Idul Adha 2021
Khutbah Idul Adha: Keteladanan Ibrahim AS dalam Pendidikan Karakter
Berikut materi khutbah Idul Adha dengan tema Keteladanan Ibrahim AS dalam Pendidikan Karakter yang dikutip dari Masjid Raya Baiturrahman Semarang.
Penulis: Muhammad Khoiru Anas | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM - Berikut materi khutbah Idul Adha dengan tema Keteladanan Ibrahim AS dalam Pendidikan Karakter.
Khutbah ini dapat dijadikan materi pembantu khatib dalam menentukan tema Idul Adha.
Sesuai tema, khutbah Idul Adha ini mengenai Keteladanan Ibrahim AS dalam Pendidikan Karakter.
Tak hanya bagi khatib, materi khutbah berikut dapat dijadikan bacaan umat muslim guna meningkatkan takwa kepada Allah SWT di bulan Zulhijah 1442 ini.
Baca juga: Jadwal dan Niat Puasa Zulhijah, Arafah, dan Tarwiyah Sebelum Idul Adha 2021
Baca juga: Simak Aturan Menyembelih dan Membagikan Daging Kurban Idul Adha di Masa PPKM Darurat
Baca juga: Ini Tanggal Pelaksanaan Puasa Dzulhijjah, Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah Idul Adha 2021
Baca juga: Khutbah Jumat Singkat Fadilat Bulan Zulhijah
Selengkapnya simak materi khutbah Idul Adha yang dikutip dari laman Yayasan Pusat Kegiatan dan pengembangan Islam (YPKPI) Masjid Raya Baiturrahman Simpanglima Semarang.
Khutbah I
Assalaamu 'alaikum wa rahmatullah wa barakatuh.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar.
Walillahil hamd.
Alhamdulillahi Rabbil ‘aalamiin.
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa 'ala aali sayyidina Muhammad.
Ayyuhan naas, ittaqullaha haqqa tuqootih.
Innaa a’thainaakal-kautsar, fashollii li robbika wanhar, innaa syaaniaka huwal abtar.
Jamaah Idul Adha yang senantiasa dirahmati dan diberkahi Allah SWT.
فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (103) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (104) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (105) إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْبَلَاءُ الْمُبِينُ (106) وَفَدَيْنَاهُ بِذِبْحٍ عَظِيمٍ (107) وَتَرَكْنَا عَلَيْهِ فِي الْآخِرِينَ (108) سَلَامٌ عَلَى إِبْرَاهِيمَ (109) كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (110) إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُؤْمِنِينَ (111) (الصافات: 103-111)
Perjalanan risalah Nabi Ibrahim AS dalam melakukan perintah Allah SWT berupa pengorbanan hendak menyembelih anaknya, merupakan pelajaran kepatuhan hamba pada Sang Pencipta dengan ketulusan pasrah hati Ibrahim dan Ismail berserah diri pada-Nya.
Siti Hajar istri Nabi Ibrahim juga sepakat meridai kehendak suami dan anaknya untuk berkorban.
Padahal Ismail ialah anak tercinta dinanti-nantikan kelahirannya
Keyakinan melakukan perintah Allah SWT, membuat Siti Hajar dan Ibrahim pasrah menyukupkan keimanan kepada yang Maha Kuasa.
Setelah itu, Allah menggantikan badan Ismail dengan seekor kambing biri-biri.
Kemudian kurban diteruskan dengan Allah SWT gantikan di genggaman tangan Ibrahim berupa seekor kambing.
Dari wahyu ini, banyak pelajaran yang bisa kita petik, di antaranya adalah:
1. Setelah Nabi Ibrahim berdoa kepada Allah untuk dikarunia anak dari istrinya Sayyidah Hajar, Allah mengabulkan mendapat keturunan Ismail yang kelak akan menjadi Nabi juga.
Kemudian Ibrahim amat mencintai Ismail bersama dengan Hajar.
Dari sinilah Allah memberikan ujian atas kecintaan dan egoistis seorang hamba dicoba oleh Sang Pencipta, bahwa mampukan ia menanggalkan sifat kecintaan hamba melebihi kecintaannya pada Allah?
Maka diujilah Ibrahim dan Ismail dengan mukjizat, dan keduanya telah lolos ujian dengan penuh kepasrahan.
2. Ibrahim dan Ismail adalah calon pemimpin dunia Arab yang akan menjadi bapaknya para Nabi.
Sebelum jadi pemimpin Ibrahim dan Ismail harus mampu menanggalkan kepentingan pribadi untuk kepentingan orang lain.
Maka dicobalah mereka berdua untuk membuang jauh sifat ego pribadi.
Kesadaran kolektif bermasyarakat dimulai dari tiga insan (Ibrahim, Hajar dan Ismail) yang ikhlas berserah diri menerima wahyu Allah SWT dan menjalankannya.
Ujian ini telah berhasil mereka lakukan.
3. Nabi Ibrahim AS adalah nabi multi talenta yang menjadi bapaknya para nabi.
Syariatnya banyak diabadikan untuk anak cucu nabi sampai akhir zaman.
Seperti kewajiban haji dan tata cara pelaksanaan manasik haji serta melakukan khitan bagi setiap muslim laki-laki.
Pelajaran keempat yang bisa diambil berupa pendidikan karakter bagi putra putrinya dibangun dari aqidah keimanan Allah SWT.
Semua itu murni tanpa ada campuran musrik.
Selanjutnya mengandung kepatuhan dan tawakal tinggi, bersandarkan wahyu yang dibawa para Rasul-rasul Allah, mengajarkan ilmu-ilmu dari Al Kitab (Alquran) dan Al Hikmah (Asdunnah).
Selalu mensucikan diri dari kemusyrikan dan perbuatan dosa maksiat
Hal ini terekam dalam tafsir Imam Fakhruddin Ar Razi dalam menafsirkan Alquran Surat Al Baqarah ayat 127-129 berbunyi:
وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْراهِيمُ الْقَواعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْماعِيلُ رَبَّنا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (127) رَبَّنا وَاجْعَلْنا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنا مَناسِكَنا وَتُبْ عَلَيْنا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (128) رَبَّنا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولاً مِنْهُمْ يَتْلُوا عَلَيْهِمْ آياتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (129)
"Dan ingatlah ketika Ibrahim meninggikan dasar-dasar Baitullah bersama Ismail, seraya berdoa, ya Tuhan kami terimalah daripada amalan kami. Sesungguhnya Engkaulah yang maha mendengar.
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang tunduk patuh kepada Engkau, dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadah haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya engkau maha penerima taubat lagi maha penyayang.
Ya Tuhan kami, utuslah kepada mereka (anak-cucu kami) seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka Al Kitab (Alquran) dan Al Hikmah (Assunnah) serta mencucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana."
Jama'ah Idul Adha yang senantiasa dirahmati dan diberkahi oleh Allah.
Keimanan, kesabaran, keikhlasan perjalanan hidup.
Tiga insan (Nabi Ibrahim, Siti Hajar dan Nabi Ismail) dalam menapak kehidupan mereka menjadi sejarah monumental petunjuk peribadatan bagi umat manusia, yaitu petunjuk ibadah kurban dan kewajiban ibadah haji.
Keimanan, kesabaran, dan keikhlasan dalam menghambakan diri kepada Allah dari kurban Ismail, menjadi teladan abadi ritual ibadah kurban.
Keimanan, kesabaran, keihlasan dan ketaatan siti Hajar pada suaminya Nabi Ibrahim dalam menjalankan perintah Allah di tinggalkan di bumi yang tandus tanpa bekal.
Kemudian terjadilah si bayi Ismail yang kehausan.
Sehingga Siti Hajar dalam kepanikan bolak-balik lari tujuh kali antara Shofa dan Marwa.
Berkah keimanan, kesabaran, keihlasan dan ketaatan Siti Hajar pada suaminya Nabi Ibrahim untuk menunaikan perintah Allah inilah telah diabadikan menjadi ritual sya’i dalam manasik ibadah haji.
Inilah pendidikan karakter yang diletakkan Nabi Ibrahim untuk dasar-dasar kehidupan bagi anak cucu keturunan Nabi Ibrahim, seluruh umat Islam untuk beriman, bersabar, bertawakal pada Allah SWT dengan selalu menjalankan perintah syariat-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Semoga kita semua mampu meneladani pendidikan yang telah diajarkan Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam.
Aamiin ya rabbal 'aalamiin.
Khutbah II
بارك اللــه لي ولكم فى القر اّن العطيم ونفعنى واياكم بما فيه من الاّيا ت و الذكر الحكيم وتقبل منى ومنكم تلا وته انه هو السميع العليم و قل رب اغفر وارحم وانت خير الر احمين
Demikian materi khutbah Idul Adha secara singkat, semoga bermanfaat. (*)