Olimpiade Tokyo 2020

Kisah Yusra Mardini, Pernah 3 Jam di Lautan Selamatkan Diri, Kini Tampil di Olimpiade Tokyo 2020

Tak disangka, seorang perempuan Yusra Mardini yang memiliki pengalaman buruk berenang di lautan hingga 3 jam untuk menyelamatkan diri, kini bisa tampi

Editor: m nur huda
Instagram/yusramardini
Yusra Mardini merupakan perenang dari tim olimpiade pengungsi (Refugee Olympic Team) di Olimpiade Tokyo 2020. 

TRIBUNJATENG.COM - Tak disangka, seorang perempuan Yusra Mardini yang memiliki pengalaman buruk berenang di lautan hingga 3 jam untuk menyelamatkan diri, kini bisa tampil di Olimpiade Tokyo 2020 bersama para atlet dari seluruh penjuru dunia.

Pesta olargara Olimpiade Tokyo 2020 telah resmi digelar pada 23 Juli 2021 dan berakhir pada 8 Agustus 2021 mendatang.

Yusra Mardini merupakan salah satu atlet yang berlaga di ajang Olimpiade bergengsi tersebut.

Ia mengungkapkan bagaimana renang pernah menyelamatkan diri.

Yusra Mardini merupakan perenang dari tim olimpiade pengungsi (Refugee Olympic Team) di Olimpiade Tokyo 2020.

Dia adalah salah satu dari 29 atlet pengungsi yang dipilih untuk bersaing di Olimpiade Tokyo 2020.

Ia adalah seorang pengungsi asal Suriah, yang kini berada di bawah perlindungan Jerman.

"Saya tahu bahwa saya mungkin tidak membawa bendera negara saya, tetapi saya membawa bendera Olimpiade yang mewakili seluruh dunia," kata Yusra, dikutip dari Olympics.com.

Sebelum perang di Suriah, Yusra adalah perenang yang mewakili negaranya di kejuaraan internasional. 

Saat perang semakin mengganas, Yusra dan saudara perempuannya meninggalkan Damaskus pada awal Agustus 2015 dan mencapai Berlin, Jerman pada September 2015.

Sejak itu, Yusra berlatih di klub Wasserfreunde Spandau 04, yang merupakan mitra Elite Schools of Sport di Berlin.

Dia terpilih untuk berkompetisi di Olimpiade Rio 2016 sebagai bagian dari Tim Olimpiade Pengungsi pertama, dan ditunjuk sebagai Duta Niat Baik UNHCR termuda pada April 2017.

Melansir dari The Vocket, ketika dia dan saudara perempuannya meninggalkan Suriah pada tahun 2015, perahu yang mereka tumpangi mogok dan hampir tenggelam dalam perjalanan ke Eropa.

Dalam bahaya, Yusra dan saudara perempuannya melompat ke air untuk mendorong dan menarik perahu dan berenang selama lebih dari tiga jam sebelum mencapai pantai untuk menyelamatkan diri dan 20 pengungsi lainnya.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved