Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Respons Sandiaga Uno Soal Pengibaran Bendera Putih dari Pengusaha Hotel & Restoran

PHRI Garut mengibarkan bendera putih di setiap hotel di Garut, Jawa Barat, sejak Senin (19/7/2021). Bendera putih itu disertai gambar emoji menangis.

Editor: m nur huda
Tribun Jabar/Sidqi
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut mengibarkan bendera putih di setiap hotel di Garut, Senin (19/7/2021). Pengibaran bendera putih itu sebagai bentuk kekecewaan terhadap keadaan perhotelan dan restoran yang mengalami ketidakpastian di masa pandemi Covid-19. 

TRIBUNJATENG.COM - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia atau PHRI Garut mengibarkan bendera putih di setiap hotel di Garut, Jawa Barat, sejak Senin (19/7/2021).

Bendera putih itu disertai gambar emoji menangis.

Pengibaran bendera putih itu merupakan bentuk kekecewaan terhadap keadaan perhotelan dan restoran yang mengalami ketidakpastian di masa pandemi Covid-19.

Baca juga: Kasus Harian Covid-19 di Malaysia Tembus 15.000, Warga Mulai Kecewa, Muncul Gerakan Bendera Putih

Baca juga: Protes Kebijakan PPKM, Pengusaha Bus Pariwisata di Pati Konvoi Kibarkan Bendera Putih

Baca juga: PPKM Diperpanjang, Pedagang Kaki Lima Kompak Kibarkan Bendera Putih: Kami Sudah Babak Belur

Adanya hal tersebut, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memberikan respons usai aksi pengusaha hotel dan restoran di Garut tersebut.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno pun langsung berdiskusi dengan pihak PHRI.

Salah satu solusi yang ditawarkan Kemenparekraf adalah menggandeng PHRI Garut dan pemerintah daerah setempat untuk membuat sentra vaksinasi di Kota Garut.

Adapun, pembuatan sentra vaksinasi di Garut itu merupakan salah satu langkah lanjutan untuk menggeliatkan kembali sektor pariwisata dan ekonomi kreatif yang terpuruk akibat pandemi Covid-19.

“Memang saat ini bangs akita sedang menghadapi masa sulit, tapi saya yakin dengan bergandengan tangan, kita bisa bangkit,” kata Sandiaga dikutip dari Antara, Sabtu (24/7/2021).

Menparekraf juga mengajak PHRI Garut untuk mengibarkan bendera Merah Putih sebagai simbol untuk bangkit dari pandemi Covid-19.

Bender aitu merupakan bentuk rasa optimistis pihak hotel dan restoran dalam menghadapi situasi sulit seperti ini Bendera akan diproduksi oleh pelaku ekonomi kreatif (ekraf) di Garut, sehingga membuka peluang usaha dan memastikan roda perekonomian sektor ekraf setempat tetap berputar.

Usulan Sandiaga lainnya adalah agar pengusaha hotel dapat menjadikan akomodasi mereka sebagai lokasi istirahat para tenaga kesehatan yang memerangi Covid-19.

Hal itu diharapkan bisa membantu penanganan Covid-19 sekaligus agar hotel-hotel di Garut bisa tetap beroperasi.

Selain usulan tersebut, Kemenparekraf juga tengah menyiapkan upaya pemulihan dengan menggencarkan sosialisasi sertifikat CHSE (cleanliness, health, safety, environment sustainability) atau kebersihan, kesehatan, keamanan, dan kelestarian lingkungan.

Rencananya, ribuan usaha di Kota Garut akan segera memiliki sertifikat CHSE.

Proses sertifikasi dan verifikasi akan dimulai minggu depan.

“Tahun ini kita menargetkan ada 6.300 usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang usahanya tersertifikasi CHSE,” kata Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf Fadjar Utomo.

Bendera putih dengan emoji menangis

Sebelumnya, diberitakan bahwa PHRI Garut mengibarkan bendera putih di setiap hotel di Garut, Jawa Barat, senin (19/7/2021).

Bendera putih itu disertai gambar emoji menangis.

Pengibaran bendera putih itu merupakan bentuk kekecewaan terhadap keadaan perhotelan dan restoran yang mengalami ketidakpastian di masa pandemi Covid-19.

Pengibaran bendera putih ini adalah sebuah refleksi hati kita yang menangis.

Kita di tempat usaha sendiri seperti orang yang sudah meninggal," ujar Ketua PHRI Garut Deden Rohim dilansir dari Kompas.com, Selasa (20/7/2021).

Ia melanjutkan, PPKM Darurat makin memperparah kondisi hotel dan restoran di Garut.

Padahal, pihaknya sudah berjibaku sekuat tenaga hampir dua tahun ini.

PKL Kibarkan Bendera Putih

Sebelumnya, Perpanjangan PPKM meski hanya lima hari membuat pedagang kaki lima semaki kesulitan.

di Rangkasbitung, Lebak, Banten, para PKL kompak memasang bendera putih di gerobak mereka.

Bendera putih pertanda mereka sudah menyerah dengan keadaan.

Sejumlah pedagang kaki lima di Rangkasbitung, Lebak, Banten, memasang bendera putih di gerobak mereka protes PPKM Darurat diperpanjang, Rabu (21/7/2021)
Sejumlah pedagang kaki lima di Rangkasbitung, Lebak, Banten, memasang bendera putih di gerobak mereka protes PPKM Darurat diperpanjang, Rabu (21/7/2021) ((KOMPAS.COM/ACEP NAZMUDIN))

Selain itu juga merupakan aksi protes lantaran Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) diperpanjang.

Di Jalan Iko Jatmiko, sedikitnya belasan gerobak yang dipasang bendera putih.

Mereka terdiri dari penjual gorengan hingga penjual bubur ayam.

"Baru dipasang tadi bareng mahasiswa, biar pemerintah tahu kalau kita sudah babak belur," kata Warjoko salah satu PKL yang berjualan gorengan di depan RSUD dr Adjidarmo, Rabu.

Dia mengatakan, sudah bingung apa yang akan dilakukan.

Sejak PPKM Darurat diberlakukan, dia dan penjual lain di sepanjang Jalan Iko Jatmiko, hanya bisa pasrah lantaran penjualannya terus menurun.

Kata dia, sejak PPKM Darurat, ada aturan pedagang hanya boleh buka sampai pukul 20.00 WIB saja.

Tapi jalan sudah ditutup sejak pukul 19.00 WIB.

"Saya baru buka sore, biasanya sampai jam 12 malam, tapi sekarang jam 7 malam saja sudah tidak ada pembeli, banyak gorengan yang mubazir tidak terjual," kata dia.

Dia menyebutkan, omzet penjualannya menurun drastis hingga 60 persen.  

Ada pula pedagang lain yang memasang bendera putih adalah Eni.

Dia berharap dengan dipasang bendera putih pemerintah akan peduli jika pedang kecil seperti dirinya sangat terdampak namun minim dapat bantuan.

"Sangat parah dampaknya, biasanya dalam sehari saya bisa menjual 100 cup minuman, tapi sekarang 20 saja Alhamdulillah," kata Eni.

Eni mengatakan, karena PPKM dia harus pintar-pintar mengelola keuangan dari hasil penjualan.

Dia banyak berhemat dengan cara mengurangi jatah makanan bagi dirinya dan keluarga.

"Sekarang mah makan sepiring berdua saja sudah Alhamdulillah, tidak memikirkan lauknya apa, ketemu nasi saja sudah bersyukur," kata dia.

Bukan hanya dirinya yang merasakan langsung dampaknya, tapi juga suaminya yang berprofesi sebagai tukang ojek.

Katanya, sejak PPKM, suaminya memilih berjualan dengannya lantaran sepi penumpang.

"Apalagi ada kebijakan jalan ditutup, di atas jam 7 malam nggak bisa kemana-mana karena banyak jalan yang ditutup, penumpang tidak ada," kata dia.

Sementara pedagang lain, Jefri, berharap mendapat bantuan dari pemerintah.

Sejak PPKM, kata dia, belum pernah mendapat bantuan sama sekali baik beras maupun uang.

Kata Jefri, pedagang lain pernah mendapat bantuan beras dari petugas yang berkeliling memberi bantuan, namun dirinya tidak dapat lantaran gerobaknya sudah tutup lebih dulu.

"Besoknya saya tanyakan ke petugas, katanya harus divaksin dulu kalau mau dapat, sementara saya belum divaksin, dulu enggak kebagian karena antri," kata Jefri.  

Sementara itu, Asisten Daerah (Asda) I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Kabupaten Lebak, Alkadri, mengatakan hingga saat ini, bantuan untuk PKL sudah disalurkan sejak PPKM digulirkan awal Juli lalu.

Ada pun bantuan sebanyak 4,5 ton beras hingga kini sudah disalurkan.

"Sudah kita salurkan langsung, paket sembako terdiri dari beras lima kilogram hingga minyak goreng, melalui Satpol-PP turun langsung langsung untuk para PKL di Rangkasbitung," kata Alkadri kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Rabu.

Selain disalurkan langsung, bantuan juga diberikan pada para pedagang di pasar dan PKL yang berminat melakukan vaksinasi.

Kata Alkadri, secara berkala Pemkab Lebak mengadakan vaksinasi massal untuk pedagang dan PKL, setelahnya mereka akan mendapat paket sembako.

"Iya pengen dorong harus vaksin dulu, mereka supaya vaksin dulu, mereka tinggal datang ke tempat vaksin nanti dapat paket sembako," kata dia.

Minggu-minggu ini, kata dia, vaksinasi massal akan digelar khusus untuk pedagang dan PKL di Rangkasbitung.

Ada pun bagi PKL yang belum divaksinasi dan belum dapat bantuan dia sarankan untuk datang. (*)

(*)

Berita terkait bendera putih

Berita terkait Sandiaga Uno

Berita terkait PKL

Berita terkait PPKM

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tanggapi Bendera Putih Pengusaha Hotel dan Resotran di Garut, Sandiaga Ajak Dirikan Sentra Vaksinasi dan Pasang Bendera Putih di Gerobak, Pedagang: Biar Pemerintah Tahu, Kita Sudah Babak Belur

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved