Berita Regional
Tim Pemulasaraan Jenazah Covid Mogok Kerja karena Insentif 16 Bulan Belum Dibayarkan
Uang insentif selama 16 bulan belum dibayarkan, tim pemulasaraan jenazah Covid-19 di RSUD Ciereng, Kabupaten Subang, Jawa Barat melakukan aksi mogok k
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Uang insentif selama 16 bulan belum dibayarkan, tim pemulasaraan jenazah Covid-19 di RSUD Ciereng, Kabupaten Subang, Jawa Barat melakukan aksi mogok kerja.
Menyikapi hal tersebut anggota DPR RI Fraksi PAN Guspardi Gaus menyatakan prihatin dan mendesak Pemkab Subang untuk segera membayarkan uang isentif bagi tenaga pemulasaraan yang sudah menjadi hak mereka.
"Dapat dibayangkan para tenaga pemulasaraan yang telah bekerja mengurus pemakaman jenazah Covid-19 di mana mereka sangat rawan terpapar virus Corona," kata Guspardi melalui keterangannya kepada wartawan, Senin (12/7/2021).
"Walau sudah bekerja berbulan-bulan dengan risiko tertular, isentif untuk belasan tenaga pemulasaraan Covid-19 belum juga dibayarkan. Ini kan memiriskan," lanjutnya.
Anggota Komisi II DPR RI ini pun meminta kepada Menteri Dalam Negeri (Mendagri) supaya bertindak cepat, mengingatkan dan memberikan teguran kepada kepala daerah yang belum membayarkan insentif untuk tenaga pemulsaraan.
Teguran serupa juga penting diberikan kepada kepala daerah yang juga belum merealisasikan insentif bagi tenaga kesehatan (nakes) di beberapa daerah di Indonesia.
Dengan lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi hampir seluruh tanah air pada akhir-akhir ini, menuntut perhatian serius dan kerja keras dari semua pihak. Termasuk tenaga pemulasaraan yang bertugas melaksanakan pemakaman jenazah yang wafat karena wabah Covid-19.
"Saya tekankan agar peristiwa tunggakan pembayaran insentif tenaga pemulsaraan jangan terulang kembali, ucapnya.
Legislator asal Sumatera Barat itu menambahkan, insentif yang diberikan merupakan apresiasi terhadap kerja keras mereka.
Karenanya, pemerintah pusat sampai daerah harus segera mengatasi persoalan ini dan sudah semestinya memberikan perhatian lebih terhadap rekan-rekan yang berjuang dan bekerja di garis depan penanganan Covid-19.
"Pastikan semua hak mereka terpenuhi hingga soal insentif yang telah dijanjikan agar segera dibayarkan. Sudah sepatutnya diberikan perhatian serius dan empati yang tinggi kepada tenaga pemulasaraan jenazah dan juga tenaga kesehatan (nakes) yang telah berjuang dan bekerja keras. Tolong jangan telat lagi," pungkas anggota Baleg DPR RI tersebut.
Kepala pemulasara jenazah, Heri Hartono, mengatakan aksi mogok ini akan mereka lakukan hingga 14 hari ke depan.
"Selama pandemi ini kami tak pernah mendapatkan insentif.
Jika dihitung total hampir 16 bulan," kata Heri ketika ditemui Tribun di RSUD Ciereng, Kamis (8/7/2021).
Padahal, kata Heri, selama masa pandemi, mereka telah memulasarakan lebih dari 500 jenazah, baik yang positif Covid-19 maupun yang suspect Covid-19.