PPKM Level 2
Ganjar Pranowo: Pedagang Mi dan Bakso Bisa Jualan
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo setuju jika pedagang mi dan bakso diperbolehkan berjualan dengan stiker dan syarat sudah divaksin.
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo setuju jika pedagang mi dan bakso diperbolehkan berjualan dengan stiker dan syarat sudah divaksin.
Sehingga ekonomi bisa berjalan dan para pedagang terproteksi.Hal itu disampaikan Ganjar, usai meninjau sentra vaksinasi yang digelar oleh Paguyuban Pedagang Mi dan Bakso (Papmiso) Indonesia di Mall Tentrem Semarang, Selasa (14/9).
Saat tinjauan, Ganjar yang didampingi oleh pengurus dari Papmiso Indonesia bertanya soal ide atau usulan dari Papmiso terhadap kelangsungan ekonomi dari pedagang mi dan bakso.
“Ternyata idenya bagus, satu kasih stiker aja pak. Nanti kalau mereka pedagang-pedagang baksonya melanggar, mereka yang menghukum, tutup. Ini bagus,” kata Ganjar.
Ganjar menilai usulan ini bagus, karena selain mendisiplinkan para pedagang mi dan bakso juga bisa membantu pemerintah dalam mengedukasi masyarakat terkait prokes dan vaksin.
“Kalau Mall punya aplikasi Peduli Lindungi. Lha warung bakso? Emang mau dipasang itu? Ya kalau nanti suatu ketika memang kita harus mengarah ke sana setidaknya memulai. Bisa dimulai, nah sebelum digital ya kita dimulai lah dengan cara-cara konvensional. Konvensionalnya eling-elingke,” jelasnya.
Sementara itu, Sekjen Papmiso Indonesia, Bambang Haryanto mengatakan, vaksin untuk pedagang mi dan bakso di Jawa Tengah ini berlangsung dua hari. Setidaknya ada 3.000 pedagang mi dan bakso, termasuk karyawan serta keluarganya yang divaksin.
“Ini sudah yang titik ke sepuluh, kita sudah mulai dari Jawa Barat, dan Provinsi Banten. Di sini targetnya 10.000 tapi kita dapat alokasinya 3.000,” kata Bambang.
Tujuan vaksin untuk pedagang mie dan bakso ini, lanjut Bambang, semata-mata untuk menggerakan ekonomi kerakyatan. Pihaknya menilai, pedagang mi dan bakso masuk kategori kelompok rentan.
Bambang Haryanto menyebutkan, dari 3.000 pedagang mie dan bakso yang mengikuti vaksinasi, 80 persen di antaranya merupakan warga Semarang. Sedangkan, 20 persen lainnya dari daerah penyangga Kota Semarang."Kalau secara keseluruhan anggota Papmiso Jawa Tengah ada 20 ribu.
Namun, jatah vaksin baru 3.000. Jadi masih kurang sekitar 17 ribu," sebut Bambang.
Ketua Papmiso Jawa Tengah, Lasiman, menambahkan, ada sekitar 600 pedagang mi dan bakso di Kota Semarang yang gulung tikar selama PPKM.
Hal itu karena aturan pemerintah sangat ketat, antara lain tidak membolehkan konsumen makan di tempat. Begitu pula banyaknya akses masuk kampung yang ditutup juga menyulitkan bagi pedagang bakso keliling untuk berjualan.
"Mau tidak mau mereka kukut karena semakin hari jualannya semakin tidak laku. Mereka memilih pulang kampung. Namun, sekarang mereka sudah mulai kembali lagi," ujarnya.
Dia berharap, adanya vaksinasai bagi pedagang mie dan bakso akan membuat sektor kuliner kembali bangkit, khususnya di Kota Semarang.