Berita Semarang
Pedagang Pasar Tambaklorok Saweran 7 Bulan Santuni Yatim, Lansia dan Disabilitas
Persatuan Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Tambak Lorok, Kota Semarang, bergerak bersama santuni anak yatim, lansia, dan para disabilitas.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: Daniel Ari Purnomo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Persatuan Pedagang dan Jasa Pasar (PPJP) Tambak Lorok, Kota Semarang, bergerak bersama santuni anak yatim, lansia, dan para disabilitas.
Total ada 188 penerima santunan dari para pedagang. Rincian, 100 anak yatim, 50 lansia dan 38 disabilitas.
Mereka saweran dengan menyisihkan penghasilan untuk diberikan para penerima.
Padahal di tengah pandemi penghasilan para pedagang sedang anjlok hingga 50 persen.
"Iya omzet jualan kami turun 50 persen karena pasar sepi namun hal itu tak menyurutkan niat kami untuk berbagi. Terutama Ibu-ibu pedagang semangat sekali," ujar wakil Ketua PPJP, Amron S kepada Tribunjateng.com,selepas memberikan santunan di depan Pasar Tambak Lorok, Kamis (19/8/2021).
Ia menyebut, semangat para pedagang untuk berbagi muncul tujuh bulan lalu.
Mereka secara berkala menyisihkan uang hasil jualan yang dimasukkan ke kotak amal yang banyak terpasang di sudut pasar.
"Ya selama tujuh bulan itu terkumpul Rp20 juta dari pedagang yang kemudian kami salurkan ke ratusan penerima," terangnya.
Ia berharap, dari kegiatan tersebut mampu menolong kesulitan warga membutuhkan.
Apalagi di tengah pandemi yang tak mudah untuk menjalaninya.
Meski baru pertama kali dilaksanakan, ia berencana akan melakukan kegiatan tersebut secara rutin.
"Kami sedang kesulitan namun berbagi lebih baik daripada menerima. Kami juga berharap kondisi lekas pulih agar Pasar kami bisa ramai seperti dua tahun lalu," tuturnya.
Sementara itu, Ketua Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Semarang, Ari mengatakan, kondisi pandemi memunculkan banyak anak yatim piatu baru di Tambak Lorok yang memantik kesadaran berbagi para pedagang pasar.
Mereka memiliki kesadaran sosial sangat baik dengan menyisihkan rezeki untuk para penerima baik anak yatim piatu, lansia dan para disabilitas.
"Tanpa bantuan pemerintah setempat,pedagang berdikari mau galang dana agar penerima bisa sedikit merasakan bahagia dari bantuan tersebut," ujarnya.