Berita Semarang
3 Wanita Open BO di Semarang Dibunuh saat Layani Tamu, OPSI Jateng: Memang Sulit Dipantau
Kasus pekerja seks komersial (PSK) atau cewek open BO dibunuh oleh pelanggannya saat bekerja marak terjadi di Kota Semarang.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: M Syofri Kurniawan
Para pekerja seks juga manusia seharusnya diperlakukan seperti manusia yang punya hati nurani," terangnya.
Para pekerja seks merupakan kelompok rentan yang keselamatannya dapat terancam.
Uut menyebut, sebenarnya banyak laporan kekerasan fisik yang menimpa para pekerja seks.
Ia tak hafal secara detail data kekerasan tersebut namun berjumlah mencapai puluhan yang masuk ke pihaknya selama pandemi Covid-19.
Hanya saja, dominasi kasus dilakukan oleh pasangan pekerja seks itu sendiri sehingga keputusan kelanjutan hukum tergantung kepada korban.
Di OPSI juga memiliki paralegal yang siap membantu para pekerja seks jika tersandung persoalan hukum.
"Iya banyak yang menjadi pelaku oleh pacaranya sendiri sehingga kasusnya mandek karena soal hubungan cinta," terangnya.
Menurutnya, pekerja seks yang paling rentan akan aksi kekerasan yang dapat berujung pembunuhnya ialah pekerja seks yang menjajakan diri secara online atau open BO.
Apalagi mereka bekerja secara mandiri tanpa ikut kelompok tertentu sehingga ketika ada suatu kejadian tak terpantau.
"Kami tak memungkiri sulit menjaring teman-teman pekerja open BO atau online.
Kami ga bisa pantau dan merekrut mereka," terangnya.
Ia mengatakan, maraknya pekerja seks yang menjajakan diri secara online juga tak bisa disalahkan ke teman-teman pekerja seks.
Pembubaran pusat lokalisasi semakin tak terkontrolnya pekerja seks dan meningkatkan kekerasan kepada para pekerja seks.
"Bisa jadi seperti itu, jika lokalisasi masih ada mudah memantaunya karena di tempat itu ada koordinator yang bisa mengontrol keamanan dan keselamatan pekerja seks," terangnya.
Meski demikian, ia sejauh ini terus berusaha memberikan informasi dan edukasi kepada para pekerja online.