Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

BERITA LENGKAP : Sejumlah Siswa dan Guru di Jateng Positif Saat Pembelajaran Tatap Muka

ebagian besar sekolah di Jawa Tengah sudah mulai melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

TRIBUN JATENG/INDRA DWI PURNOMO
Ilustras PTM terbatas 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG -- Sebagian besar sekolah di Jawa Tengah sudah mulai melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM).

Hal ini membuat pelajar dan orangtua antusias dan menyambut gembira. Namun baru sepekan dicoba melaksanakan PTM ditemukan ada ratusan siswa dan puluhan guru terkonfirmasi positif. Hal ini membuat Kepala Daerah segera melakukan evaluasi.

Misalnya di Purbalingga dan Jepara. Sebanyak 61 siswa di SMPN 3 Mberet dan 90 siswa di SMPN 4 Mberet Kabupaten Purbalingga terkonfirmasi positif covid-19. Sedangkan di MTs Al Muttaqin Rengging Kabupaten Jepara ada 25 siswa terkonfirmasi covid-19. Di Kota Semarang juga ada 7 siswa dari empat sekolah yang terkonfirmasi covid-19. Salah satunya SMAN 7 Semarang yang terkonfirmasi satu guru dan satu siswa positif covid-19.

Di Jawa Tengah terdapat 10.942 SD dan 2.321 SMP yang melaksanakan simulasi dan PTM terbatas. Adapun setingkat SMA ada 472 sekolah, SMK 374 sekolah, dan SLB 26 sekolah yang melaksanakan simulasi dan PTM terbatas.

Total ada 872 sekolah di tingkat SMA, SMK, dan SLB yang melaksanakan simulasi dan PTM terbatas. Jangan sampai dengan ditemukannya guru dan pelajar terkonfirmasi covid tersebut membuat rencana pelaksanaan PTM tertunda atau batal.

Waktu mengetahui adanya pelajar terkonfirmasi positif, Gubernur Ganjar Pranowo langsung menuju lokasi dan mengunjungi siswa-siswa yang sedang menjalani isolasi terpusat di sekolah.

Ganjar menegaskan, di wilayah Purbalingga belum ada sekolah yang diperbolehkan melakukan PTM. "Menurut informasi bupati, pada prinsipnya Purbalingga belum membuka PTM. Maka saya tekankan, kenapa penting setiap sekolah yang ingin menyelenggarakan PTM untuk lapor dulu, supaya bisa dipantau," tegas Gubernur, beberapa hari lalu.

Tidak minta izin

Pihaknya meminta kepada seluruh kepala daerah di Jawa Tengah, supaya memantau pelaksanaan PTM di wilayah masing-masing. Ia pun juga mengingatkan agar sekolah yang melakukan PTM tanpa izin harus dibubarkan.

"Yang nggak lapor, bubarkan. Ini menjadi pembelajaran buat kita semua. Seluruh sekolah baik negeri maupun swasta, siapapun yang menggelar PTM tolong laporkan agar kami bisa melakukan pengecekan sejak awal," ujarnya.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Suyanta, mengatakan berdasarkan informasi yang dia dapat, ketiga sekolah tersebut belum memiliki izin dari dinas maupun Pemkab setempat. Maka, pihaknya menyayangkan pihak sekolah yang terburu-buru melaksanakan PTM tanpa melalui prosedur yang berlaku.

"Informasi yang saya terima, Kabupaten Purbalingga sebenarnya masih belum melaksanakan PTM. Namun dari rumor yang beredar, sekolahan berani melakukan PTM karena desakan dari masyarakat. Padahal pelaksanaan PTM tidak boleh dilakukan hanya karena desakan dari siapapun," tegasnya.

Sekolah yang ingin melakukan PTM tentunya harus berada di wilayah yang sudah tidak masuk dalam kategori PPKM level 4 dan 3. Selain itu, perlu adanya simulasi PTM terlebih dahulu dengan memenuhi beberapa ketentuan.

"Semua ada ketentuannya. Setidaknya sudah memiliki pedoman PTM, memiliki SOP yang jelas, memenuhi sarana dan prasarananya, harus ada satgas tingkat sekolah.

Selain itu, perlu juga mendapatkan izin dari orangtua siswa, izin dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan setempat, Dinas Kesehatan, Gugus Tugas Covid-19. Tapi semuanya tidak bisa berjalan, apabila belum mendapatkan izin dari gugus tugas," terangnya.

Saat melakukan simulasi, maksimal dalam satu kelas hanya menghadirkan 15 hingga 18 siswa saja. Dalam sehari simulasi PTM bisa dilakukan dalam dua tahap atau dua shift.

