Berita Internasional
Warga Indonesia Wajib Bersyukur, Negara Ini Butuh 15 Juta Dollar AS untuk Turunkan Hujan Buatan
Indonesia wajib bersyukur karena hujan bisa datang kapan saja sepanjang tahun. Di Dubai, negara yang jarang sekali hujan.
TRIBUNJATENG.COM, DUBAI - Indonesia wajib bersyukur karena hujan bisa datang kapan saja sepanjang tahun.
Di Dubai, negara yang jarang sekali hujan mereka harus merogoh kocek hingga 15 juta dolla AS untuk proyek hujan buatan.
Turunnya hujan sangat penting bagi mereka untuk melawan suhu panas yang terus meningkat dari tahun ke tahun dan kelangkaan hujan, di sana.
Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) tidak segan-segan menggunakan teknologi untuk memodifikasi cuaca.
Baca juga: Potensi Hujan di 14 Wilayah di Jawa Tengah saat Malam, Prakiraan Cuaca BMKG Senin 2 Agustus 2021
Baca juga: Waspada Hujan Besok, Prakiraan Cuaca Semarang BMKG Senin 2 Agustus 2021
Baca juga: Waspada Hujan Malam Nanti, Prakiraan Cuaca Semarang Minggu 1 Agustus 2021
Terbaru, negara tersebut menggunakan teknologi drone untuk menyetrum awan dan menurunkan hujan buatan di Dubai.
Fenomena ini merupakan bagian dari sembilan proyek penurun hujan senilai 15 juta dollar AS yang didanai oleh pemerintah UEA.
Bagaimana hujan buatan turun di Dubai?
Wilayah UEA memiliki karakteristik yang unik. Negara ini jarang sekali mengalami hujan.
Curah hujannya hanya sekitar 100 mm per tahun. Namun, ia memiliki tutupan awan yang sangat banyak.
Para ilmuwan dari Universitas Reading di Inggris yang dipercaya oleh UEA untuk memimpin salah satu proyek penurun hujan pun mencoba untuk memanfaatkan kondisi ini.
Dalam wawancara dengan BBC pada 17 Maret 2021, Professor Maarten Ambaum dari Universitas Reading yang terlibat dalam proyek ini menjelaskan bahwa mereka menerbangkan kendaraan udara tanpa awak yang mirip seperti drone perang menuju ke awan.
Drone lantas melepaskan kejutan-kejutan listrik yang membuat droplet atau butiran air di dalam awan menempel satu sama lain.
Ini mirip seperti rambut kering yang menempel ke sisir plastik karena adanya listrik statis.
"Ketika butiran-butiran air ini menyatu dan cukup besar, mereka akan turun sebagai hujan," ujarnya.
Seperti pembibitan hujan lainnya, fenomena yang terjadi di Dubai ini bukan tanpa kontroversi.
Pasalnya, yang dilakukan oleh Anbaum dan kolega sebenarnya adalah mencuri hujan dari daerah lain untuk diturunkan di Dubai.
Bila para ahli tidak membuat butiran air menyatu dan turun di Dubai, butiran-butiran tersebut akan menyatu dan turun di tempat lain.
Artinya, dengan turunnya hujan di Dubai, akan ada lebih sedikit hujan di daerah-daerah sekitarnya.
Baca juga: Info Pemeliharaan Jaringan Listrik PLN ULP Boja Selasa 3 Agustus 2021
Baca juga: Jadwal TV Televisi Hari Ini Selasa 3 Agustus 2021 di Trans TV RCTI Trans7 GTV SCTV dan Lainnya
Baca juga: Ini Menu Makanan yang Disajikan untuk Para Atlet Olimpiade Tokyo 2020
Oleh karena itu, pemerintah UEA pun sedang mengupayakan agar hujan yang turun di Dubai tidak menguap sia-sia.
Rencananya, mereka ingin menggunakan teknologi pembibitan hujan agar turun di atas 130 bendungan UEA dan hujan dapat disimpan dan digunakan kembali.
Terobosan ini juga diharapkan dapat menjadi solusi melawan kekeringan di masa depan.
Sebab, menurut proyeksi dari The Max Planck Institute, pemanasan global akan membuat sebagian besar wilayah Timur Tengah tidak dapat dihuni oleh manusia pada 2050. (*)
Artikel ini telah tayang di kompas.com dengan judul Ilmuwan Turunkan Hujan Buatan di Dubai, Bagaimana Cara Pembuatannya?