Berita Kesehatan
Ini Manfaat Bayam Duri: Sembuhkan Bronkitis dan Memperbanyak Produksi ASI
Bayam duri (Amaranthus spinosus) merupakan anggota genus Amaranthus yang masuk dalam suku Amaranthaceae.
TRIBUNJATENG.COM - Bayam duri (Amaranthus spinosus) merupakan anggota genus Amaranthus yang masuk dalam suku Amaranthaceae.
Sebarannya luas di negeri ini, sehingga bayam duri mempunyai banyak nama lokal; yaitu bayam kerui (Lampung); senggang cucuk (Sunda); bayem ri, bayam raja, bayam roda, bayam cikron (Jawa), tarnyak duri, tarnyak lakek (Madura); bayam kikihan, bayam siap, kerug pasih (Bali); kedawa mawau, karawa rap-rap, karawa in asu, karowa kawayo (Minahasa); sinau katinting (Makassar); podo maduri (Bugis); maijanga, ma hohoru (Halmahera Utara); baya (Ternate); loda (Tidore).
Meski tumbuh liar dan dianggap sebagai gulma, bayam duri ternyata banyak khasiatnya.
Manfaat
Bayam duri mempunyai rasa yang hapir sama dengan bayam lainnya. Masyarakat pedesaan biasanya memasaknya sebagai pecel daripada bayam cabut yang dimasak sayur bening.
Menurut beberapa sumber, kandungan pada Bayam Duri terdiri dari Amarantin, rutin, spinasterol, hentriakontan, tanin, kalium nitrat, kalsium oksalat, garam fosfat, zat besi, serta vitamin. Selain enak, bayam duri penuh khasiat,
Ia dipercaya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit di antaranya disentri, bisul, keputihan, gangguan pernafasan, bronkitis, serta memperlancar dan memperbanyak produksi ASI merupakan khasiat yang dipercaya masyarakat sampai saat ini.
Meski demikian, secara empiris Bayam duri digunakan untuk mengobati berbagai penyakit diantaranya eksim, disentri dan diare. Aktivitas antibakteri dari daun bayam duri ini masih belum banyak diteliti. Tanaman ini juga mempunyai sifat dalam meridien jantung dan ginjal.
Menghilangkan panas (antipiretik), peluruh kemih (diuretik), menghilangkan racun (anti-toksin) menghilangkan bengkak, menghentikan diare dan membersihkan darah. Khusus penggemar asam urat sebaiknya dihindarkan, dapat memicu naiknya kadar purin darah.
Morfologi
Berdaun tunggal, dengan bentuk oval/bulat telur dan berwarna kehijauan dengan panjang daun 1,5 - 6,0 cm dan lebar 0,5 - 3,2 cm. Bunga terdapat pada ketiak daun pada batang (axilaris), berwarna hijau dan berkelamin tunggal.
Tiap bunga memiliki 5 mahkota dengan panjang 1,5-2,5 mm.
Bunganya berbentuk bulir untuk bunga jantan, sementara itu bunga betina berbentuk bulat yang terdapat pada ketiak batang. Bunga bayam duri termasuk bunga majemuk tak terbatas (inflorencia). Sementara itu buahnya lonjong berwarna hijau dengan panjang 1,5 mm dengan bijinya berwarna hitam mengkilat dengan panjang antara 0,8 – 1 mm.
Batang kecil bulat, lunak dan berair dengan percabangan monopodial serta tumbuh tegak hingga satu meter. Batang berwarna merah kecoklatan dengan ciri khas duri pada pangkal batang tanaman ini. Bayam duri memiliki sistem perakaran tunggang.
Ekologi
Bayam duri tumbuh liar di kebun-kebun, tepi jalan, tanah kosong atau di pinggiran hutan. Mulai dari dataran rendah sampai dengan ketinggian 1.400 meter di atas permukaan laut. Bayam duri berkembangbiak melalui biji. Bayam duri tumbuh baik di tempat-tempat yang cukup sinar matahari dengan kisaran suhu udara antara 25 – 35⁰C.
Sebaran
Bayam duri diperkirakan berasal di daerah Amerika latin, seperti dinegara Argentina, Peru dan Bolivia dan akhirnya bayam tiba di kawasan Asia tenggara. Indonesia menjadi salah satu penyebaran tumbuhan ini. Di Kesatuan Pengelolaan Hutan Konservasi (KPHK) Pati Barat, bayam duri dijumpai tersebar merata di Cagar Alam (CA) Keling Iabc, CA Keling II/III, CA Kembang dan CA Gunung Celering. Keempat Cagar Alam tersebut berada di Kabupaten Jepara.
Penulis
Budi Santoso
PEH Muda pada BKSDA Jateng
Kepala KPHK Pati Barat