Berita Kudus
Tradisi Buka Luwur Makam Sunan Kudus Tiap 1 Muharam, 34 Orang Bertugas Mengganti Kain Selubung
Buka Luwur atau melepas kain selubung makam Sunan Kudus di kawasan Masjid Agung Merana Kudus dilakukan rutin tiap tanggal 1 Muharam
Penulis: raka f pujangga | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS -- Buka Luwur atau melepas kain selubung makam Sunan Kudus di kawasan Masjid Agung Merana Kudus dilakukan rutin tiap tanggal 1 Muharam.
Tahun ini, pun buka luwur dilaksanakan Selasa pagi, 10 Agustus 2021. Karena masih suasana pandemi maka pelaksanaan tradisi buka luwur dilakukan secara sederhana.
Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) menggelar prosesi buka luwur atau penggantian kain selubung (penutup) makam Sunan Kudus, mulai pukul 06.00 hingga selesai sekitar pukul 09.00.
Humas Kegiatan Buka Luwur, M Kharis menyampaikan, kegiatan Buka Luwur rutin digelar setiap Tahun Baru Islam, pada 1 Muharam 1443.
"Buka Luwur ini diawali dengan doa dan tahlil," ujar dia. Pelepasan kain mori tersebut dilaksanakan oleh 34 orang yang bertugas khusus untuk menggantinya.
Kemudian, nanti tanggal 10 Muharam rencananya akan diganti menggunakan kain yang baru. Tanggal 1 dilepas lalu tanggal 10 dipasang yang baru.
"Lebar kain yang dibutuhkan untuk mengganti kain baru sebanyak 1.500 meter," jelas dia.
Selama tanggal itu, pihaknya menerima sumbangan dari warga yang ingin bersedekah dalam kegiatan Buka Luwur. "Kami terima sumbangan itu beras, daging kerbau atau bumbu-bumbu yang lainnya," jelasnya.
Sego Jangkrik
Sedekah itu, rencananya akan dijadikan sego jangkrik yang konon merupakan makanan kesukaan Sunan Kudus. Sego jangkrik rasanya gurih, dibungkus pakai daun jati lalu ditali.
Namun khusus tahun ini, pihaknya tidak membagikan sego jangkrik itu kepada masyarakat untuk menghindari kerumunan. "Sehingga di sini tidak ada antrean, nanti sego jangkriknya akan kami kirim ke sembilan kecamatan," ujarnya.
Keturunan Nabi
Sunan Kudus satu di antara Walisongo. Masyarakta mengenalnya sebagai Kanjeng Sunan Kudus, yang bernama asli Ja'far Shodiq, yang masih bernasab hingga Nabi Muhammad SAW melalui jalur cucunya yaitu Husain bin Ali RA.
Ja'far Shodiq adalah keponakan Sunan Ampel karena ayah Sunan Kudus bernama Usman Haji bin Ali adalah saudara kandung Sunan Ampel. Sunan Kudus adalah senopati Kerajaan Demak sekaligus Imam Masjid Agung Demak.
Kemudian Ja'far Shodiq berdakwah di kawasan Tajug dengan mengutamakan pendekatan seni budaya dan toleransi dengan masyarfakat sekitar.
Saat itu masyarakat sekitar Tajug masih menganut agama Hindu dan Buddha. Sunan Kudus berhasil mengembangkan dakwah melalui akulturasi budaya.
Dan kemudian dibangunlah Masjid di Tajug itu dengan gaya arsitek paduan Islam, Hindu, Buddha dan Tionghoa. Masjid itulah yang ini dikenal sebagai Masjid Menara Kudus. (Raka F Pujangga/wid)