Serie A Liga Italia
Apa Jadinya Giroud di AC Milan, Setajam Ibrahimovic Atau Melempem Seperti Mandzukic?
Apa Jadinya Giroud di AC Milan, Setajam Ibrahimovic Atau Melempem Seperti Mandzukic?
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: abduh imanulhaq
Sejak ditinggalkan oleh Filippo Inzaghi, nomor 9 AC Milan tak pernah akrab dengan pemilik barunya.
Meski bergonta-ganti pemain memilih untuk menggunakan angka keramat tersebut, nyatanya tak bisa tampil moncer bersama AC Milan.
Terakhir kali pemain yang memiliki nasib tragis ketika memakai angka 'kutukan' Rossoneri ialah Mario Mandzukic.

Musim lalu nomor sembilan dipilih oleh mantan striker Timnas Kroasia itu ketika membela panji Il Diavolo Rosso.
Namun sayang, dari 11 penampilan yang ia bukukan, mantan Attacante Juventus ini gagal mengkonversikan gol dan assist sama sekali.
Bukan kali pertama seorang pemain bakal tampil mengecewakan jika memilih nomor legendasris AC Milan itu.
Pemain lain yang memiliki nasib tak jauh beda dari Mandzukic ialah Pato, Luiz Adriano, Matri, Gonzalo Higuain hingga Fernando Torres.
Pada awal kedatangan Olivier Giroud, banyak Milanisti meminta untuk sang bomber tak memilih angka sembilan.
Namun sayang, Olivier Giroud memilih nomor tersebut, setidaknya untuk satu musim ke depan.
Di sini lah tugas sebenarnya dari Stefano Pioli untuk bisa membantu Giroud memutuskan kutukan angka tersebut.
Stefano Pioli memiliki andil besar apakah Olivier Giroud bakal menjadi The Next Mandzukic atau justru Ibrahimovic baru bagi publik San Siro.
Jika Giroud memiliki nasib seperti pemakai nomor 9 sebelumnya, praktis striker Timnas Prancis itu bakal menjadi pesakitan selama berseragam Rossoneri.
Namun jika Pioli mampu membuat striker 34 tahun itu menjadi Zlatan Ibrahimovic baru, maka peluang untuk memenangkan Scudetto makin terbuka.

Olivier Giroud sendiri memiliki nasib yang hampir mirip dengan Manduzkic. Yakni sebelum memutuskan untuk bergabung dengan AC Milan, keduanya jarang mendapatkan menit bermain.
Bedanya, Giroud musim lalu masih memiliki klub, namun Manduzkic adalah pengangguran ketika memutuskan untuk menjadi bagian Rossoneri.