PPKM Level 4
KONDISI TERKINI : Kamar Jenazah dan Isoter Rumdin Kota Semarang Jelang PPKM Level 4 Berakhir
Kasus Covid-19 di Kota Semarang menunjukan tren menurun yang berimbas pada sepinya tempat isolasi terpusat di Kota Semarang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kasus Covid-19 di Kota Semarang menunjukan tren menurun yang berimbas pada sepinya tempat isolasi terpusat di Kota Semarang.
Selain itu, kamar jenazah di sejumlah rumah sakit di Kota Semarang juga tak ada lagi antrean panjang jenazah Covid-19.
Para jajaran relawan pemulasaran jenazah kini juga sudah tak sesibuk saat lonjakan kasus pandemi beberapa waktu lalu.
Menurut Kepala Tempat isolasi terpusat (Isoter) Rumah Dinas (Rumdin) Walikota Semarang, Drg. Rahma Defi. M.Kes, kondisi isoter rumdin sempat penuh ketika terjadi lonjakan kasus Covid-19 sebelum PPKM Darurat diberlakukan.
Bahkan pihaknya sesuai intruksi Walikota Semarang Hendi sempat meningkatkan kapasitas rumdin dari 170 tempat tidur menjadi 206 tempat tidur.
“Ketika itu rumdin itu full, belum lagi indent yang masih antre ada 100an orang,” terangnnya kepada Tribunjateng,com.
Dia melanjutkan, kondisi mulai berkurangnya pasien terjadi pada dua minggu terakhir. Tenda darurat yang sempat terpasang di halaman rumdin sudah dibongkar.
Untuk pasien hanya terisi 90 TT atau 50 persen dari kapasitas. Begitupun dengan antrean pasien juga jauh berkurang apalag dibukanya isoter lain selain rumdin seperti di asmara haji dan lainnya.
Tren menurunya jumlah pasien terus terjadi, seminggu terakhir pasien hanya ada sekitar 50 TT yang terisi.
Sedangkan di ruang pengawasan yang diisi oleh pasien dengan kondisi sedang yang belum bisa dirujuk ke rumah sakit awalnya penuh namun lima hari terakhir jauh berkurang.
“Di ruang pengawasan dari 18 TT kini hanya delapan pasien yang berada di ruang tersebut,” bebernya.
Dia menjelaskan, para tenaga medis di Isoter Rumdin tetap siaga terutama memantau pasien di ruang pengawasan.
Di rumdin ada empat dokter, paramedis dari perawat dan bidan sejumlah 15 orang, cleaning service sembilan orang, driver satu orang.
“Memang agak gemuk komposisi nakes di rumdin karena menghadapi lonjakan kasus kemarin,” terangnya.
Sementara itu, Kepala kamar jenazah RSUP dr.Kariadi Semarang dr. Raden Panji Uva Utomo, MH., Sp. KF mengatakan, jumlah jenazah covid-19 turun drastis selepas penerapan PPKM Darurat.
Ketika kasus Covi-19 melonjak setiap hari pihaknya menangani 40-50 jenazah Covid-19 . Kini, jenazah yang ditangani hanya 5 sampai 8 jenazah Covid-19.
“Iya selepas PPKM Darurat jenazah Covid-19 yang kami tangani turun banget,” terangnya kepada Tribunjateng.com.
Meski demikian, ia mengaku, tetap gencar melakukan pelatihan pemulasaran jenazah kepada para relawan di Kota Semarang. Ia menyebut, hampir seluruh relawan di tiap Kecamatan Kota Semarang telah mendapatkan pelatihan pemulasaran.
Namun ada tiga tim yang paling siap diterjunkan dilapangan untuk menangani jenazah Covid-19 yakni tim Ronggolawe, Tim Brimob Simongan dan PMI Kota Semarang melalui jaringan relawannya dari KSR, TSR, dan Sibat.
Diharapkan selepas mereka terlatih melakukan pemulasaran maka ketika ada lonjakan kasus kembali, pihaknya akan lebih siap dalam melakukan penanganan jenazah Covid-19.
“Kemarin kami akui agak kewalahan,selepas pelatihan yang kami lakukan kepada relawan harapannya semua lebih siap,” terangnya.
Ketua tim Ronggolawe, Lucky menjelaskan, timnya yang bertugas melakukan pemulasaran jenazah terpapar Covid-19 tak lagi sesibuk tiga minggu lalu.
Pihaknya sekarang hanya menangani satu sampai dua jenazah Covid-19. Angka itu sangat mencolok saat tren kasus Corona yang tengah melonjak yang mana tim tersebut mampu menangani 10 sampai 15 jenazah Covid-19.
"Iya sekarang sudah turun drastis jadi bisa lebih santai," terang Ketua Ronggolawe, Lucky kepada Tribunjateng.com, Kamis (29/7/2021).
Menurutnya, tim tersebut memanfaatkan waktu luang seperti ini dengan melakukan berbagai kegiatan sosial seperti bagi nasi bungkus bagi warga terdampak PPKM maupun bagi masker untuk meningkatkan kedisiplinan warga terkait prokes.
Tak hanya itu, kelompoknya juga berbagi keahilan dan pengalaman terkait tugas pemulasaran dan pemakaman ke lembaga atau komunitas lainnya seperti PMI, Banser, Brimob Simongan dan lainnya.
Dari berbagi pengalaman tersebut, dia berharap semakin banyak pihak yang peduli terhadap penanganan Covid-19 sehingga tak membebani rumah sakit dan tenaga kesehatan.
"Kami intensifkan kegiatan itu untuk mengisi waktu luang kami di tengah menurunnya angka kematian Covid sehingga ketika ada lonjakan kasus lagi kami lebih siap," ungkapnya.
Pihaknya juga menegaskan, tak akan terlena dengan keadaan sebab diprediksi ketika PPKM selesai dan ada kelonggaran bisa saja kasus Covid-19 melonjak.
"Kami berharapan pandemi segera berakhir atau minimal tak ada kematian Covid-19 karena vaksinasi sudah dipercepat akan tetapi kami harus siap dengan kemungkinan terburuk," terangnya.
Dilansir dari laman https://siagacorona.semarangkota.go.id/ kasus postif Corona, update terakhir pada Sabtu 31 Juli 2021 pukul 19.00, kasus terkonfirmasi 80.616 dari kasus sebelumnya 80.039.
Rincian, dirawat 1.051 pasien, sembuh 73.650, meninggal 5.915. Kasus suspek sebanyak 199 kasus dan 153 kasus probable. (Iwn).
Baca juga: Pasien Positif Corona Dijamin Bisa Nyoblos di Rumdin Wali Kota Semarang dan Hotel Kesambi Hijau
Baca juga: 87 Pasien Covid-19 yang di Karantina Rumdin Wali Kota Semarang Dinyatakan Sembuh
Baca juga: UPDATE Virus Corona Jateng: Kabar Karantina Warga 1 RW hingga 7 Tenaga Medis Diinapkan di Rumdin