Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kasus Covid di Dunia Tembus 200 Juta

Berdasarkan data Worldometer, hingga Rabu (4/8), virus corona telah menginfeksi 200,19 juta orang di seluruh dunia, dengan kematian mencapai 4,2 juta

Editor: Vito
Tribun Bali
Ilustrasi Virus Corona 

TRIBUNJATENG.COM, JENEWA - Angka kasus covid-19 di seluruh dunia telah menembus 200 juta pada Rabu (4/8). Berdasarkan data Worldometer, hingga kemarin virus corona telah menginfeksi 200,19 juta orang di seluruh dunia. Sementara jumlah kematian mencapai 4,25 juta jiwa.

Amerika Serikat (AS) masih menjadi negara dengan kasus covid-19 terbanyak dengan 36,02 juta kasus. Negeri Paman Sam juga memiliki jumlah kematian akibat covid-19 terbanyak mencapai 630.457 jiwa.

India menempati urutan kedua dengan 31,76 juta kasus, disusul Brasil yang melaporkan total 19,98 juta kasus. Meski kasus positif jauh di bawah India, jumlah kematian di Brasil jauh lebih banyak, yakni mencapai 558.432 orang, sedangkan di India sebanyak 425.789 jiwa.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kasus harian Covid melonjak hingga 80 persen dalam sebulan terakhir yang dipicu penyebaran varian Delta. Sejumlah negara, khususnya kawasan Asia Tenggara mengalami kenaikan jumlah kasus signifikan.

Tak hanya kasus infeksi, angka kematian dunia juga naik sebesar 10 persen dibandingkan dengan pekan lalu. Sementara, untuk periode 19 Juli-25 Juli, WHO mencatat jumlah kematian sebanyak 69 ribu, atau naik 21 persen dibandingkan dengan minggu sebelumnya.

Pada periode itu, AS tetap di posisi tertinggi dengan 543.420 kasus baru, meningkat 9 persen dari minggu sebelumnya, disusul India dengan 283.923 kasus baru, meningkat 7 persen.

Posisi ketiga ditempati Indonesia dengan 273.891 kasus baru, turun 5 persen, disusul Brasil di posisi keempat dengan 247.830 kasus baru, turun 24 persen, dan posisi kelima Iran dengan 206.722 kasus baru, meningkat 27 persen.

Kenaikan kasus secara global pada periode 26 Juli hingga 1 Agustus 2021 sebagian besar didorong peningkatan substansial di wilayah Mediterania Timur dan Pasifik Barat, masing-masing 37 persen dan 33 persen dibandingkan dengan pekan sebelumnya.

"Pandemi akan berakhir ketika dunia memilih untuk mengakhirinya. Itu ada di tangan kita. Kita memiliki semua alat yang kita butuhkan (untuk mengakhiri pandemi), kita bisa mencegah penyakit ini, kita bisa mengujinya, dan kita bisa mengobatinya," kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari laman WHO.

Meski demikian, menurut dia, rata-rata di lima dari enam wilayah yang diamati WHO, infeksi covid-19 meningkat sebesar 80 persen, atau hampir dua kali lipat, selama 4 minggu terakhir.

Tedros menyebut, sebagian besar peningkatan tersebut didorong oleh varian Delta yang sangat mudah menular, yang kini telah terdeteksi di setidaknya 132 negara.

Delta merupakan peringatan kepada dunia untuk menekan laju infeksi virus dengan cepat sebelum bermutasi menjadi varian yang lebih ganas dan buruk.

WHO telah memperingatkan, virus corona telah berubah sejak pertama kali dilaporkan, dan terus berubah. "Sejauh ini, empat variant of concern (VoC) telah muncul, dan akan lebih banyak lagi selama virus terus menyebar," ucapnya.

Dia menambahkan, kenaikan kasus juga didorong peningkatan mobilitas sosial, penerapan protokol kesehatan yang tidak konsisten, serta penggunaan vaksin yang tidak adil.

Meskipun Delta telah mengguncang banyak negara, langkah-langkah yang terbukti untuk mengendalikan penularan masih berhasil, terutama menjaga jarak fisik, memakai masker, kebersihan tangan, dan menghindari waktu lama di dalam ruangan di tempat-tempat yang berventilasi buruk dan ramai. Juga vaksinasi.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved