IHSG
IHSG Meningkat Tipis dalam Sepekan Lalu, Benarkah Sentimen dari AS bakal Memberatkan?
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan lalu, yakni periode 23 Agustus hingga 27 Agustus 2021, mencatat penurunan nilai transaksi harian
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Data perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selama sepekan lalu, yakni periode 23 Agustus hingga 27 Agustus 2021, mencatat penurunan nilai transaksi harian, meski Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meningkat tipis.
Meski demikian, IHSG pada penutupan perdagangan BEI Jumat (27/8) lalu ditutup pada zona merah, atau berada di level 6.041,36. "Secara keseluruhan selama sepekan mengalami peningkatan 0,18 persen dari posisi 6.030,77 pada penutupan akhir pekan sebelumnya," ujar Sekretaris Perusahaan BEI, Yulianto Aji Sadono, Minggu (29/8).
Menurut dia, nilai kapitalisasi pasar bursa selama sepekan lalu meningkat 0,19 persen menjadi sebesar Rp 7.281,34 triliun dari Rp 7.267,79 triliun pekan sebelumnya. Sementara, rata-rata frekuensi harian bursa mengalami pelemahan sebesar 1,58 persen menjadi 1,43 transaksi dari 1,45 juta transaksi pada pekan sebelumnya.
"Rata-rata volume transaksi harian bursa juga mencatatkan penurunan sebesar 4,45 persen menjadi 21,64 miliar saham dari 22,65 miliar saham pada pekan sebelumnya," jelasnya.
Selain itu, Yulianto menuturkan, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mengalami perubahan sebesar 16,58 persen menjadi Rp 11,59 triliun dari Rp 13,9 triliun pada pekan sebelumnya.
"Investor asing pada akhir pekan lalu mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp 467,4 miliar, sedangkan sepanjang 2021 investor asing mencatatkan beli bersih mencapai Rp 21,05 triliun," paparnya.
Analis Erdhika Elit Sekuritas, Ivan Kasulthan menyatakan, sentimen selama pekan lalu sebenarnya relatif sepi dibandingkan dengan pekan sebelumnya.
Namun, pada awal pekan lalu, ada sentimen positif, yakni pemerintah dan Bank Indonesia (BI) akan kembali melakukan burden sharing dengan tujuan penanganan pandemi covid-19.
BI berencana membeli Surat Berharga Negara (SBN) yang diterbitkan, sekaligus menanggung biayanya. Harapannya, langkah itu dapat membantu mengangkat pertumbuhan ekonomi.
Namun, di sisi lain, pekan lalu pelaku pasar cenderung memperhatikan sentimen dari luar negeri, yaitu dari Amerika Serikat (AS) oleh bank sentral The Fed yang akan mengumumkan simposium tahunan.
Capital outflow
The Fed berencana melakukan tapering seiring dengan tercapainya tingkat inflasi tahun ini. Langkah itu diperlukan, agar dapat mengatur laju tingkat inflasi yang terlalu tinggi.
"Efeknya akan berdampak terhadap emerging market, termasuk Indonesia, yang menyebabkan akan adanya capital outflow di Indonesia," jelasnya, kepada Kontan, Jumat (27/8).
Dengan adanya tapering, harga obligasi menjadi turun, dan dapat mengerek tingkat yield dari obligasi tersebut. Sehingga, investor lebih tertarik untuk berinvestasi ke AS.
Hasil simposium The Fed yang diperkirakan baru akan direspons awal pekan ini, menjadi satu sentimen yang berpotensi memberatkan pergerakan IHSG.
Selain itu, pergerakan IHSG juga akan dipengaruhi rilis data ekonomi PMI manufacturing dari beberapa negara seperti China, Zona Eropa, dan AS. Adapun data PMI manufacturing diperkirakan masih akan ekspansi.
Selanjutnya, akan ada rilis data inflasi dari Zona Eropa dan Indonesia yang juga diproyeksikan akan tumbuh positif. Ini menunjukkan bahwasannya pertumbuhan ekonomi sudah mulai pulih di tengah pandemi covid-19.
"IHSG diperkirakan masih akan bergerak sideways antara level support 5.940 dan resistance 6.150 (pekan ini-Red)," papar Ivan.
Senada, Analis Sucor Sekuritas, Hendriko Gani mencermati, investor cenderung wait and see menunggu hasil Jackson Hole Symposium yang digelar akhir pekan lalu.
Adapun, pelemahan IHSG yang terjadi pada Jumat lalu diperberat oleh pelaku pasar yang cenderung menunggu.
"Jika The Fed cenderung dovish, ada potensi IHSG bergerak menguat. Namun, secara teknikal, IHSG masih akan sideways dengan suport di 6.035 dan resistance di 6.135.
Untuk perdagangan Senin (hari ini-Red), IHSG berpotensi bergerak mixed di kisaran tersebut," bebernya. (Tribunnews/Yanuar R Yovanda/Kontan/Kenia Intan)
Baca juga: Misteri Jenazah Gadis Bertato Bunga yang Mengambang di Sungai Terungkap, Pelaku Marah Karena Ini
Baca juga: Klasemen MotoGP 2021 Setelah GP Inggris, Fabio Quartararo Pertebal Kesenjangan Poin
Baca juga: HEBOH! Penemuan Bunga Sesajen Berusia 2.000 Tahun? Ini Kapa Peneliti
Baca juga: Dua Kelompok Warga Terlibat Bentrok gara-gara Seorang Perempuan Diganggu saat Melintas di Gang