Berita Jakarta
Vaksin Booster Mulai Dijual Tahun Depan akan Tersedia di Apotek
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah terus mematangkan rencana vaksin covid-19 booster berbayar
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, pemerintah terus mematangkan rencana vaksin covid-19 booster berbayar untuk masyarakat yang akan dimulai tahun depan. Nantinya, masyarakat bebas memilih vaksin sesuai kemauan masing-masing.
"Kita harapkan akan terbuka. Rakyat bisa membeli vaksinnya sendiri, bisa memilih vaksinya apa, sama seperti beli obat di apotek. Jadi ini akan kita buka pasarnya agar masyarakat bisa memilih membeli booster vaksin," kata dia dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi IX, Senin (13/9).
Adapun vaksin yang akan disediakan pemerintah sebagai vaksin booster merupakan vaksin yang telah memiliki izin penggunaan darurat atau EUA dari WHO maupun BPOM RI.
"Masih perlu kita finalisasikan lagi. Bahwa vaksin tahun depan yang akan menjadi vaksin booster tentunya sudah mendapatkan emergeny use atau izin penggunaan darutat dari WHO," ujar Menkes Budi.
Berdasarkan materi pemaparan Budi ada sekitar 93,7 juta jiwa yang akan menjadi target vaksinasi booster berbayar ini. Dari jumlah tersebut, pemerintah menggratiskan penerima vaksin booster yang masuk kategori penerima bantuan iuran atau PBI.
Serta 4,4 juta anak-anak Indonesia yang mulai memasuki usia 12 tahun. "PBI akan mendapatkan satu kali booster. Kita juga akan menyuntikan anak-anak yang masuk umur 12 tahun itu ada 4,4 juta disuntik 2 kali itu akan dibayar oleh negara APBN," terangnya.
Selain itu, vaksinasi booster untuk masyarakat yang masuk kategori pekerja bukan penerima upah kelas III (PBPU III) juga akan dibayarkan melalui pemerintah daerah, dari dana yang akan dialokasikan oleh Kementerian Kesehatan.
"Sedangkan yang masuk kategori PBPU yang selama ini dibayar oleh oleh Pemda, nanti juga akan kita alokasikan dana untuk melakukan vaksinasi dosis ketiga ini,"jelas mantan dirut Bank Mandiri ini.
Lebih jauh Budi mengatakan, rencana vaksin booster ini terus difinalisasi dengan sejumlah pihak.
"Rencananya kita masih finalkan satu atau dua kali putaran dengan teman-teman di pemerintahan," ujarnya.
Menkes juga menuturkan bahwa pemerintah terus menjamin ketersediaan obat terapi Covid-19. Ia menyebut, stok obat penanganan Covid-19 terbilang mencukupi dan aman. Termasuk obat yang paling dibutuhkan seperti Remdesivir, Actemra, dan Gammaraas.
"Untuk obat-obatan yang yang langka sekarang kita terus menambah stoknya sehingga dipastikan sampai dengan akhir September. Terlebih untuk obat-obatan yang sangat dibutuhkan seperti Remdesivir, Actemra, dan Gammaraas," kata Menkes Budi.
Adapun perkembangan situasi Covid-19 saat ini, Budi menyampaikan kasus konfirmasi positif Covid-19 menurun drastis yakni menyentuh angka 5 ribu. "Insya Allah nanti bisa turun di bawah 5 ribu per hari, rata-rata 7 harinya juga sudah menyentuh angka 5 ribuan," terang mantan Wamen BUMN ini.
Sementara untuk pasien Covid-19 yang dirawat inap di Rumah Sakit secara harian berada di bawah 20 ribu atau rata-rata 7 harinya sekitar 20 ribuan.
"Ini sudah lebih rendah dari angka yang dirawat di rumah sakit sebelum lebaran kemarin. Angka kematian juga sudah menurun cukup drastis. Terakhir angka kematian hariannya ada di angka 270 rata-ratanya, juga 460-an. Iini sudah jauh dibandingkan angka 2000 di masa puncaknya," jelas Budi.
Kasus Makin Turun
Budi juga menyampaikan perkembangan situasi Covid-19 saatini, bahwa kasus konfirmasi positif Covid-19 menurun drastis yakni menyentuh angka lima ribu.
"Insya Allah nanti bisa turun di bawah lima ribu per hari, rata-rata tujuh harinya juga sudah menyentuh angka lima ribuan," katanya.
Sementara itu, Indonesia melaporkan penambahan 2.577 kasus baru positif COVID-19, Senin (13/9). Total kasus aktif saat ini adalah 99.696 pasien.
Jawa Tengah menyumbang angka kasus positif terbanyak yakni 353 kasus. Disusul Jawa Timur dengan 318 kasus, dan Jawa Barat dengan 210 kasus. (Tribun Network/rin/van/wly)
Baca juga: Sri Mulyani Pertanyakan Banyak Daerah Masih Mengendapkan Uangnya di Perbankan, Tercatat Rp 173.73 T
Baca juga: Penurunan Level Bikin Masyarakat Euforia dan Tak Patuh Prokes
Baca juga: Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 2 SD Halaman 69 70 74 75 77 Subtema 2, Menukarkan Uang
Baca juga: Dikabarkan Telah Meninggal, Pemimpin Al Qaeda Muncul dalam Video Peringatan Serangan 9/11