Unsoed Purwokerto
Balerami, Inovasi Bantal Refleksi Karya Mahasiswa Unsoed Purwokerto
Seluruh sektor dalam dunia pekerjaan kini sudah tak asing lagi dengan istilah Work From Home (WFH) atau Work From Office (WFO).
TRIBUNJATENG.COM, PURWOKERTO - Tiga mahasiswa Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto membuat sebuah inovasi sebagai wujud solutif bagi permasalahan nyeri leher.
Mereka adalah Sela Sri Ayuning, Nida Salma Mardiyyah, dan Febe Brigita Imanuella.
Seperti diketahui, pandemi Covid-19mengubah tatanan kehidupan, salah satunya adalah sistem dalam bekerja.
Seluruh sektor dalam dunia pekerjaan kini sudah tak asing lagi dengan istilah Work From Home (WFH) atau Work From Office (WFO).
Sistem ini dilakukan dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 kaitannya dengan protokol
kesehatan berupa Social Distancing.
Kebijakan WFH-WFO diterapkan di seluruh sektor tanpa terkecuali.
Permasalahan baru timbul, yaitu banyaknya keluhan nyeri leher karena posisi tubuh yang tidak berubah selama beberapa jam saat WFH.
Belum lagi bagi para pendidik dan pelajar yang harus menatap gawai atau layar digital dalam waktu lama saat pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara daring.
Masyarakat yang berkegiatan di rumah cenderung kurang memperhatikan postur tubuh seperti posisi tubuh yang tengkurap, jarak mata yang terlalu dekat dengan layar gawai, serta tinggi meja dan kursi yang tidak sesuai.
Akibatnya dapat muncul rasa sakit di bagian batang tubuh, yaitu leher, punggung, pinggang, pinggul, dan pantat.
Berkat kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, tim ini berhasil mendapatkan pendanaan dan dapat mewujudkan gagasan inovatifnya membuat Balerami.
Mereka dibimbing dosen Kesehatan Masyarakat yaitu Windri Lesmana Rubai S. Gz., MPH.
Sela Sri Ayuning mengungkapkan Balerami merupakan singkatan dari Bantal Leher Biji Rami.

Dalam produk karya cipta yang dibuat, biji rami berperan sebagai bahan alternatif pengganti bahan sintetis seperti dakron yang ada pada bantal leher pada umumnya.
Biji rami dipilih karena lebih ramah lingkungan dibandingkan dakron.
Selain itu, adanya kandungan minyak lavender pada biji rami dipercaya dapat menyimpan suhu hangat yang dapat
membuat seseorang menjadi rileks.
Sekaligus dengan adanya aroma terapi tersebut diharapkan mampu membantu pengguna bantal menjadi lebih rileks dan mengurangi stress.
“Balerami ini juga dapat dijadikan terapi sederhana yang mudah digunakan untuk mengurangi gejala nyeri leher dan stress,” ungkapnya.
Balerami terdiri dari dua lapisan yaitu lapisan bawah dan atas.
Lapisan bawah berupa udara yang dapat dipompa sesuai keinginan pengguna.
Lapisan atas merupakan lapisan yang berisi biji rami dengan aroma lavender.
“Nyeri leher kerap kali dianggap sebagai permasalahan minor oleh sebagian masyarakat. Alih-alih berobat, minyak angin justru dijadikan langkah pertama saat nyeri tersebut datang. Kami berharap produk inovasi ini bisa mencegah nyeri leher yang sebenarnya bisa di antisipasi dari awal," jelasnya.
Potensi minat pasar yang tinggi juga memotivasi mereka dalam membuat produk ini.
Sela dkk berharap inovasi ini bisa terus dikembangkan hingga menjadi produk komersial yang bisa memberikan dampak secara ekonomi dan kesehatan. (*)