Berita Nasional

Luhut: Penanganan Covid-19 di Indonesia Lebih Bagus dari Singapura & Korsel, Tapi Jangan Sombong

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan penanganan Covid-19 di Indonesia, berjalan sangat baik. Bahkan, hasilnya lebih bagus dari sejumlah negara lain semi

Editor: m nur huda
DOK KOMPAS.COM
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi RI, Luhut Binsar Pandjaitan 

TRIBUNJATENG.COM, BANDUNG - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan penanganan Covid-19 di Indonesia, berjalan sangat baik. Bahkan, hasilnya lebih bagus dari sejumlah negara lain semisal Singapura.

Ia mengungkapkan, angka kasus covid-19 terbaru di Indonesia lebih rendah dibanding negara-negara maju yang angka vaksinasinya jauh di atas Indonesia. Namun, Luhut Binsar Pandjaitan mengingatkan agar jangan jemawa.

"Jangan sombong bahwa ini sudah ultimate objective kita. Belum! Masih panjang jalan kita ini," kata Luhut dalam kunjungannya ke Kantor Satgas Citarum Harum di Kota Bandung, Selasa (7/9/2021).

"Jawa Barat ini, Bandung ini, itu sudah lebih bagus dari Singapura, per hari ini. Tapi apakah dua minggu lagi bisa gini? Enggak tahu," ujar Luhut Binsar Pandjaitan.

Luhut mengatakan, hari-hari ini negara mana pun dihadapkan dengan kemunculan varian-varian baru Covid-19. Namun demikian, ia mengapresiasi kinerja pemerintah dengan TNI-Polri yang kompak menangani Covid-19.

"Angka absolut penanganan dari Covid-19 ini kita lebih bagus dari Singapura, lebih bagus dari Malaysia pasti, lebih bagus dari Thailand, Korea Selatan, lebih bagus Vietnam, dan Taiwan. Kita jadi top. Apa itu perlu disombongkan, tidak. Karena masih jauh. Kita jangan jumawa, kita harus betul-betul alert," katanya.

Pelonggaran kegiatan masyarakat, katanya, harus dilakukan bertahap, bertingkat, dan berlanjut. Namun tidak bisa terburu-buru hanya karena kasus melandai.

"Banyak negara maju, Amerika, di Korea, di Jepang, di Cina, di Inggris, Israel yang paling hebat katanya itu sudah 63 persen lebih vaksin, sekarang naik lebih tinggi dari kita. Kita harus hati-hati, prokes jaga, vaksinasi teruskan," ujar Luhut Binsar Pandjaitan.

Penggunaan aplikasi PeduliLindungi di berbagai tempat, katanya, juga harus terus didorong. Pemerintah harus rewel demi keselamatan masyarakat, termasuk upaya penegakan hukum di sejumlah tempat yang menimbulkan kerumunan.

"Tadi Pangdam Jaya dan Kapolda Metro di lapangan terbang laporan ke saya, tentang Holywings. Restoran itu tutup. Saya bilang tutup saja. Saya bilang enggak ada masalah mereka baru buka jam 8, baru buka. Enggak apa-apa, tapi jangan seperti itu pengunjungnya, kita harus jaga diri kita semua," katanya.

Hal senada dikatakan Gubernur Jabar Ridwan Kamil, kemarin. Ia mengatakan kolaborasi dan inovasi menjadi faktor penting dalam mempercepat penanganan pandemi, baik dari sisi kesehatan maupun ekonomi.

Jika semua pihak terlibat, pencegahan penularan Covid-19 dan pemulihan ekonomi dapat berjalan optimal.

Emil mengatakan penurunan bed occupancy rate (BOR) tidak lepas dari upaya semua pihak, mulai dari pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, rumah sakit, TNI, Polri, sampai masyarakat, dalam memperkuat fasyankes, terutama saat pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan (Dinkes) Jabar per 6 September 2021, BOR rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar sebesar 12,86 persen, atau terisi 1.885 dari 14.658 tempat tidur di 341 rumah sakit di Jabar. 

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved