluasi kembali. Sudah bener apa belum. Kalau ada yang masih melanggar segera dipindahkan ke tempat isolasi yang disiapkan oleh desa dulu," ucapnya.

Pihaknya memaparkan beberapa rumah sakit sudah menambah tempat tidur sehingga bisa lebih banyak menampung pasien. Tren menurunnya kasus Covid-19 di Kudus juga membuat ruang ICU dan IGD khusus Covid-19 tidak membludak seperti waktu-waktu sebelumnya. Hal positif ini harus menjadi penyemangat agar masyarakat lebih disiplin protokol kesehatan dan pandemi segera berakhir.

"Sekarang, pasien ruang IGD dan ICU khusus Covid-19 tidak sepenuh beberapa waktu yang lalu. Ini juga karena tren kasus Covid-19 menurun. Semoga kedepannya  bisa terus melandai," jelasnya. (Goz)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved