Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kisah Anak Yatim Piatu Akibat Covid-19, Tiap Pagi Menangis Teringat Ibunda Menyiapkan Makanan

Mereka mengaku setiap hari menangis jika ingat saat ini tidak ada lagi yang menyiapkan bahan makanan tiap pagi.

Editor: rival al manaf

TRIBUNJATENG.COM, BANYUWANGI - Kisah haru dialami anak di Banyuwangi setelah orangtua meninggal akibat Covid-19.

Mereka mengaku setiap hari menangis jika ingat saat ini tidak ada lagi yang menyiapkan bahan makanan tiap pagi.

Andika Bayu Prasetyo (Tyo) dan Diana Avisa Aurilia menjadi yatim piatu setelah kehilangan ibunya, Vika Dwi Noviantiy.

Sang ibu yang merupakan tenaga kesehatan di Puskesmas Licin, Banyuwangi meninggal dunia pada Kamis (24/6/2021), setelah berjuang melawan Covid-19.

Baca juga: Kisah Ganjar Temukan Jack Harun Mantan Anak Buah Noordin M Top Kini Jadi Peracik Soto

Baca juga: Kunci Jawaban Buku Tematik Kelas 4 Tema 2 Halaman 51 52 53 54 55 dan 57 Pembelajaran 1 Subtema 2

Baca juga: Resep Wedang Secang Jahe Merah, Tingkatkan Imun di Tengah Pandemi

Baca juga: Kisah Dokter Ngeprank Tentara Belanda untuk Bantu Pejuang Indonesia yang Terluka di Banjarnegara

Vika sempat dirawat di RSUD Blambangan, namun ibu tiga anak itu akhirnya mengembuskan napas terakhir.

Tangis kedua anak almarhumah pecah saat Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyambangi kediaman mereka, Selasa (17/8/2021).

Almarhumah Vika Dwi memiliki tiga orang anak.

Selain Tyo dan Diana, almarhumah juga memiliki anak bernama Evan Raisa.

Evan kini sedang berada di rumah neneknya di Jember.

Tujuh tahun lalu, sang ayah Deni Kurniawan sudah lebih dulu wafat.

Sejak saat itu, Vika seorang diri berjuang membesarkan tiga buah hatinya.

Salah seorang anak almarhumah Tyo, yang masih duduk di bangku SMA, tak kuasa menahan air mata ketika mengenang sosok sang ibunda.

Tyo bercerita, sebelum berangkat kerja, ibunya biasa menyiapkan bahan makanan untuk mereka.

Vika memang mengajarkan agar anak-anaknya mandiri. 

"Saya tinggal masak saja (bahan makanan). Kami memang dididik untuk selalu mandiri," tutur dia pilu.

Air mata Tyo kembali meleleh membayangkan bagaimana mereka harus hidup tanpa kedua orangtua.

"Sekarang tiap pagi tidak ada lagi mama. Doakan orangtua saya, Bu,” kata Tyo sambil menangis.  

Adiknya, Diana Avisa Aurilia, siswi kelas 6 SD, juga tak kuasa menahan air mata kerinduan kepada sang ibunda.

Ia mengaku akan selalu ingat pesan-pesan ibunya yakni harus rajin ibadah, terutama shalat.

“Doakan mama dan ayah saya Bu. Mama sama ayah diterima di sisi Allah, diampuni dosa-dosanya,” Tyo semakin terisak.

Ipuk terlihat terus berusaha menenangkan keduanya.

Menurut Ipuk, mereka adalah anak yang kuat.

"Mama dan ayah pasti bangga kepada Tyo, Diana, dan Evan. Kalian kuat. Jangan lupa, panjatkan doa tiap hari kepada orangtua kalian," kata Ipuk sambil mengelus pundak mereka.

Ipuk mengatakan mereka adalah anak yang tegar dan mandiri.

Menurutnya tidak semua anak bisa menjalani ujian seperti ketiga anak ini.

"Insha Allah kalian akan menjadi orang yang hebat, yang memberi manfaat luas bagi banyak orang. Mama dan ayah pasti bangga, tersenyum di sisi Allah,” imbuh Ipuk.

Ipuk juga menceritakan kekagumannya kepada sosok ibunda dari tiga anak tersebut.

Ipuk menyebut Vika sebagai pahlawan.

Sebab, Vika berada di garda depan penanganan pandemi sebagai seorang tenaga kesehatan.

“Mama kalian orang hebat, selalu berjuang untuk orang lain,” ujar Ipuk.

Ipuk lalu mengajak mereka berdoa untuk kedua orangtua mereka.

Kepada Ipuk, Tyo juga minta didoakan agar cita-citanya terkabul.

“Semoga nanti saya dapat bekerja dengan baik dan bisa menjaga adik-adik saya ya, Bu,” ucap Tyo.

Ipuk pun tak kuasa menahan tangis mendengar harapan Tyo tersebut.

Ipuk lalu berpesan kepada guru-guru sekolah mereka untuk memberikan perhatian lebih kepada mereka.

Dia juga menyerahkan beasiswa secara langsung, masing-masing anak menerima Rp 2 juta.

Baca juga: 2 Pria Tewas Setelah Pesta Miras Oplosan, Keduanya Sempat Mendapat Perawatan

Baca juga: Ramalan Zodiak Cinta Hari Ini Rabu 18 Agustus 2021, Gemini Hindari Kenakalan

Baca juga: Cuplikan Gol Liga Champions Semalam, Wakil Negara Miskin Eropa Bantai Langganan UCL

Baca juga: Hotline Semarang : Benarkah Naik Trans Hanya Bayar Rp 76, Berlaku Sampai Kapan?

“Pemkab akan memastikan kebutuhan pendidikan mereka. Beasiswa diberikan terus berkelanjutan. Untuk adik Tyo yang sudah SMA, Dinas Pendidikan telah saya minta untuk memprioritaskan memperoleh beasiswa Banyuwangi Cerdas agar bisa melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi,” ucap Ipuk.

Selain itu, pemerintah daerah akan mengirimkan sembako secara berkala.

“Nanti ditangani oleh camat, berkoordinasi dengan Dinas Sosial,” tutur Ipuk.

Dua anak itu kini ini dirawat oleh tantenya, yang tinggal tidak jauh dari rumah Tyo dan Diana.

“Di sini juga tetangga baik semua. Mereka sangat perhatian pada kami. Mereka mendoakan orangtua kami, selalu mendukung kami,“ cerita Tyo. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tangis 2 Bocah Yatim Piatu Usai Ibunya Meninggal karena Covid-19: Tiap Pagi, Tak Ada Mama Lagi"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved