Berita Video
Video Menteri Risma Peluk Anak yang Ditinggal Meninggal Orangtua karena Covid-19
Menteri Sosial Tri Rismaharini menangis sesenggukan sambil peluk tubuh anak yatim ditinggal mati orangtua sakit corona.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: abduh imanulhaq
Kata dia, BST diberhentikan karena pada awalnya dibentuk untuk masyarakat selama terdampak PPPKM dan pandemi Covid-19.
Diberhentikannya BST dikarenakan, masyarakat sudah dibolehkan kembali beraktifitas mencari nafkah meski harus dengan protokol kesehatan.
"BST diberikan kalau ada pandemi, maka munculnya 2020. Kalau kondisi normal, orang sudah jualan, maka gak diberikan lagi," ujarnya.
Putri dari Kabupaten Sleman, Aira Azmi Safira sempat menangis sesegukan teringat ibunya yang beberapa waktu lalu meninggal terpapar Covid-19.
Aira sempat dipeluk Mensos cukup lama sambil terisak nangis.
Air mata Mensos Rismaharini pun ikut pecah saat mendekap Aira.
"Saya datang ke Kendal bersama ayah. Saya nangis keingat ibu saya yang sudah meninggal. Tiba-tiba nangis saja," kata Aira.
Di kesempatan yang sama, Rismaharini juga terlihat menggenggam erat tangan Lutfi Afrilianto asal Kabupaten Kendal.
Kepada Lutfi, Mensos memberikan semangat agar terus belajar sampai pendidikan yang tinggi.
"Bapak saya meningal Juli 2021. Tinggal saya, ibu saya, dan adik saya. Saya diminta terus belajar dan menjaga ibu serta adik saya. Selama ini, kami hanya mengandalkan sisa uang peninggalan bapak," ujar Lutfi.
Anggota Komisi VIII DPR RI, Buchori Yusuf mengatakan, hal yang baru pada pemberian bantuan sosial kali ini ditujukan kepada anak yatim, piatu, atau yatim piatu karena Covid-19.
Besarannya Rp 200.000 dan Rp 300.000 yang diterima setiap bulannya.
Selain itu, pihaknya bersama Kemensos juga memberikan bantuan kepada teman-teman disabilitas, dan bantuan pemberdayaan masyarakat.
Baik yang sebelumnya graduasi atau masuk dalam KPM PKH atau KPM BPNT yang kemudian digraduasi dalam rangka meningkatkan pemberdayaan ekonomi sosial masyarakat.
"Untuk data penerima bantuan sosial mulai ada perbaikan. Beberapa waktu lalu ada selisih data, mulai ada perbaikan. Kalau nominalnya bervariatif, mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah tergantung tujuan dari pemanfaatannya," jelas Buchori.