Berita Kendal
Tempat Wisata Ditutup Berkepanjangan, Pelaku Usaha Warung dan Suvenir di Kendal Kelimpungan
Para pedagang yang menumpukan hidupnya di tempat-tempat wisata Kabupaten Kendal mulai berkeluh kesah untuk bertahan hidup di tengah pandemi Covid-19.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: moh anhar
Kata Munasir, mencari kerja di tengah pandemi cukup susah.
Berbeda dengan pedagang lain yang memiliki pertambakan sebagai usaha pendukung.
Baca juga: Celetukan Apriyani Rahayu Saat Duel di Olimpiade 2021 Astaghfirullah hingga Terima Kasih Kakak
Baca juga: Hasil Bulu Tangkis Olimpiade 2021, Anthony Ginting Gagal ke Final Setelah Dijegal Chen Long
Baca juga: Waspada Hujan Malam Nanti, Prakiraan Cuaca Semarang Minggu 1 Agustus 2021
"Susah benar cari kerja. Dapat beberapa kali, itu tidak cukup. Dagangan berhenti, usaha kami juga. Rasanya sudah seperti lockdown," ujarnya.
Munasir menuturkan, sebelum pandemi Covid-19 datang, ia dan istrinya bisa mengantongi pendapatan kotor Rp 1 juta setiap Sabtu dan Minggu.
Penghasilannya turun 30-50 persen setelah pemerintah meminta tempat wisata dibuka dengan pembatasan pengunjung dan jam operasional.
Pengahasilannya menghilang setelah ada aturan penutupan tempat wisata selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) berlangsung.
Munasir berharap, pemerintah memberikan kebijakan agar tempat wisata buka kembali.
Sehingga, ekonomi para pedagang yang menggantungkan hidupnya di tempat wisata mulai membaik.
"Belum ada bantuan sebelumnya, baru dari Bupati Pak Dico kemarin. Yang jelas, (tempat wisata, red) buka saja, kami sudah senang," harap Munasir yang sudah berjualan 13 tahun.
Ketua BUMDes Moro Berkah Pantai Ngebum Desa Mororejo Kaliwungu, Abdullah Faqihudin mengatakan, ada 146 pelaku usaha di Pantai Ngebum yang harus tetap berjuang dan bersabar saat ini.
Katanya, para pedagang dan pelaku usaha lainnya sudah audiensi dengan Bumdes untuk menanyakan kapan pantai dibuka kembali.
Mereka mengadu kepada pengelola pantai karena sudah kesusahan tidak adanya penghasilan tambahan.
"Ya tidak bisa dipungkiri, pelaku usaha memang sangat terdampak. Termasuk pengelolanya. Pariwisata berhenti, ekonomi kreatif juga macet. Kami harap tempat wisata diizinkan buka kembali, agar perekonomian di dalamnya kembali naik," tutur Abdullah.
Untuk mengisi luang selama penutupan wisata, pengelola Pantai Ngebum melakukan peninggian jalan yang terdampak rob, perawatan fasilitas, dan penanaman pohon di bibir pantai.
Dengan itu, Pantai Ngebum sudah siap ketika pemerintah mengizinkan tempat wisata dibuka kembali.