"Simulasi itu untuk memastikan sistem pembelajaran di masa pandemi berjalan dengan baik. Kalau simulasi tidak berjalan, maka tidak bisa menuju ke PTM terbatas. Sekolah pun masih perlu banyak mengatur satgas sekolah, mengatur jadwal kedatangan siswa, mengatur kedatangan dan kepulangannya pula," jelasnya.

Isolasi di SMP

Bupati Purbalingga, Dyah Hayuning Pratiwi memerintahkan para siswa yang terkonfirmasi positif langsung menjalani isolasi terpusat. Namun orangtua siswa tidak mengizinkan anak-anaknya menjalani isolasi di tempat terpusat di eks gedung SMP N 3 Purbalingga karena jauh jaraknya.

Akhirnya dengan kebijaksanaan dari bupati, isolasi terpusat para siswa dipindah di sekolah mereka masing-masing. Mereka menjalani isolasi terpusat di SMP N 4 Mrebet. Tim Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Purbalingga kemudian menyiapkan sarana dan prasarana serta tenaga kesehatan di lokasi isolasi terpusat tersebut.

Bupati Pratiwi mengatakan berdasarkan informasi dari Kepala SMPN 4 Mrebet, kasus positif terjadi pada tahap persiapan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). "Jadi SMPN 4 Mrebet ini akan persiapan PTM yang didahului dengan vaksinasi dan tes antigen pada seluruh siswa, jadi masih persiapan," ungkapnya.

Plh Kadis Pendidikan Kabupaten Purbalingga, Tri Gunawan memastikan bahwa sejauh ini pihaknya masih melakukan serangkaian persiapan dalam rangka PTM.

Sehingga anggapan masyarakat terkait sudah dibukanya PTM di Purbalingga itu adalah tidak benar.

"Sebetulnya PTM belum ada dan SMP N 4 Mrebet ini belum ada rekomendasi dari satgas. Kita baru mempersiapkan kelengkapan sarana dan prasarana untuk kelengkapan prokes, termasuk sebagian siswa yang divaksin dan rapid antigen," ujarnya. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Purbalingga dalam hal ini mengatakan masih dalam tahapan survey kesiapan sejumlah sekolah.

Atas kejadian ini, Bupati Tiwi mengambil keputusan agar pelaksanaan PTM di Kabupaten Purbalingga ditunda sementara sampai dengan adanya evaluasi lebih lanjut.

"Kita akan membuat SOP (standar operasional prosedur) yang lebih rigid lagi terkait pelaksanaan PTM," ungkap bupati. Diketahui bahwa jumlah SMP baik Negeri dan Swasta di Purbalingga kurang lebih ada 77 sekolah, sementara untuk SD berjumlah 467 sekolah. Rencana awalnya adalah dengan menerapkan skema simulasi PTM satu kecamatan satu SMP dan satu SD.

Tanpa gejala

Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga, dr. Hanung Wikantono mengatakan mereka dalam keadaan sehat. Rata-rata dari mereka adalah Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Setelah dilakukan tes PCR lebih lanjut dari 64 yang ikut hanya ada 20 anak yang benar positif. Sementara 44 lainnya negatif, sementara sisanya memang masih meminta isolasi di rumah," ungkapnya.

Saat simulasi pelaksanaan tatap muka di sekolah, petugas medis memeriksa para siswa. Dari 337 siswa SMPN 4 Mrebet didapati 90 diantaranya positif Covid-19 berdasarkan uji tes antigen, 20 September. Kemudian keesokan harinya sebanyak 61 siswa SMP N 3 Mrebet juga dinyatakan positif Covid-19.

Sementara itu pandangan lain disampaikan oleh Ketua DPRD Purbalingga HR Bambang Irawan yang justru mendapati seringkali ada sekolah-sekolah yang 'kucing-kucingan' melakukan PTM tanpa adanya koordinasi dari Tim Gugus Tugas. Oleh karenanya ia meminta agar Bupati bersikap tegas terhadap sekolah yang melakukan praktik demikian. (afn/jti/dro/yun/dta/sam)

Baca juga: Kunci Jawaban Tema 3 Kelas 4 Halaman 21 22 23 24 25

Baca juga: Italia Tak Akui Pemerintahan Afghanistan Bentukan Taliban, Sebut Ada 17 Teroris Jadi Menteri

Baca juga: 7 Aplikasi Penghasil Uang Terpercaya, Terbukti Cepat Membayar Pengguna

Baca juga: Pengerjaan Tol Semarang-Demak Seksi Kaligawe-Sayung Mundur, Terkendala Pembebasan Lahan

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved