Wawancara Eksklusif
WANSUS Dono Widiatmoko: Piala Eropa Berdampak pada Penyebaran Kasus Covid-19
Disampaikan Dono saat berbincang bersama Staf Direksi Tribun Network Hasanah Samhudi dan Manajer Pemberitaan Tribun Network Rachmat Hidayat.
TRIBUNJATENG.COM - Pakar Kesehatan Masyarakat dan Pengajar Program Pascasarjana bidang Kesehatan Masyarakat University of Derby Inggris, Dono Widiatmoko menceritaka bagaimana Piala Eropa 2020 berdampak terhadap angka positif Covid-19 di Inggris.Dono mengatakan vaksin memang tidak mengurangi angka penularan orang positif Covid-19. Ia menyontohkan, masyarakat di Inggris terutama kategori orang dewasa sudah 60 persen divaksin. Namun, penularan tetap tak terhindarkan."Contohnya waktu Skotlandia VS Inggris ada 2.000an pendukung Skotlandia ke Wembley, begitu balik ke Skotlandia 60 persen positif," ujar Dono.
Disampaikan Dono saat berbincang bersama Staf Direksi Tribun Network Hasanah Samhudi dan Manajer Pemberitaan Tribun Network Rachmat Hidayat.
Namun, vaksin terbukti mengurangi jumlah pasien bergejala berat akibat Covid-19. Di Inggris, lanjut Dono, jumlah pasien bergejala berat cendurung menurun, meski angka positif Covid-19 masih dikisaran 30 ribuan per harinya."Dari data yang ada, walau naik drastis ada 30 ribu kasus per hari. Hari ini 32 ribu orang per hari. Naik 40 persen dari Minggu lalu. Tapi angka rawat di rumah sakit kenaikannya rendah," tutur Dono.
Berikut petikan wawancara Tribun Network bersama Dono Widiatmoko:
Apa saja vaksin yang digunakan di Inggris?
Menggunakan tiga jenis vaksin, Astra Zeneca, Pfizer, Moderna. Vaksinasi di sini sudah mengcover seluruh masyarakat dewasa. Di bawah 18 tahun belum. Ada beberapa ceruk populasi yang masih hesitate terhadap penggunaan vaksin.
Yang masih, mereka tahu covid ini resiko tinggi. Tapi masih ragu-ragu dalam vaksin. Mungkin ini pengaruh sosial media, banyak teori konspirasi, cerita-cerita yang mempengaruhi. Ada beberapa teman saya yang termakan informasi.
Sanksi bagi mereka yang melanggar seperti apa?
Di Inggris ada legal requirement unutk social distancing, pakai masker di tempat umum atau indoor, tapi penanganan tidak tangan besi. Akan memberikan denda bagi yang melanggar.
Pemerintah Inggris akan merelaksasi semua aturan, 18 Juli Inggris akan membuka aturan. Aturan orang harus menggunakan masker, akan diserahkan ke masing-masing individual. Bukan berlaku umum, tapi diserahkan ke masing institusi dan individu.
Social distancing diserahkan ke masing-masing individu. Sekarang masyarakat, kalau berpas-pasan di jalan, tetap mengambil jarak. Kalau di jalan, ketemu tetangga masih jaga jarak. Kemudian beebrapa aturan lain akan direlaksasi.
Bahkan Agustus ada wacana mereka yang sudah vaksin, kalau terinfeksi tidak perlu isolasi mandiri. Ini gabungan antara ilmu pengetahuan dan kompromi ekonomi. Karena desakan dari sektor ekonomi untuk menormalisasi roda ekonomi kuat sekali. Sudah satu tahun lebih down.
Sementara universitas-universitas yang fokus mahasiswa dari luar negeri, berkurang drastis. Mal-mal, supermarket, sudah tertekan ekonomi. Industri transportasi, airlines sudah menuntut relaksasi. Apalagi dilihat dari dampak yang sudah menurun.
Memang angka terinfeksi meningkat tapi jumlah pasien yang dirawat tidak meningkat tajam. Dan jumlah kematian juga turun drastis. Dari science vaksin-vaksin di Inggris berhasil menurunkan jumlah orang dirawat.
Kita tidak terlalu bisa menahan covid, mungkin akan ada varian baru lagi, lockdown secara terus menerus pertanyaannya sampai kapan. Harus ada komprominya di mana. Pertimbangan resiko apa, adalah kalau gagal rumah sakit akan penuh lagi.
Memang tidak ada kebijakan yang benar-benar sahih. Kalau rumah sakit meningkat lagi ya balik lagi. Tapi yang penting pelajarannya, kebijakan harus berbasis data. Vaksin apa yang digunakan, obat apa yang digunakan, harus menggunakan data. Bukan pertimbangan atas dorongan atau desakan.
Apalagi sumber daya kita terbatas, pengennya semua hal kita lakukan, semua obat dicoba, tapi ujung-ujungnya harus ada yang bayarin. Duitnya dari mana. Inggris sudah berhutang besar sekali. Negara ini sudah berdarah-darah.
Bagaimana dampak Piala Eropa terhadap Covid-19?
Sebenarnya sudah dibuktikan bahwa vaksin ini tidak mengurangi penularan. Tidak memutus penularan Contohnya waktu Skotlandia VS Inggris ada 2.000an pendukung Skotlandia ke Wembley, begitu balik ke Skotlandia 60 persen positif.Jadi sudah bisa dipastikan bahwa angka covid akan naik. Jadi tidak memutus infeksi, tetapi yang kita lihat apakah jumlah pasien naik drastis yang mesti dirawat. Dari data yang ada, walau naik drastis ada 30 ribu kasus per hari. Hari ini 32 ribu orang per hari. Naik 40 persen dari Minggu lalu.
Tapi angka rawat di rumah sakit kenaikannya rendah. Jadi sekarang 1 hari yang dirawat di rumah sakit 386 orang per hari. Jauh dibandingkan 32 ribu orang yang terinfeksi. Karena yang dirawat hanya mereka yang bergejala perlu dirawat. Yang ringan tidak.
Angka meninggal rendah sekali, angka kematian di Inggris bukan akibat covid, tetapi mereka yang teridentifikasi positif dan meninggal setelah 28 hari mereka dikategorikan covid related. Sampai hari ini 33 orang kematian.Bila dibandingkan jumlah infeksi meningkat tajam, angka ini relatif. Itu yang jadi pertimbangan mengapa, kegiatan-kegiatan diperbolehkan. Sebetulnya semifinal kapasitas Wembley hanya boleh 60 persen. Tapi saat semifinal boleh di atas. Buat final boleh 90 persen.
Waktu Hungaria vaksin menggunakan sputnix. Kebijakan ini pasti ada resikonya. Tapi kita lihat kedepan, nampaknya sejauh ini vaksinasi bisa menekan angka perawatan di rumah sakit. Mudah-mudahan demikian terus. (tribun network/denis destryawan)