Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Corona Semarang

Jangan Panik Jika Jumpai Warga Isolasi Mandiri Meninggal Dunia, Ini yang Harus Dilakukan

Dia meminta masyarakat tidak usah panik jika mengetahui ada warga yang meninggal dunia karena Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: muslimah
Tribun Jateng/ Erwin Ardian
Suasana pemakaman warga yang meninggal akibat Covid 19 di Kompleks Pemakaman Bergota 2 Semarang Barat, Minggu (4/7). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah Kota Semarang mulai membentuk tim relawan pemulasaran jenazah Covid-19.

Pembentukan tim relawan ini sebagai upaya membantu apabila ada warga yang meninggal dunia saat menjalani isolasi mandiri.

Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menyampaikan, semakin banyak warga yang melakukan isolasi mandiri memang memunculkan satu problem baru yang harus diatasi.

Ada beberapa warga yang tidak tertolong dan meninggal dunia saat menjalani isolasi.

Masyarakat merasa takut untuk memandikan dan mengantar jenazah Covid-19 ke pemakaman.

Melihat hal itu, wali kota yang akrab disapa Hendi memerintahkan Bagian Kesra Setda Kota Semarang dan seluruh camat untuk membentuk relawan pemulasaran jenazah Covid-19 di masing-masing wilayah.

Hingga saat ini sudah ada beberapa kecamatan yang membentuk tim relawan pemulasaran Jenazah Covid-19.

"Saya lihat di Genuk, Pedurungan, Semarang Barat, Genuk, dan Candisari sudah terbentuk relawan. Mereka bisa melakukan pemulasaran jenazah secara steril, dimasukan peti, dan diantar ke tempat pemakaman terdekat," jelas Hendi, Senin (5/7/2021).

Dia meminta masyarakat tidak usah panik jika mengetahui ada warga yang meninggal dunia karena Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri.

Mereka bisa menghubungi lurah atau camat setempat agar bisa mendapat bantuan dari relawan.

"Masyarakat yang lihat tetangganya Covid-19 meninggal bisa hubungi camat atau lurah agar  disambungkan ke relawan untuk dilakukan pemandian jenazah, sterilisasi, dan mengantar ke tempat pemakaman," terangnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Moh Abdul Hakam mengatakan, penanganan warga yang meninggal karena terpapar Covid-19 bukan hanya menjadi tugas tenaga kesehatan (nakes).

Terlebih, nakes sendiri sudah kewalahan melakukan tracing, vaksinasi, dan merawat warga yang terpapar Covid-19 baik di rumah sskit maupun tempat isolasi.

Dia meminta seluruh pihak baik kecamatan, kelurahan, relawan, maupun Disperkim yang memiliki ambulan jenazah untuk bergerak bersama menangani apabila ada warga yang meninggal mendadak.

Menurutnya, orang yang meninggal karena terpapar Covid-19 tidak perlu ditakuti. Justru, yang perlu diwaspadai adalah masyarakat yang masih bertahan hidup karena mereka bisa memaparkan atau menularkan virus.

Meski cairan yang keluar dari seluruh lubang jenazah Covid-19 kemungkinan ada infrksius, namun hal itu bisa diantisipasi dengan menggunakan alat pelindung diri (APD).

"Kami dari Dinkes memastikan jika ada warga yang meninggal karena Covid-19. Teman-teman OPD lain kami infokan untuk kolaborasi menangani bersama karena ini menjadi tanggungjawab bersama bukan Dinkes saja. Semua bisa ikut memberi layanan walaupaun dia (warga) meninggal," jelas Hakam. (eyf)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved