Berita Semarang
Pemkot Semarang Undi Lapak Pasar Johar, Besok Pedagang Sudah Boleh Langsung Menempati
Pemerintah Kota Semarang melalukan pengundian lapak Pasar Johar, di Balai Kota Semarang, Jumat (24/9/2021).
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: moh anhar
Diakuinya, banyak pedagang yang mengajukan pendaftaran. Namun, dia menegaskan, Dinas Perdagangan mengutamakan penataan untuk pedagang lama.
"Kami peruntukan bagi pedagang lama. Kalau semua sudah tertata dan ada sisa, baru kami rapatkan lagi. Kami nata yang ini dulu,
baru kami melakukan pendaftaran tahap dua. Tahap dua pun masih kami utamakan untuk pedagang yang lama," jelasnya.
Fravarta mengimbau, pedagang untuk menaati aturan yang ditetapkan di masing-masing blok. Khusus pedagang yang menempati Johar Utara dan Tengah, akan ada aturan ketat mengingat dua bangunan itu merupakan cagar budaya. Pedagang tidak diperbolehkan menambah bangunan, bahkan memaku sekalipun.
"Kami sudah wanti-wanti. Nanti, masing-masing akan diberi aturan. Di cagar budaya, tidak boleh ditambah-tambahi bangunan," ucapnya.
Sementara itu, Ketua PPJP Kota Semarang Suwanto mengatakan, pedagang sebenarnya meminta untuk bertemu Dinas Perdagangan sebelum dilakukan pengundian.
"Kemarin ada undangan jam 13.00, tapi udangan sampai ke saya jam 13.00 lebih. Saya tidak datang. Sebetulnya, kami mau klarifikasi dulu apa data sudah betul. Sebab, Johar ada 18 kelompok," jelas Suwanto, saat menyaksikan pengundian di balai kota.
Baca juga: Terungkap, untuk Menghabisi Anak Tirinya, Mamah Muda di Indramayu Cuma Janjikan Ini ke Algojo
Baca juga: Tukul Arwana Sakit Pendarahan Otak, 3 Jenis Makanan yang Disukai Sejuta Umat Ini Bisa Jadi Pemicu
Baca juga: Banyak Warga yang Belum Dapat Suntikan Vaksin, Vaksinasi di JNE Cabang Utama Semarang Pun Diserbu
Menurutnya, pedagang mengikuti pengundian yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang. Namun, ada kekhawatiran ada pedagang lama yang tertinggal tidak mendapatkan lapak. Pasalnya, ada isu bahwa ada pedagang baru yang dikutsertakan.
"Saya khawatir setelah diundi pedagang lama luasnya terlalu jauh. Artinya, tambah kecil. Kedua, khawatir tidak dapat. Isu itu betul atau tidak saya tidak paham. Setelah diundi, kalau tidak hati-hati bisa ribut," ujarnya.
Di sisi lain, Suwanto menambahkan, pengundian secara online juga tidak dipahami oleh seluruh pedagang. Pasalnya, tidak semua pedagang memahami teknologi.
"Yang biasa ngupasi brambang suruh pakai online-online tidak paham," ucapnya. (eyf)