Berita Banjarnegara
Sebelum Pembunuhan di Dieng, RS Pantau Facebook Istri dan Menemukan Chat Pria, Ini Pengakuannya
Warga meyakini pria itu adalah suaminya, (R), warga Desa Gembol Kecamatan Batur, Banjarnegara
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA - Misteri di balik suami tega bunuh istri secara sadis di Dieng, Banjarnegara terungkap.
Pelaku akhirnya tertangkap dan mengurai cerita soal kekejamannya.
Pelaku sempat melarikan diri namun mengalami kecelakaan dalam pelariannya.

Polres Banjarnegara mengungkap motif pembunuhan wanita muda di Desa Bakal, Batur, Banjarnegara.
Ini terungkap seusai polisi membekuk pelaku pada Kamis dini hari (2/9/2021).
Kasatreskrim Polres Banjarnegara AKP Donna Briadi mengatakan, motif pembunuhan pelaku ke istrinya bukan karena masalah ekonomi.
Baca juga: Fotonya Viral, Warga tak Sengaja Motret Terduga Pelaku sebelum Bunuh Ibu Muda di Bakal Banjarnegara
Baca juga: Tangis Istri Muda Yosef yang Tertekan, Ini Pengakuannya tentang Kasus Pembunuhan Tuti dan Amalia
Sang suami ternyata sempat terbakar api cemburu kepada korban.
HN dan suaminya, RS diketahui telah pisah ranjang dua bulan.
"Bukan karena ekonomi, tapi karena kecemburuan, " katanya
Selama pisah ranjang, RS ternyata memantau chat istrinya di media sosial (Facebook).
Di situ ia melihat ada pria lain yang coba mendekati istrinya.
RS terbakar api cemburu karena ada lelaki lain yang mendekati istrinya.
Puncaknya, menurut Donna, RS merencanakan aksi jahat dengan menunggu istrinya pulang kerja di jalan menuju tempat tinggalnya, Dukuh Buntu, Desa Bakal.
RS juga membawa senjata tajam atau pisau.
Saat bertemu di jalan, ia tak bisa mengendalikan amarahnya.
RS menganiaya istrinya menggunakan senjata tajam.
"Yang bersangkutan menunggu ketika korban pulang kerja, " katanya
Kini tersangka harus memertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan hukum.
Tersangka dianggap melanggar Pasal 23 tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, dan atau pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana, atau pasal 338 KUHP soal pembunuhan.
Ancaman hukuman untuk tersangka adalah hukuman mati, atau penjara seumur hidup atau penjara paling lama 20 tahun.
Foto sempat beredar
Pengungkapan kasus pembunuhan ibu muda di Dukuh Buntu Desa Bakal, Batur Banjarnegara memasuki babak baru.
Polisi akhirnya berhasil membekuk terduga pelaku pembunuhan, Kamis (2/9/2021).
Foto pelaku rupanya talah beredar di media sosial.
Dalam foto yang beredar di medsos itu, terduga pelaku tampak duduk bersandar mengenakan jaket hijau army.
Tangan kanannya terlihat terbungkus perban.
Satreskrim Polres Banjarnegara bersama tim Jatanras Polda Jateng mengonfirmasi telah mengamankan seorang laki-laki terduga pelaku penganiayaan dan penusukan, Kamis (2/9/2021) dini hari WIB.
Kapolres Banjarnegara AKBP Fahmi Arifrianto, melalui Kasihumas Polres Banjarnegara Iptu Hendi Priyanto, membenarkan pihaknya telah menangkap satu orang yang diduga pelaku
"Sementara masih dalam pemeriksaan, untuk perkembangan kasus akan kami informasikan, " katanya di Mapolres Banjarnegara, Kamis (2/9/2021).
Tersiar kabar di media sosial, pelaku sempat mengalami kecelakaan di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kamis dini hari.
Desa itu masih berdekatan dengan desa asal pelaku, Desa Gembol Kecamatan Pejawaran, Banjarnegara.
Tetapi belum ada klarifikasi mengenai kebenaran informasi itu.
Sohib, warga Desa Pekasiran pun mengaku mengetahui informasi itu justru dari media sosial.
"Informasinya begitu, terjatuh di bruk (jembatan) Siton. Tapi belum pasti, saya tahu juga dari medsos, " katanya
Isnurhadi, warga Desa Pekasiran lain juga mengetahui informasi itu justru dari media sosial.
Maklum, peristiwa terjadi dini hari dimana warga sudah terlelap.
Sehingga banyak warga yang tak tahu persis kronologi kejadian itu.
Dari informasi yang diterimanya, usai kecelakaan, pelaku sempat dibawa pulang ke Desa Gembol, namun akhirnya dijemput polisi untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Informasi yang saya terima begitu. Karena kejadian dini hari warga Pekasiran gak ada yang tahu, " katanya.
Periksa Tujuh Saksi
Dalam kasus tersebut, sebelumnya tujuh saksi sudah diperiksa penyidik Polres Banjarnegara.
Keluarga yang masih syok atas kejadian ini pun akan diperiksa usai kondisinya stabil.
Kasat Reskrim Polres Banjarnegara AKP Donna Briadi mengatakan, pihaknya belum bisa membeberkan kronologi kasus ini secara rinci karena pelaku masih dalam pengejaran.
Tapi dari pemeriksaan saksi, terungkap, sebelum kejadian, pelaku ternyata sempat menunggu korban di atas sepeda motor yang dikendarainya di gang masuk Dukuh Buntu.
Jalan itu yang setiap hari dilalui korban ketika berangkat dan pulang kerja dari pabrik jamur.
"Ada beberapa saksi yang mengetahui suaminya sebelum terjadi pidana, menunggu di atas motor, " katanya, Rabu (1/9/2021)
Kepergian HN masih menyisakan duka mendalam bagi keluarga. Keluarga maupun warga tak pernah menyangka kejadian tragis ini bakal menimpa korban.
Sosok HN pun masih terkenang di benak mereka.

