Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Cerita Fabel

Dongeng Kancil dan Pak Tani

Dongeng Fabel Kancil dan Pak Tani.. Tiba-tiba Kancil melihat hamparan hijau. Ya, itu adalah ladang Pak Tani, yang menanami ladangnya dengan ketimun.

Penulis: Puspita Dewi | Editor: abduh imanulhaq
Youtube/ Riri Cerita Anak Interaktif
Dongeng Fabel Kancil mencuri timun Pak Tani 

Dongeng Kancil dan Pak Tani

TRIBUNJATENG.COM - Berikut dongeng pengantar tidur anak, Kancil mencuri timun Pak Tani :

“Kruukk…krruuk,” Kancil mengelus perutnya yang dari tadi mengeluh lapar, dan tenggorokannya pun sangat kering. Hari amatlah panas. Kancil berjalan sendirian. Tadi dia memang bersama teman-temannya meninggalkan hutan kecil tempat tinggal mereka yang terbakar. Sekarang, teman-temannya sudah meninggalkannya.

Kancil duduk bersandar karena matanya berkunang-kunang. Tiba-tiba ia melihat hamparan hijau. Ya, itu adalah ladang Pak Tani, yang menanami ladangnya dengan ketimun. Air liur Kancil menetes. Ia berfikir untuk mencuri timun

“Ah, aku akan memakan timun Pak Tani,” kata Kancil. “Kalau cuma makan sedikit pasti tidak apa-apa.”

Kancil menyusup lewat celah pagar ladang Pak Tani dan mengunyah sebuah ketimun. “Krrss, hmmm, segar sekali.”

Kancil mencuri timun dalam dongeng Kancil dan Pak Tani
Kancil mencuri timun dalam dongeng Kancil dan Pak Tani (Youtube/ Riri Cerita Anak Interaktif)

“Satu lagi, ah. Lalu aku akan menyusul teman-teman.” Kancil memetik satu lagi, memakannya. Satu lagi, satu lagi, sampai ia kekenyangan dan tertidur. Kancil terkejut karena hari sudah sore. Ia segera meninggalkan ladang itu.

Pak Tani kaget kebun timunnya rusak
Pak Tani kaget kebun timunnya rusak (Youtube/ Riri Cerita Anak Interaktif - Dongeng Kancil dan Pak Tani)

Saat tiba di ladang, Pak Tani kaget melihat ketimunnya banyak yang hilang, hanya tersisa sampah ujung ketimun.. “Aduh, bagaimana ini,” keluh Pak Tani. “Aku tidak jadi panen. Siapa yang berani mengambilnya, ya?”

Bu Tani berkata, “Kita takut-takuti dia dengan orang-orangan, Pak. Siapa tahu, dia tidak berani datang lagi.”

“Ide bagus, Bu. Ayo, kita buat sekarang.”

Mereka membuat orang-orangan dari jerami dan menggunakan baju bekas dan caping Pak Tani.

Esok harinya, Si Kancil memasuki ladang itu lagi.

Baca juga: Dongeng Kancil dan Buaya di Sungai

Baca juga: Dongeng Kancil dan Harimau Mencari Sabuk Raja

Baca juga: Fabel Landy Landak yang Kesepian

Baca juga: Fabel Siput dan Kelinci yang Sombong Lomba Lari

“Apa? Pak Tani berjaga di ladangnya?” serunya terkejut.

Ia menunggu sampai Pak Tani pergi, namun kelihatannya Pak Tani betah berjaga di sana. Tapi, mengapa Pak Tani diam dan melotot terus seperti itu, ya? Kancil memberanikan diri untuk memasuki ladang dan Pak Tani tidak mengusirnya. Akhirnya Kancil mengerti, bahwa itu hanya orang-orangan yang dibuat seperti Pak Tani.

“Ayo, makan bersamaku, Pak Tani!” ajaknya dan mengambil caping orang-orangan itu. Ia makan sampai kenyang sambil nyender ke tubuh orang-orangan itu. Setelah kenyang, Kancil segera pergi.

Sorenya, Pak Tani terkejut karena ketimunnya tetap hilang. “Ulah siapa, sih, ini?” katanya geram.

“Sepertinya pencurinya sudah tahu jika ini orang-orangan dan bukan bapak,” kata Bu Tani. “Bagaimana jika kita melumuri orang-orangan ini dengan getah, sehingga akan membuat lengket pencurinya?”

Lalu mereka  melumuri tubuh orang-orangan itu dengan getah buah Nangka.

Esoknya, Kancil datang lagi. “Wah, Pak Tani, kamu masih disitu,” katanya lalu mulai memetik ketimun dan mulai memakannya sambil menyenderkan tubuhnya. Selesai makan, ia berniat pergi. Tapi, oh-oh, badannya lengket menempel ke orang-orangan itu!

Tiba-tiba datanglah Pak Tani. Kancil tidak berkutik, dia harus siap-siap dihukum.

“Oooh, rupanya kamu yang memakan hasil jerih payahku?” Pak Tani berkacak pinggang.

“Ampun, Pak Tani, maafkan aku. Hutan kecil kami terbakar beberapa hari lalu.” Kancil memohon.

“Ya, tapi, tetap saja mencuri itu tidak baik. Enaknya, saya kasih kamu hukuman apa, ya?” Pak Tani tetap kesal.

“Bagaimana jika kita hukum dia membereskan ladang selama seminggu dan menanami bibit ketimun lagi, Pak?” usul Bu Tani.

Kancil pun menerima hukuman itu. Ia tahu bahwa memang dia bersalah. Dia bekerja dengan rajin dan berharap Pak Tani sungguh-sungguh memaafkannya.  Akhirnya, hari terakhir hukuman si Kancil tiba.

“Terimakasih sudah bekerja dengan rajin, Kancil. Jangan mencuri lagi, karena perbuatan itu merugikan orang lain. Lebih baik kamu berusaha dengan jerih payahmu sendiri. Ini bekal ketimun untukmu di hutan nanti,” Kata Pak Tani sambil menyerahkan sekarung ketimun.

“Aku meminta maaf sekali lagi atas kesalahanku, Pak Tani. Terima kasih tidak menghukumku lebih berat. Aku berjanji tidak mencuri lagi.” Kancil berkata penuh penyesalan.

Kancil kembali ke hutan. Ketimun pemberian itu selain dia makan tapi juga juga menyisihkan sebagian untuk ditanam di kebunnya sendiri, supaya dia juga bisa panen timun.

Artikel ini telah tayang di Gramedia.com dengan judul 7 Dongeng Si Kancil Terbaik Sepanjang Masa Penuh Nasihat

 

(*)

Baca juga: Fabel Persahabatan Burung Camar dan Burung Hantu

Baca juga: Fabel Gajah dan Semut Kecil

Baca juga: Fabel Persahabatan Burung Jalak dan Kerbau

Baca juga: Fabel Burung Udang dan Ikan Toman

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved