Universitas Nasional Karangturi
Inovasi Teknologi Pangan dalam Dunia Kuliner
Pada zaman ini, hampir semua pengolahan makanan tidak terlepas dari teknologi pangan mulai dari makanan olahan rumahan sampai makanan hasil industri.
Oleh: Windy Riskaprilisa ST MSc, Dosen S1 Teknologi Pangan Unkartur Semarang
PADA zaman ini, hampir semua pengolahan makanan tidak terlepas dari teknologi pangan. Mulai dari makanan olahan rumahan sampai makanan hasil industri. Salah satu makanan yang diolah melalui teknologi yaitu tempe. Tempe dibuat melalui proses fermentasi kacang kedelai dengan ragi Rhizopus oligosporus sehingga berubah menjadi tempe.
Fermentasi pada pembuatan tempe terjadi karena aktivitas ragi Rhizopus oligosporus. Fermentasi pada tempe dapat menghilangkan bau langu dan menghasilkan aroma khas dari tempe. Selain itu, fermentasi juga dapat meningkatkan nilai gizi kedelai terutama proteinnya sehingga tempe memiliki kandungan protein yang tinggi.
Teknologi pangan pertama dilakukan oleh Louis Pasteur ketika mencoba mencegah kerusakan akibat mikroba pada fasilitas fermentasi anggur setelah melakukan penelitian terhadap anggur yang terinfeksi. Pasteur juga menemukan proses yang disebut pasteurisasi, yaitu pemanasan susu dan produk susu untuk membunuh mikroba yang ada di dalamnya dengan perubahan sifat dari susu yang minimal.
Teknologi pangan terus berkembang menghasilkan produk – produk pangan berinovasi. Salah satu produk pangan berinovasi melalui teknologi yaitu kopi. Saat ini untuk menikmati secangkir kopi bisa kita lakukan tanpa menunggu lama dan praktis karena sudah ada produk-produk minuman kopi instan yang bisa dikonsumsi langsung dalam keadaan dingin.
Sebelumnya, untuk membuat secangkir kopi, kita harus mencampurkan kopi dan gula atau krimer. Kemudian diseduh dengan air panas atau diberi es apabila mengininginkan es kopi. Munculnya inovasi-inovasi produk pangan ini didukung oleh perkembangan teknologi.
Banyak sekali bahan pangan yang ada di sekitar kita yang masih bisa kita kembangkan inovasinya sehingga memiliki nilai kuliner yang tinggi. Di dunia kuliner, untuk dapat bersaing dengan produk pangan lainnya diperlukan inovasi dan cita rasa yang menarik daya beli konsumen. Dengan menggunakan teknologi yang bisa menghasilkan produk pangan baru atau mengembangkan produk pangan menjadi lebih menarik lagi.
Salah satunya contohnya yaitu pengawetan buah apel yang dikemas dalam plastic vakum atau kaleng menjadi manisan. Teknologi pengawetan ini bisa menjaga masa simpan buah sehingga bisa dijadikan makanan khas daerah yang bisa dijadikan sebagai oleh-oleh. Teknologi pengemasan menggunakan plastic vakum atau kaleng membuat buah menjadi lebih awet dan memudahkan penyimpanannya. Sehingga konsumen menjadi tertarik untuk membelinya karena praktis dan bisa dibawa atau dikirim ke luar kota.
Dengan menginovasi teknologi pangan pada bahan-bahan pangan yang masih bisa dikembangkan dapat menjadi peluang usaha di dunia kuliner. Hal ini didukung pula oleh daya beli masyarakat Indonesia yang meningkat terhadap produk makanan dan minuman.
Kondisi ini mendorong kita untuk memasarkan dengan semenarik mungkin untuk menarik perhatian mereka. Tidak hanya citarasa dan tampilan yang menarik, diperlukan pula strategi pemasaran yang bisa menarik konsumen sebanyak mungkin yang membuat mereka kembali membeli produk kita. (*)
Informasi lebih lanjut : Jl. Raden Patah No. 182-192, Semarang. Telp. 024-3545882/08112710322 atau IG @universitasnasionalkarangturi