Berita Viral
Pasang Baliho Puan atas Perintah Partai, Gibran Pasang Profil Facebook Bersama Ganjar
alikota Solo, Gibran Raka Buming Raka menganti foto profil akun Facebook pribadinya. Gibran mengunggah foto bersama Ganjar Pranowo
Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
@Ngadiyoyok: Sehat selalu Mas gibran Pak Ganjar ,semoga sukses dlm menghadapi tantangan negeri ini
@Siti Marliyati: COCOK BANGET MOGA BISA KOLABORASI
@Rudi Ricus Suranto Dirgantoro: Selalu berkarya dan terus menerus membuat inovasi bagi warganya
Kata pengamat soal Baliho Puan
Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai bertebarannya baliho Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai bentuk promosi dirinya menyongsong perhelatan Pilpres 2024 mendatang.
Selain itu, baliho tersebut merupakan langkah untuk menghentikan kasak-kusuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga memiliki elektabilitas tinggi pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
"Baliho itu sebenarnya sekaligus ingin mengunci, menggembok, supaya tidak ada lagi pembicaraan bahwa capres 2024 dari PDIP itu Ganjar Pranowo," kata Adi kepada KOMPAS TV, Kamis (5/8/2021).
Menurut dia, masifnya pemasangan baliho Puan adalah untuk memperkenalkan ke publik kalau calon presiden dari partai berlambang banteng moncong putih itu ialah anak dari Megawati Soekarnoputri tersebut.
"Bahwa tak ada lagi pembicaraan capres 2024 selain Puan, capres PDIP ya Puan. Dan itu sangat nyata dan jelas," ujarnya.
Ia menyebut pemasangan baliho tersebut saat ini cukup ampuh untuk menghentikan langkah Ganjar yang dinilai juga ngebet untuk mengikuti kontestasi Pilpres 2024.
"Artinya kerja-kerja politik partai itu bekerja untuk Puan bukan untuk Ganjar, karena baliho Ganjar kan tidak ada satupun yang muncul. Secara internal memang cukup ampuh untuk menutup ruang gerak pembicaraan tentang Ganjar yang akan maju dari PDIP. Itu sudah tidak ada lagi," ujar dia.
Ia menilai promosi Puan itu tak lantas bisa mendongkrak elektabilitasnya sebagai calon presiden atau wakil presiden. Pasalnya, promosi lewat media visual hanya berarti popularitas, belum masuk ke tahap tingkat keterpilihan.
"Dalam politik popularitas itu tidak bisa otomatis dikonversi menjadi elektabilitas. Orang populer itu belum tentu dan otomatis akan dipilih, masih ada PR lanjutan," kata dia.
Momentumnya tidak pas
Melansir dari Tribunnews.com, Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta Ujang Komarudin menilai munculnya baliho-baliho dari politikus belakangan sebagai upaya meningkatkan popularitas dan elektabilitas yang bersangkutan.