Berita Jakarta
Penting Temukan OTG, Pemerintah Mulai Laksanakan Perluasan Testing dan Tracing Covid-19
Pemerintah resmi memulai program peningkatan testing dan tracing covid-19 pada pekan ini, bersamaan dengan perpanjangan kebijakan
Ia pun memberi beberapa saran agar pemerintah bisa memperbesar jumlah testing covid-19, yakni dengan memperluas jumlah laboratorium untuk pemeriksaan spesimen. "Tempat testingnya dulu harus dipermudah," tuturnya.
Ede menilai, seharusnya ada tim dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang memiliki tugas mengecek mitra laboratorium baru agar tempat testing semakin banyak. Kemudian, pemerintah juga bisa mempermurah biaya tes laboratorium polymerase chain reaction (PCR), agar masyarakat bisa dengan mudah menjangkau.
"Atau bahkan dalam kasus tertentu kan kalau hasil tracing itu dia (masyarakat-Red) digratiskan, tapi di fasilitas milik pemerintah, nah itu diperbanyak tempatnya. Dengan demikian lebih mudah untuk dilakukan testing," paparnya.
Benar-benar kontak erat
Sedangkan hal terakhir yang harus diperhatikan, Ede menyatakan, adalah penguatan tracing juga perlu dilakukan agar kasus covid-19 yang ditangkap benar-benar berasal dari kontak erat.
"Jadi bukan kemudian orang menggiring orang 'ayo testing-testing', padalah dia bukan kontak erat. Itu sih sama saja memperbesar jumlah testing, tapi tidak menangkap kasus yang sebenarnya harus dites. Tracing itu harus benar, oleh petugas yang terlatih," ungkapnya.
Adapun, pemerintah berupaya meningkatkan pengetesan atau testing covid-19 di wilayah padat penduduk di tujuh wilayah aglomerasi Jawa dan Bali. Targetnya angka testing dapat mencapai 400.000 orang/hari.
Pengetesan atau testing dibutuhkan dalam mencari kasus positif Covid-19 di dalam negeri. Sehingga nantinya penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan mencegah terjadinya penularan yang lebih luas.
"Program testing dan tracing yang akan dipimpin Panglima TNI akan dimulai minggu ini," ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, saat konferensi pers usai rapat terbatas, Senin (26/7).
Budi menyebut, angka tes di Indonesia memang mengalami fluktuasi. Pada hari libur, angka tes cenderung akan menurun, dan kembali meningkat pada hari kerja. Hal itu terjadi karena pengaruh sejumlah laboratorium pemeriksaan sampel covid-19 yang tutup pada hari libur.
Namun, Budi mengklaim, angka testing Indonesia telah mencapai 220.000 hingga 300.000 orang per hari. "Testing itu penting untuk identifikasi secara dini dia (seseorang-Red) positif atau tidak," jelasnya.
Sebagai informasi, dalam satu minggu terakhir angka tes di Indonesia mencapai 1,11 juta orang. Dari angka tersebut, angka rasio kasus positif covid-19 sebesar 26,64 persen.
Budi menyebut, pada pekan lalu angka tes turun karena terdapat hari libur keagamaan Hari Raya Idul Adha. Setelah masa libur tersebut, angka tes disebut mulai kembali naik.
Ia memastikan, jumlah laboratorium dan alat tes siap untuk menggenjot tes covid-19 sesuai dengan target yang dipatok. "Kami sudah mapping seluruh laboratorium di Jawa-Bali, ada sekitar 720 laboratorium, kami lihat kapasitasnya, dan kami pastikan agar mereka punya produktivitas sama," terangnya.
Kapasitas pengujian tersebut dibutuhkan untuk memastikan peningkatan testing dilakukan secara merata, bersamaan dengan dimulainya kegiatan peningkatan testing.
Selain kapasitas laboratorium, Budi juga memastikan ketersediaan alat tes. Pengetesan akan dilakukan menggunakan alat tes cepat antigen.