HN dikenal berkepribadian baik di mata masyarakat.
Ratna, sepupu HN mengatakan, korban adalah sosok pendiam dan jarang mengeluhkan masalahnya ke orang lain.
Meski rumah tangganya kurang harmonis, ia tak pernah mencurahkan isi hatinya ke orang lain, kecuali kepada orang tua.
"Orangnya pendiam. Gak pernah menceritakan masalah rumah tangganya ke orang. Paling kalau cerita ke orang tua, " katanya.
Ratna sendiri mengenal suami korban, R, sebagai pribadi yang pendiam.
Meski acap kasar terhadap istri, Ratna tak menyangka pelaku bakal tega menghabisi nyawa istrinya secara keji.
"Dua-duanya (suami istri) Sama-sama pendiam. Gak nyangka, " katanya
Selain pendiam dan baik hati, HN dikenal sebagai perempuan mandiri.
Ia harus banting tulang dengan bekerja sebagai buruh di pabrik jamur.
Ini dilakukan untuk menunjang perekonomian keluarga, serta masa depan putri tercinta.
Tetapi anaknya yang masih berusia tiga tahun kini harus kehilangan kasih sayang dari seorang ibu untuk selamanya.
Sudah ditunggu

Sebelumnya diberitakan, warga Dieng digegerkan dengan peristiwa penganiayaan yang mengakibatkan seorang ibu muda, HN (21) meninggal.
Beberapa meter setelah memasuki gapura Dusun Buntu Desa Bakal, masih ada bekas darah bersimbah di jalan.
Meski aktivitas di jalan itu normal tanpa ada garis polisi, nuansa horor masih terasa.
Tempat itu menjadi saksi bisu tragedi memilukan yang tak pernah terbayangkan warga sebelumnya.
Di tempat itu, wanita pendiam itu meregang nyawa. Ironisnya, ia meninggal di tangan pria yang diduga adalah suaminya.
Kepala Desa Bakal Madkhurodin mengatakan, HN dihabisi usai pulang dari kerja di pabrik jamur, tak jauh dari tempat tinggalnya.
Tidak biasanya, Minggu sore (29/8/2021) sekitar pukul 15.00 Wib, HN pulang ke rumah sendirian.
Padahal, menurut dia, wanita itu biasa pulang berombongan.
Tak dinyana, seorang pemuda dengan mengenakan bawahan sarung menguntitnya.
Warga meyakini pria itu adalah suaminya, (R), warga Desa Gembol Kecamatan Batur, Banjarnegara.
Di jalan yang sepi setelah gapura dukuh Buntu, laju kendaraan HN terhenti.
Tak ada yang tahu persis bagaimana kejadian itu bermula.
Situasi jalan dan lingkungan sekitar lengang.
Keributan mereka jauh dari jangkauan warga.
Entah apa musababnya, pria itu tiba-tiba menyerang HN secara membabi-buta.
Ia menghunuskan pisau ke leher HN yang tak berdaya.
HN sempat ditolong warga dalam kondisi penuh luka.
Sementara pelaku memacu sepeda motornya entah kemana. Langkahnya tak terkejar.
"Pada waktu kejadian, pelaku mendatangi istri membawa alat pisau. Korban tidak tertolong, meninggal di Puskesmas, " katanya, Senin (30/8/2021)
Warga tak menyangka pelaku bisa berbuat sekeji itu terhadap orang yang dicintainya.
Ia tidak mengetahui pasti alasan pelaku sampai akhirnya kalap.
Madkhurodin mengatakan, sebagai pasangan suami istri, hubungan R dengan HN akhir-akhir ini memang kurang harmonis.
Keduanya rupanya tak lagi tinggal bersama alias pisah ranjang sebulan terakhir ini.
HN pulang dan tinggal kembali bersama orang tuanya di Dusun Buntu.
Ia menduga R masih menginginkan istrinya kembali untuk tinggal bersama.
Tetapi HN punya alasan tersendiri hingga ia enggan kembali ke pangkuan suami.
"Mungkin istrinya mengelak, susah diajak pulang, " katanya
Madkhurodin mengatakan, keluarga dan kerabat korban sempat terbakar amarahnya karena kehilangan orang tercinta.
Mereka sempat ingin menyerang pelaku di rumahnya.
Beruntung pihaknya berhasil meredam emosi keluarga sehingga situasi bisa terkendali. (*)