Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

IHSG

Bursa Hari Ini: Simak Proyeksi IHSG dan Kabar Saham-saham Bank besar Tertekan

Pemerintah telah resmi menetapkan perpanjangan PPKM level 4 hingga 9 Agustus 2021 mendatang. Hal itu diprediksi bakal menyeret pergerakan Indeks Harga

ANTARA FOTO/RIVAN AWAL LINGGA
MELINTAS - Karyawan melintas di dekat layar pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, baru-baru ini. 

TRIBUNJATENG.COM,  JAKARTA -- Pemerintah telah resmi menetapkan perpanjangan PPKM level 4 hingga 9 Agustus 2021 mendatang. Hal itu diprediksi bakal menyeret pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini (3/8). 

"Sentimen yang mempengaruhi IHSG antara lain diberlakukannya PPKM level 4 hingga 9 Agustus masih akan mengganggu jalannya pemulihan ekonomi.

Walaupun saya rasa hal itu masih perlu dilakukan untuk menekan kasus harian baru Covid 19," kata Analis Phillip Sekuritas Indonesia, Dustin Dana Pramitha kepada Kontan.co.id, Selasa (2/8).

Alhasil, Dustin memprediksi IHSG akan bergerak dalam rentang suport di level 6.040 dan resisten pada level 6.105.

Berbeda, analis Artha Sekuritas, Dennies Christopher Jordan melihat, secara teknikal IHSG diprediksi menguat. Menurut dia, secara teknikal candlestick membentuk doji dengan indikator stochastic yang menyempit dan membentuk golden cross mengindikasikan potensi penguatan jangka pendek.

"Penguatan akan didorong oleh turunnya kasus Covid-19 dari dalam negeri yang saat ini berada di angka 22.000 kasus baru harian," ujarnya.

Oleh sebab itu, ia melihat IHSG akan bergerak dengan suport 1 di level 6.058 dan resiten 1 di 6.122. Kemudian, suport 2 pada level 6.021 dengan resisten 2 di 6.149.

Sekedar mengingatkan, IHSG ditutup menguat 0,43% di level 6.096,54 pada Senin (2/8). Dustin bilang, penguatan IHSG salah satunya adalah asumsi bahwa PPKM darurat tidak akan diperpanjang. 

Ditambah dengan rilis laporan keuangan beberapa emiten dan sentimen dari data ekonomi benua Eropa dan US yang menunjukkan perbaikan.

"Bahkan Amerika Serikat (AS) sudah menunjukkan pertumbuhan ekonomi kembali seperti sebelum pandemi, dengan kebijakan moneter yang masih dovish untuk saat ini," tutupnya.

Beberapa saham yang dapat diamati menurut Phillip Sekuritas yaitu, INTP, INKP, UNVR, dan AGRO. Sementara, Artha Sekuritas merekomendasikan AGII, PWON, dan PTPP.

Saham-saham bank besar tertekan

Saham-saham dengan likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar yang tergabung dalam indeks LQ45 masih turun dalam tujuh bulan pertama tahun ini. Indeks LQ45 terkoreksi 11,20% sejak awal tahun. Sementara Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,95% sejak awal tahun.

Bersamaan, harga saham-saham perbankan yang tergabung dalam indeks LQ45 seluruhnya terkoreksi harga sejak awal tahun. Padahal, indeks sektor keuangan menguat 7,18% sejak awal tahun.

Kenaikan indeks sektor keuangan ini ditopang oleh peningkatan harga saham-saham dengan kapitalisasi pasar yang lebih kecil. Sementara emiten bank besar justru tertekan.

Penurunan terdalam dialami oleh saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) yang ambles 25,51%, disusul oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang harganya terkoreksi 21,94% sejak awal tahun.

Kemudian, saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang turun 11,96% sejak awal tahun, saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang terkoreksi 10,31%, dan saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang terkoreksi 10,28%. Kenaikan kinerja keuangan BMRI, BBCA, dan BBTN sepanjang semester pertama 2021 belum mampu mengangkat harga sahamnya ke zona hijau, setidaknya dalam periode sepekan perdagangan.

Analis Pilarmas Investindo Sekuritas Okie Setya Ardiastama menyebut, pelemahan harga saham perbankan tidak terlepas dari sikap investor saat ini. Investor akan berfokus pada pemulihan ekonomi dalam negeri khususnya pada kuartal ketiga.

Naiknya kasus harian Covid-19 tentu dapat memberikan tekanan pada pertumbuhan kredit perbankan. Namun, Okie berharap produktivitas manufaktur di bulan Agustus dan September dapat lebih baik dibandingkan bulan Juli, sehingga risiko terhadap kualitas aset juga dapat lebih baik.

“Pergerakan saham perbankan big cap juga masih diwarnai oleh sentimen aksi korporasi dari masing-masing emiten,” terang Okie kepada Kontan.co.id, Senin (2/8). Hal inilah yang ikut memberikan pilihan wait and see investor terhadap saham big caps.

Analis Erdikha Elit Sekuritas Regina Fawziah menilai, secara fundamental saham-saham perbankan big caps seperti BBNI, BBRI, BMRI sebenarnya masih cukup baik. Secara umum, sebenarnya saat ini investor lebih cenderung melihat momentum ketika ingin membeli saham.

Dia mencontohkan, ketika ada kabar mengenai digitalisasi bank-bank mini. Ketika kabar tersebut beredar investor, terutama investor domestik, berbondong-bondong mengakumulasi beli pada beberapa saham tersebut.

Okie mengatakan, saat ini di antara saham perbankan big caps hanya BBNI yang diperdagangkan di bawah nilai bukunya. Sementara untuk saham BBRI, BBCA, dan BMRI masih diperdagangkan di atas nilai bukunya. Pilarmas Investindo Sekuritas masih mempertahankan rating overweight pada saham big four perbankan. “Harapannya, ada penurunan non performing loans (NPL) di sepanjang tahun ini,” sambung dia.

sumber : kontan.co.id

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved