Liputan Khusus
BERITA LENGKAP : Sejumlah Siswa dan Guru di Jateng Positif Saat Pembelajaran Tatap Muka
ebagian besar sekolah di Jawa Tengah sudah mulai melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).
Saat melakukan simulasi, maksimal dalam satu kelas hanya menghadirkan 15 hingga 18 siswa saja. Dalam sehari simulasi PTM bisa dilakukan dalam dua tahap atau dua shift.
"Simulasi itu untuk memastikan sistem pembelajaran di masa pandemi berjalan dengan baik. Kalau simulasi tidak berjalan, maka tidak bisa menuju ke PTM terbatas. Sekolah pun masih perlu banyak mengatur satgas sekolah, mengatur jadwal kedatangan siswa, mengatur kedatangan dan kepulangannya pula," jelasnya.
Isolasi di SMP
Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi memerintahkan para siswa yang terkonfirmasi positif langsung menjalani isolasi terpusat. Namun orangtua siswa tidak mengizinkan anak-anaknya menjalani isolasi di tempat terpusat di eks gedung SMP N 3 Purbalingga karena jauh jaraknya.
Akhirnya dengan kebijaksanaan dari bupati, isolasi terpusat para siswa dipindah di sekolah mereka masing-masing. Mereka menjalani isolasi terpusat di SMP N 4 Mrebet. Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Purbalingga kemudian menyiapkan sarana dan prasarana serta tenaga kesehatan di lokasi isolasi terpusat tersebut.
Bupati Pratiwi mengatakan berdasarkan informasi dari Kepala SMPN 4 Mrebet, kasus positif terjadi pada tahap persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). "Jadi SMPN 4 Mrebet ini akan persiapan PTM yang didahului dengan vaksinasi dan tes antigen pada seluruh siswa, jadi masih persiapan," ungkapnya.
Plh Kadis Pendidikan Kabupaten Purbalingga, Tri Gunawan memastikan bahwa sejauh ini pihaknya masih melakukan serangkaian persiapan dalam rangka PTM.
Sehingga anggapan masyarakat terkait sudah dibukanya PTM di Purbalingga itu adalah tidak benar.
"Sebetulnya PTM belum ada dan SMP N 4 Mrebet ini belum ada rekomendasi dari satgas. Kita baru mempersiapkan kelengkapan sarana dan prasarana untuk kelengkapan prokes, termasuk sebagian siswa yang divaksin dan rapid antigen," ujarnya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Purbalingga dalam hal ini mengatakan masih dalam tahapan survey kesiapan sejumlah sekolah.
Atas kejadian ini, Bupati Tiwi mengambil keputusan agar pelaksanaan PTM di Kabupaten Purbalingga ditunda sementara sampai dengan adanya evaluasi lebih lanjut.
"Kita akan membuat SOP (standar operasional prosedur) yang lebih rigid lagi terkait pelaksanaan PTM," ungkap bupati. Diketahui bahwa jumlah SMP baik Negeri dan Swasta di Purbalingga kurang lebih ada 77 sekolah, sementara untuk SD berjumlah 467 sekolah. Rencana awalnya adalah dengan menerapkan skema simulasi PTM satu kecamatan satu SMP dan satu SD.
Tanpa gejala
Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, dr. Hanung Wikantono mengatakan mereka dalam keadaan sehat. Rata-rata dari mereka adalah Orang Tanpa Gejala (OTG).
"Setelah dilakukan tes PCR lebih lanjut dari 64 yang ikut hanya ada 20 anak yang benar positif. Sementara 44 lainnya negatif, sementara sisanya memang masih meminta isolasi di rumah," ungkapnya.
Saat simulasi pelaksanaan tatap muka di sekolah, petugas medis memeriksa para siswa. Dari 337 siswa SMPN 4 Mrebet didapati 90 diantaranya positif Covid-19 berdasarkan uji tes antigen, 20 September. Kemudian keesokan harinya sebanyak 61 siswa SMP N 3 Mrebet juga dinyatakan positif Covid-19.