Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Internasional

China Bantah Tuduhan AS dan Sekutu Soal Peretasan Microsoft Sebagai Trik Lama

China membantah tuduhan Amerika Serikat (AS) beserta sekutunya mengenai aksi peretasan terhadap Microsoft. Pihak China menyebut bahwa tudingan itu su

Editor: m nur huda
istimewa
Ilustrasi - Kampus Microsoft 

TRIBUNJATENG.COM - China membantah tuduhan Amerika Serikat (AS) beserta sekutunya mengenai aksi peretasan terhadap Microsoft.

Pihak China menyebut bahwa tudingan itu sudah berulangkali dilakukan. 

"AS telah berulang kali melakukan serangan tak berdasar dan fitnah jahat terhadap China pada keamanan siber,” kata juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu, dalam sebuah pernyataan pada Senin (19/7/2021) malam.

Menurut China, tuduhan adanya aksi peretasan terhadap Microsoft merupakan trik lama.

Baca juga: TKA China Tewas Oleh Mantan Karyawan di Sultra, Pelaku Masuk Pabrik Pakai ID Card Lama

Baca juga: Inggris Tempatkan 2 Kapal Perang Permanen di Asia, Akan Berangkat Lewati Laut China Selatan

Baca juga: AS dan Sekutunya Tuduh China Lakukan Aktivitas Dunia Maya Berbahaya

“Sekarang ini hanyalah trik lama, tanpa ada yang baru di dalamnya,” lanjut Liu seperti dikutip Anadolu Agency, Selasa (20/7/2021).

"Posisi pemerintah China tentang keamanan siber konsisten dan jelas. Kami dengan tegas menentang dan memerangi serangan siber dalam bentuk apa pun," tambah Liu.

Dia menolak keterlibatan pemerintah China atau personel terkaitnya dalam serangan siber dan mengatakan sangat sulit untuk melacak asal mula serangan siber.

"Tidak bertanggung jawab dan bermaksud buruk untuk menuduh pihak tertentu ketika tidak ada cukup bukti," tambah juru bicara itu.

Pada hari Senin, AS, Inggris, UE, dan NATO secara terbuka mengaitkan serangan Maret yang membahayakan puluhan ribu komputer dan jaringan di seluruh dunia dengan operator siber yang berafiliasi dengan Kementerian Keamanan Negara (MSS) China.

Departemen Kehakiman AS juga mengumumkan bahwa empat warga negara China telah didakwa bekerja sama dengan MSS untuk meretas sistem komputer perusahaan, universitas dan pemerintah untuk mencuri kekayaan intelektual dan informasi bisnis rahasia.

AS dan Sekutu Tuding Peretasan Mengancam Keamanan Nasional

Sebelumnya, Senin (19/7/2021), Amerika Serikat (AS) dan sekutunya menuding China melakukan aktivitas dunia maya "berbahaya".

Mereka berjanji memberikan konsekuensi.

China dituding melakukan pemerasan dan mengancam keamanan nasional, setelah empat warganya dituduh melakukan peretasan.

Dalam komentar yang bisa memperburuk hubungan Washington dan Beijing, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken juga menuduh China berada di balik peretasan besar-besaran Microsoft yang diungkapkan pada Maret.

Menurutnya tindakan itu adalah bagian dari "pola perilaku yang tidak bertanggung jawab, mengganggu, dan tidak stabil di dunia maya, yang menimbulkan ancaman besar bagi keamanan ekonomi dan nasional AS."

"Kementerian Keamanan Negara China (MSS) telah mengembangkan ekosistem peretas kontrak kriminal yang melakukan aktivitas yang disponsori negara dan kejahatan dunia maya untuk keuntungan finansial mereka sendiri," kata Blinken dalam sebuah pernyataan melansir AFP.

Sementara itu Departemen Kehakiman AS mengatakan empat warga negara China telah didakwa meretas komputer lusinan perusahaan, universitas dan badan pemerintah di AS dan luar negeri antara 2011 dan 2018.

"Sesuai bukti dari dakwaan tiga petugas MSS dan salah satu peretas kontrak mereka yang dipublikasikan Departemen Kehakiman hari ini, AS akan menjatuhkan konsekuensi pada pelaku siber jahat (China) atas perilaku tidak bertanggung jawab mereka di dunia maya," kata Blinken.

Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Australia, Kanada, Selandia Baru, Jepang, dan NATO bersatu melawan ancaman itu, kata seorang pejabat senior AS.

"Serangan siber di Microsoft Exchange Server oleh kelompok-kelompok yang didukung negara China adalah pola perilaku yang sembrono tetapi lazim," kata menteri luar negeri Inggris Dominic Raab dalam sebuah pernyataan.

Uni Eropa mengeluarkan pernyataan yang mengutuk perilaku China dan mendesaknya "mengambil semua tindakan yang tepat" untuk menekan kegiatan semacam itu.

 Aliansi yang dipimpin AS mengumumkan rincian tindakan terhadap China atas dugaan pelanggaran dunia maya, dan mengungkapkan 50 "taktik, teknik dan prosedur" yang digunakan oleh aktor dunia maya yang disponsori negara China, menurut pejabat senior AS.

Pejabat itu mengatakan sekutu AS berbagi saran teknis tentang bagaimana menghadapi China.

Bukan hanya Rusia

Peretasan Microsoft, yang mengeksploitasi kelemahan dalam layanan Microsoft Exchange, mempengaruhi setidaknya 30.000 organisasi AS termasuk pemerintah daerah serta organisasi di seluruh dunia.

Peretasan itu telah dikaitkan dengan kampanye spionase dunia maya China yang "luar biasa agresif".

"Negara-negara yang bertanggung jawab tidak akan sembarangan mengkompromikan keamanan jaringan global atau secara sengaja menyembunyikan penjahat dunia maya, apalagi mensponsori atau berkolaborasi dengan mereka," kata Blinken dalam pernyataannya menyinggung China.

Peretas kontrak ini, kata dia, merugikan pemerintah dan bisnis hingga miliaran dolar dalam kekayaan intelektual yang dicuri, pembayaran tebusan, dan upaya mitigasi keamanan siber. Sementara MSS China memiliki menggunakan uang itu sebagai upah.

Tuduhan serangan siber terhadap AS baru-baru ini difokuskan pada Rusia, bukan China.

Pekan lalu, Washington menawarkan 10 juta dollar AS (Rp145 miliar) untuk informasi tentang pemeras online asing, saat meningkatkan upaya untuk menghentikan peningkatan tajam serangan ransomware.

Para pejabat AS mengatakan bahwa banyak dari serangan itu berasal dari Rusia, meskipun mereka telah memperdebatkan sejauh mana ada keterlibatan negara. Rusia menyangkal bertanggung jawab.

Tahun ini telah terjadi serangkaian serangan ransomware krusial yang telah mengganggu jalur pipa utama AS, pengolah daging, dan perusahaan perangkat lunak Kaseya, yang memengaruhi 1.500 bisnis.

Sekitar 350 juta dollar AS (Rp 5 triliun) dibayarkan kepada aktor siber jahat tahun lalu, melonjak 300 persen dari 2019, menurut Departemen Keamanan Dalam Negeri AS.

"AS dan sekutu serta mitra kami tidak mengesampingkan tindakan lebih lanjut untuk meminta pertanggungjawaban (China)," kata pejabat AS itu, seraya menambahkan bahwa itu adalah pertama kalinya NATO mengutuk aktivitas dunia maya China.

"Kami mengedepankan pendekatan dunia maya bersama dengan sekutu kami, dan meletakkan harapan yang jelas tentang bagaimana negara-negara yang bertanggung jawab berperilaku di dunia maya," tambah pejabat itu. (*)

(Anadolu Agency/Serambinews/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di SerambiNews.com dengan judul China Bantah Tuduhan AS Atas Peretasan Microsoft dan Kompas.com dengan judul "Tuduh China Lakukan Aktivitas Dunia Maya Berbahaya, AS dan Sekutu Ancam Beri Konsekuensi "

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved