Berita Afghanistan
UPDATE AFGHANISTAN : Taliban Berupaya Meraih Pengakuan Internasional lewat Sidang PBB
Taliban menominasikan juru bicara mereka yang berbasis di Qatar, Suhail Shaheen, sebagai duta besar Afghanistan untuk PBB.
TRIBUNJATENG.COM, KABUL – Taliban menominasikan juru bicara mereka yang berbasis di Qatar, Suhail Shaheen, sebagai duta besar Afghanistan untuk PBB.
Selain itu, kelompok tersebut juga meminta untuk berbicara dengan para pemimpin dunia di depan Sidang Umum PBB.
Permintaan tersebut disampaikan Menteri Luar Negeri Afghanistan yang diperintah Taliban, Amir Khan Muttaqi, melalui surat kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Senin (19/9). Muttaqi meminta Guterres agar dia bisa berbicara dalam Sidang Umum PBB.
Juru bicara Guterres, Farhan Haq, membenarkan surat Muttaqi itu sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (23/9).
Langkah itupun memicu pertikaian dengan Ghulam Isaczai, duta besar PBB di New York, yang mewakili pemerintah Afghanistan yang digulingkan bulan lalu oleh Taliban.
Haq mengatakan, permintaan Taliban untuk kursi PBB di Afghanistan telah dikirim ke komite kredensial sembilan anggota, yang anggotanya termasuk AS, China, dan Rusia.
Komite tersebut tidak mungkin bertemu mengenai masalah ini sebelum Senin, sehingga diragukan bahwa Muttaqi akan berbicara dalam Sidang Umum PBB.
Di sisi lain, usulan Taliban untuk menominasikan Shaheen sebagai duta besar Afghanistan untuk PBB merupakan upaya kelompok itu untuk mencari pengakuan internasional.
Jika Taliban mendapat pengakuan internasional, itu membantu membuka dana yang sangat dibutuhkan untuk ekonomi Afghanistan yang tengah dalam kondisi krisis.
Haq menambahkan, surat Taliban itu menyebutkan bahwa misi Isaczai dianggap selesai dan dia tidak lagi mewakili Afghanistan.
Kendati demikian, sampai keputusan dibuat oleh komite kredensial, Isaczai akan tetap di kursinya, menurut aturan Majelis Umum PBB.
Isaczai dijadwalkan untuk berpidato di hari terakhir Sidang Umum PBB pada 27 September, tetapi masih belum jelas apakah ada negara yang keberatan mengenai surat Taliban.
Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres bulan lalu sempat menyatakan, keinginan Taliban untuk mendapatkan pengakuan internasional adalah satu-satunya pengaruh global untuk mendesak pemerintah yang inklusif dan menghormati hak-hak, terutama bagi perempuan di Afghanistan.
Suarakan kegelisahan
Adapun, Rapper sekaligus aktivis hak-hak perempuan Afghanistan, Sonita Alizadeh menyuarakan kegelisahannya terkait dengan kondisi wanita di bawah Taliban.
Dalam acara virtual pertemuan tahunan PBB, Alizadeh mendesak para pemimpin dunia untuk membela hak-hak perempuan dan anak perempuan di Afghanistan saat ini.
Dilansir Reuters, Sonita Alizadeh pergi dari Afghanistan bersama keluarganya saat Taliban berkuasa 20 tahun lalu. Saat itu perempuan tidak diizinkan bekerja, harus mengenakan burqa, dan anak perempuan dilarang sekolah.
"Apa yang tersisa dari rakyat kita? Dan apa yang tersisa dari pencapaian 20 tahun? Jangan tertipu oleh topeng yang ditampilkan Taliban di berita. Kita tidak punya waktu," kata Alizadeh, Selasa (21/9).
Ia pun mendesak masyarakat internasional untuk tidak mengakui Taliban. Selain itu, Alizadeh juga meminta agar dunia menjamin hak-hak perempuan dan anak-anak Afghanistan, memastikan akses internet di sana, menyertakan warga Afghanistan untuk pengambilan keputusan, serta jaminan pendidikan untuk anak perempuan.
"Sepertinya kita semua tahu apa yang harus dilakukan. Tapi pertanyaannya, siapa yang akan mengambil tindakan hari ini?" ucapnya.
Taliban mengatakan mereka telah berubah sejak memerintah pada 1996-2001. Diketahui saat itu, Taliban melarang perempuan keluar rumah tanpa kerabat laki-laki hingga bersekolah.
"Ada ketakutan nyata dan gamblang di kalangan perempuan Afghanistan akan kembalinya penindasan brutal dan sistemik Taliban terhadap perempuan dan anak perempuan selama tahun 90-an," kata kepala hak asasi manusia PBB, Michelle Bachelet.
Taliban menimbulkan skeptisisme tentang janji mereka terkait dengan hak-hak perempuan dan anak perempuan ketika pekan lalu mereka mengumumkan akan membuka sekolah untuk anak laki-laki. (Kompas.com/Tribunnews)
Baca juga: Ronald Koeman Ungkap Messi Pernah Marah Hingga Satu Minggu di Barcelona Karena Hal Ini
Baca juga: Sri Mulyani : Perbankan belum Maksimal Menjalankan Fungsi Intermediasi seperti Pra-pandemi
Baca juga: Mobil Buatan Indonesia Laris Manis di Luar Negeri, Suzuki Buka Pasar di Timur Tengah
Baca juga: TETAP PROKES! Waspadai Gelombang Ketiga Corona pada Desember, Ini Negara yang Terkena Gelombang Ke-3
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/juru-bicara-taliban-zabihullah-mujahid-memberi-isyarat-ketika.jpg)