Konflik Afghanistan
Jusuf Kalla Pernah Ajak Perwakilan Taliban Lihat Muslim Moderat Indonesia: Mereka Sudah Berubah
Wakil Presiden Indonesia (RI) ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) percaya saat ini Taliban lebih moderat ketimbang 20 tahun yang lalu.
TRIBUNJATENG.COM, AFGHANISTAN - Wakil Presiden Indonesia (RI) ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK) percaya saat ini Taliban lebih moderat ketimbang 20 tahun yang lalu, yang begitu sangat konservatif dan memaksa pemerintah dengan keras.
“Saya yakin Taliban itu banyak berubah tidak seperti waktu di pemerintahan dia yang pertama, antara tahun 1996 hingga 2001. Saya kira dia lebih terbuka,” kata JK.
JK menceritakan bahwa ia pernah 2 kali mengundang perwakilan Taliban ke Jakarta untuk melihat bahwa Islam bisa berkembang di negara Indonesia secara moderat.
Saat itu, perwakilan Taliban sangat kagum melihat muslim di Indonesia bisa menjalankan ibadah dengan cara yang baik, tidak perlu menggunakan cara yang konservatif.
Baca juga: Pernah 2 Kali Ditugaskan Ke Afghanistan, Kini Pangeran Harry Bersuara Soal Taliban
Baca juga: Pernah 2 Kali Ditugaskan Ke Afghanistan, Kini Pangeran Harry Bersuara Soal Taliban
Baca juga: Eko Kuntadhi: Waspada, Kebangkitan Taliban di Afghanistan Bisa Jadi Inspirasi Sejenis di Indonesia
“Dia mengunjungi pesantren-pesantren. Satu tujuannya ialah untuk merubah cara berpikir mereka agar terbuka,” ujarnya.
Jusuf Kalla diketahui aktif dalam upaya damai di Afghanistan.
Saat masih menjabat sebagai Wakil Presiden RI periode 2014-2019, ia pernah beberapa kali terlibat langsung dalam perundingan damai Afghanistan.
JK menegaskan bahwa Indonesia tidak pernah mengambil keuntungan dari kesulitan negara lain.
Namun ia meyakini, Indonesia akan tetap selalu menjaga hubungan antar negara, termasuk dengan Afghanistan yang dipimpin Taliban.
Ia meyakini pemerintah maupun para pengusaha Indonesia akan siap nantinya menjalin ekonomi dengan Afghanistan yang dia sebut memiliki penduduk sebesar 38 juta orang.
Jumlah tersebut lebih besar daripada jumlah penduduk Malaysia dan merupakan pasar yang cukup menjanjikan menurutnya.
“Saya pikir ini memakan waktu, tunggu stabil dulu pemerintahan mereka,” katanya.
Selama ini Afghanistan kerap dibantu Amerika, sampai gaji pegawai pun didukung Amerika. Padahal Afghanistan memiliki sumber daya yang kaya.
“Saya yakin sikap Taliban tidak seperti tahun 2000 atau 20 tahun yang lalu, yang begitu sangat konservatif dan memaksa pemerintah dengan keras. Pengalaman-pengalaman itu saya kira kemudian merubah sikap Taliban,” ujarnya.
Tak Tutup Kedutaan RI di Afghanistan