Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Fenomena Kos Mewah Disalahgunakan untuk Prostitusi Online, Rian Pasang CCTV di Sudut Kos

Untuk menghindari beberapa kejadian yang tidak diinginkan, para pemilik indekos memilih membuat aturan khusus untuk penghuni.

Surabaya.Tribunnews.com/Rahadian Bagus
Ilustrasi 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Untuk menghindari beberapa kejadian yang tidak diinginkan, para pemilik indekos memilih membuat aturan khusus untuk penghuni.

Salah satunya yakni dengan tidak mencampurkan penghuni laki-laki dan perempuan.

Rian Wijaya, satu di antara pemilik indekos di Kelurahan Sampangan, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang ini memilih untuk memisahkan penghuni kos laki-laki dan perempuan.

Hal itu dimaksudkan supaya tidak ada kesempatan untuk berbuat mesum di indekosnya.

"Kebetulan saya ada dua di Sampangan. Satu kos laki-laki dan satunya perempuan. Beda rumah kos. Jadi tidak saling berdempetan. Biar tidak ada yang berbuat mesum di kos," ujarnya.

Tak hanya itu, Rian juga memberlakukan jam kunjungan tamu dan aturan lain untuk penghuni indekos. Untuk tamu sesama jenis hanya bisa bertamu hingga pukul 21.00 WIB.

"Kalau sesama jenis mau menginap boleh. Asal ada pemberitahuan ke pengelola kos. Kebetulan tiap kos saya beri satu pengelola sekaligus pengawas penghuni. Jadi kalau ada yang melanggar aturan bisa langsung ditegur," tegasnya.

Tak dipungkiri Rian pun pernah kecolongan mendapati penghuni indekos membawa masuk tamu lawan jenis. Padahal aturannya sudah jelas jika tamu lawan jenis dilarang masuk kamar.

"Kejadiannya siang. Pengelola kos juga tidak tahu karena sedang istirahat. Tahunya baru besok harinya setelah diberitahu oleh penghuni kos lainnya. Lalu saya minta orang tersebut untuk pindah dan mengakhiri masa tinggal di kos saya. Karena aturannya sudah jelas," ucapnya.

Setelah kejadian itu, Rian memutuskan untuk memasang CCTV di setiap sudut indekosnya. Ia tak mau kejadian serupa terulang kembali.

Apa yang dilakukan Rian adalah antisipasi jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Apalagi saat ini banyak sekali kejadian perampokan dan pembunuhan penghuni indekos.

"Saya tidak mau kos dijadikan tempat yang enggak-enggak. Kalau ada apa-apa yang malu saya. Cari uang tapi ya jangan begitu juga," pungkasnya.

Tindak pidana

Wakasatreskrim Polrestabes Semarang, AKP Agus Supriyadi, mengatakan Polrestabes memiliki tim Tebas (Team Elang Hebat Semarang) yang rutin melakukan patroli di Kota Semarang. Namun, pihaknya tetap membutuhkan peran serta masyarakat untuk sama-sama mengawasi.

"Kami harus gandeng masyarakat, karena prostitusi online juga merambah ke rumah kos. Kami meminta kepada pemilik kos untuk mendata KTP penghuninya," tambahnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved