Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Pasang Baliho Puan atas Perintah Partai, Gibran Pasang Profil Facebook Bersama Ganjar

alikota Solo, Gibran Raka Buming Raka menganti foto profil akun Facebook pribadinya. Gibran mengunggah foto bersama Ganjar Pranowo

Penulis: Ardianti WS | Editor: abduh imanulhaq
kolase tribunjateng.com
Pasang Baliho Puan atas Perintah Partai, Gibran Pasang Profil Facebook Bersama Ganjar 

TRIBUNJATENG.COM- Walikota Solo, Gibran Raka Buming Raka menganti foto profil akun Facebook pribadinya.

Gibran mengubah foto profil Facebook-nya saat bersama Ganjar Pranowo.

Padahal sebelumnya, Gibran mengakui ada instruksi untuk memasang baliho Puan Maharani di wilayah Solo, Jawa Tengah.

"Iya. Itu ada instruksi dari partai," kata Gibran dalam tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Jumat (6/8/2021).

Namun ketika ditanya berapa total jumlah baliho yang dipasang, Gibran enggan menjawab.

"Enggak usah disebutkan (jumlah baliho)," imbuhnya.

Gibran juga tidak mau banyak menanggapi pertanyaan awak media terkait baliho Puan tersebut,

Ia beralasan masih banyak tugas yang harus dikerjakan dan ingin mengurus masalah Covid-19 terlebih dahulu.

"Ngurus Covid sik," katanya.

Kemain, Gibran mengubah foto profil bersama Ganjar Pranowo.

Tampak Ganjar dan Gibran jalan beriringan.

Ganjar Pranowo mengenakan baju batik.

Sementara Gibran mengenakan seragam dinas walikota.

Foto tersebut menyedot perhatian publik.

Foto itu mendapat like sebanyak 5 ribu, 291 komentar dan 61 kali dibagikan.

@Ngadiyoyok: Sehat selalu Mas gibran Pak Ganjar ,semoga sukses dlm menghadapi tantangan negeri ini

@Siti Marliyati: COCOK BANGET MOGA BISA KOLABORASI

@Rudi Ricus Suranto Dirgantoro: Selalu berkarya dan terus menerus membuat inovasi bagi warganya

Kata pengamat soal Baliho Puan

Direktur Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai bertebarannya baliho Ketua DPR RI Puan Maharani sebagai bentuk promosi dirinya menyongsong perhelatan Pilpres 2024 mendatang.

Selain itu, baliho tersebut merupakan langkah untuk menghentikan kasak-kusuk Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga memiliki elektabilitas tinggi pada pesta demokrasi lima tahunan tersebut.

"Baliho itu sebenarnya sekaligus ingin mengunci, menggembok, supaya tidak ada lagi pembicaraan bahwa capres 2024 dari PDIP itu Ganjar Pranowo," kata Adi kepada KOMPAS TV, Kamis (5/8/2021).

Menurut dia, masifnya pemasangan baliho Puan adalah untuk memperkenalkan ke publik kalau calon presiden dari partai berlambang banteng moncong putih itu ialah anak dari Megawati Soekarnoputri tersebut.

"Bahwa tak ada lagi pembicaraan capres 2024 selain Puan, capres PDIP ya Puan. Dan itu sangat nyata dan jelas," ujarnya.

Ia menyebut pemasangan baliho tersebut saat ini cukup ampuh untuk menghentikan langkah Ganjar yang dinilai juga ngebet untuk mengikuti kontestasi Pilpres 2024.

"Artinya kerja-kerja politik partai itu bekerja untuk Puan bukan untuk Ganjar, karena baliho Ganjar kan tidak ada satupun yang muncul. Secara internal memang cukup ampuh untuk menutup ruang gerak pembicaraan tentang Ganjar yang akan maju dari PDIP. Itu sudah tidak ada lagi," ujar dia.

Ia menilai promosi Puan itu tak lantas bisa mendongkrak elektabilitasnya sebagai calon presiden atau wakil presiden. Pasalnya, promosi lewat media visual hanya berarti popularitas, belum masuk ke tahap tingkat keterpilihan.

"Dalam politik popularitas itu tidak bisa otomatis dikonversi menjadi elektabilitas. Orang populer itu belum tentu dan otomatis akan dipilih, masih ada PR lanjutan," kata dia.

Momentumnya tidak pas

Melansir dari Tribunnews.com, Pengamat politik Universitas Al Azhar Indonesia Jakarta Ujang Komarudin menilai munculnya baliho-baliho dari politikus belakangan sebagai upaya meningkatkan popularitas dan elektabilitas yang bersangkutan.

Diketahui, ada tiga nama politikus yang belakangan kerap terpampang di baliho.

Mereka antara lain Ketua DPR RI sekaligus Ketua DPP PDIP Puan Maharani, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, serta Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa Muhaimin Iskandar.

Ujang menegaskan munculnya baliho yang menampilkan ketiga politikus tersebut tak lepas dari keinginan berkontestasi di 2024 mendatang.

"Itu bagian dari sosialisasi yang dilakukan untuk kepentingan meningkatkan popularitas dan elektabilitas mereka."

"Kita tahu mereka berkeinginan untuk maju sebagai capres atau cawapres di Pilpres 2024 nanti," ujar Ujang, ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (5/8/2021).

"Jadi mereka sudah bergerak pasang baliho dimana. Fenomena memperkenalkan diri sejak dini ke publik. Harapannya publik semakin familier dengan mereka," imbuhnya.

Meski demikian, Ujang menilai pemasangan baliho untuk meningkatkan popularitas dan elektabilitas tidaklah dilarang.

Hanya saja, dia beranggapan pemasangan baliho itu tidaklah tepat dari segi waktu. Sebab saat ini masyarakat masih terdampak pandemi Covid-19.

"Pemasangannya tak pas waktunya, tak tepat timingnya karena masyarakat sedang susah karena Covid-19."

"Maka pemasangan baliho itu hanya akan mendapat nyinyiran publik, hanya akan mendapat olok-olok rakyat. Karena dianggap tak sensitif atas penderitaan rakyat," jelasnya.

Akan lebih bijak, menurut Ujang, apabila sosialisasi baliho tersebut dihentikan terlebih dahulu.

Dana pemasangan baliho, lanjutnya, juga dinilai lebih baik digunakan untuk membantu masyarakat.

"Seharusnya sosialisasi baliho tersebut di rem dulu, di stop dulu. Rakyat sedang sulit, banyak yang nggak bisa makan dan rakyat juga tak butuh baliho."

"Artinya dana-dana seperti pasang baliho lebih baik digunakan dulu untuk membantu masyarakat yang terdampak Covid-19."

"Bantu rakyat dulu, baru sosialisasi. Rakyat mesti diprioritaskan dibandingkan dengan pemasangan baliho," kata Ujang.

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved