Penanganan Corona
Kendala RS di Kala Pandemi Covid-19, Kekurangan Tenaga Kesehatan, Buka Lowongan Sepi Peminat
Di masa pandemi virus corona, kebutuhan tenaga kesehatan menipis di beberapa daerah.
TRIBUNJATENG.COM, NTT - Di masa pandemi virus corona, kebutuhan tenaga kesehatan menipis di beberapa daerah.
Hal itu karena sebagian dari mereka ada yang gugur atau sakit.
Meski demikian, saat wabah menjamah berbagai daerah seperti saat ini, mencari tenaga kesehatan bukan perkara mudah.
Hal itu dialami Pelaksana Harian (Plh) Direktur RSUD Lewoleba Kabupaten Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT) Yusuf Lamabelawa.
Baca juga: Suami yang Gelisah Tidur Sendiri Tak Sengaja Pergoki Istri dan Selingkuhan, Warga Geger
Baca juga: UPDATE IHSG HARI INI : Jumat (23/7/2021) Turun di Awal Perdagangan, Asing Catat Net Sell
Baca juga: Jadwal Pelayanan Donor Darah PMI Kota Semarang Jumat 23 Juli 2021
Baca juga: UPDATE HARGA EMAS ANTAM HARI INI: Harga Stagnan di Rp 946.000 per Gram
Rumah sakit itu saat ini kekurangan tenaga kesehatan untuk menangani pasien Covid-19.
Keluhan itu disampaikan Yusuf kepada Plh Bupati Lembata Thomas Ola Langoday.
"Kita kurang tenaga kesehatan di ruang isolasi pasien Covid-19."
"Yang dibutuhkan bidan 20 orang dan perawat 10."
"Baru ada 18 orang, itu pun sudah ada beberapa yang sudah undur diri," ungkap Yusuf di Lembata, Kamis (22/7/2021).
Menanggapi keluhan itu, Thomas meminta rumah sakit segera menanggapi persoalan itu secara serius.
"Segara disampaikan apa-apa saja yang menjadi kekurangan, karena ini emergency sekali."
"Nakes yang sudah undurkan diri itu segera cari baru. Harus secepatnya," jelas Thomas.
Ia menegaskan, pasokan oksigen dan obat-obatan untuk pasien COVID-19 tidak boleh berkurang.
Dalam keadaan emergency seperti sekarang, kata Thomas, rumah sakit harus cepat berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten jika menemukan kendala di lapangan.
"Oksigen untuk saat ini cukup. Saya tidak boleh dengar ada keluhan dari keluarga pasien soal oksigen kurang, vitamin kurang dan lain-lain," kata Thomas.
Thomas juga meminta rumah sakit tak mengizinkan pasien yang memiliki penyakit bawaan menjalani isolasi mandiri di rumah atau hotel karantina.
Baca juga: Kabar Gembira! KMP Kalibodri Rute Kendal menuju Kumai Kalimantan Tengah Kembali Berlayar
Baca juga: Pertamina Kurban 85 Hewan untuk Wilayah Jawa Tengah dan DIY
Baca juga: Baru 16,9 Juta Penduduk yang Terima Vaksin Lengkap, Target 208 Juta, Kapan Herd Imunity Tercapai?
Baca juga: Waspada Hujan Hari Ini, Berikut Prakiraan Cuaca Semarang BMKG Jumat 23 Juli 2021
Pasien yang memiliki penyakit bawaan harus dirawat di rumah sakit agar bisa dibantu tenaga kesehatan yang ditunjang peralatan lengkap.
"Penangannya harus tegas supaya pasien yang sembuh semakin banyak daripada yang sakit atau meninggal," ungkapnya.
Berdasarkan data yang dirili Satgas Penanganan Covid-19 Lembata, tercatat 1.764 kasus positif Covid-19 hingga Kamis (22/7/2021).
Dari jumlah itu, 1.103 pasien dinyatakan sembuh, 35 orang meninggal, dan 626 kasus aktif. (*)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "RSUD Lembata Kekurangan Tenaga Kesehatan, Plh Direktur: Itu Pun Ada yang Mengundurkan Diri"