Berita Semarang

Dampak Siaran Digital, Penjual Televisi Analog di Kota Semarang Banting Harga

Triadi, pria paruh baya termenung di depan puluhan televisi model tabung yang dipajang di kiosnya.

Penulis: budi susanto | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Budi Susanto
Triadi saat berada di kiosnya yang terletak di Jalan Kokrosono Kota Semarang. Di kiosnya dipanjang puluhan televisi model lama yang masih menggunakan tabung kaca, Kamis (19/8/2021). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Triadi, pria paruh baya termenung di depan puluhan televisi model tabung yang dipajang di kiosnya.

Ramainya lalu-lalang kendaraan di depan kiosnya yang ada di Jalan Kokrosono Kota Semarang, seolah tak dihiraukannya.

Bak orang tengah berdoa, Triadi hanya diam sembari memandangi layar kaca televisi dagangannya.

Di kios yang tak begitu lebar itu, juga tidak terlihat pembeli yang mampir ataupun singgah untuk menanyakan harga televisi.

Sepinya peminat televisi tabung, dikatakan Triadi sudah berlangsung lama, semenjak pemerintah mengumumkan akan mengganti siaran televisi analog ke digital.

Hal itu membuat Triadi memutar otak, agar ia tetap memperoleh pemasukan guna mencukupi kebutuhan hidup.

Triadi menerangkan, untuk menyiasati hal itu, ia sampai banting harga agar ada yang membeli televisi tabung.

“Ya nasibnya televisi tabung sekarang seperti ini, sepi peminat. Agar ada yang membeli harga sampai saya turunkan 50 persen lebih, bahkan yang semula satu jutaan kini hanya Rp 250 ribu sampai Rp 500 ribu lebih,” jelasnya, Rabu (19/8/2021).

Ia berujar, sepinya pembeli televisi tabung karena dampak kebijakan pemerintah mengganti siaran analog ke digital.

“Saya dengar tahun depan sudah tidak ada siaran televisi analog lagi. Dampaknya semakin ke sini tidak ada yang mau membeli televisi tabung,” ujarnya.

Pria ramah itu juga mengatakan, penjualan televisi tabung turun drastis, lantaran tidak ada peminat.

“Kalau sekarang ada satu pembeli saja sudah bersyukur, benar-benar jauh dibanding beberapa waktu lalu,” jelasnya.

Meski peminat televisi tabung berkurang, namun Triadi tetap bertahan lantaran tidak ada modal untuk mengembangkan usaha.

“Yang membuat saya bertahan ya kekurangan modal, mau jual televisi model terbaru tentunya butuh modal tak sedikit. Jadi ya saya hanya bisa bertahan seperti ini,” imbuhnya.

Harapan besar pun diungkapkan Triadi, supaya pemerintah memikirkan nasib para penjual televisi tabung di tengah pandemi dan kebijakan penggantian siaran analog ke digital.

“Semoga saja ada solusi, agar pengusaha kecil seperti saya bisa tetap berdagang di tengah keterpurukan,” tambahnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved