Berita Cilacap
WASPADA! Potensi Gempa Megathrust sekitar Cilacap, Kepala BMKG: Perkiraan Magnitudonya Melebihi 8 SR
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan potensi Gempa Megathrust di sekitar Cilacap diperkirakan magnitudonya melebihi 8 SR.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNBANYUMAS.COM, CILACAP -- Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati mengatakan potensi Gempa Megathrust di sekitar Cilacap diperkirakan magnitudonya melebihi 8 SR.
Gempa itu bisa terjadi sewaktu - waktu dan tidak dapat diprediksi sehingga perlu dilakukan antisipasi.
Untuk mengantisipasi hal itu Dwikorita mengatakan perlu adanya sekolah lapang cuaca nelayan.
"Kami akan memberikan program bagaimana kesiapsiagaan dalam mengatasi ancaman gempa megathrust yang berpotensi membangkitkan tsunami menuju ke pantai Cilacap.
Nanti sudah disiapkan jalur evakuasi, sistem peringatan dini, kemudian ada sistem yang yang dilaunching nantinya menggunakan handphone.
Besok tanggal 4 Oktober akan di ujicoba," katanya kepada Tribunbanyumas.com dalam rilis.
Kepala BMKG mengatakan masyarakat harus lebih pintar dalam mempercayai sebuah berita.
Terutama ketika mendapat informasi perihal gempa dan tsunami atau seputar BMKG untuk tidak gampang termakan hoax.
Untuk memastikan kebenaran informasi yang didapat, masyarakat dapat menghubungi callcenter BMKG yaitu 196 atau melalui aplikasi mobile phone INFO BMKG
Hal itu disampaikan Dwikorita saat membuka Sekolah Lapang Cuaca Nelayan 2021 di Gedung Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) pada Selasa (28/9/2021).
Penabuhan gong juga didampingi oleh Bupati Cilacap Tatto Suwarto Pamuji, Anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti, dan Kepala Pusat Meteorologi Maritim Eko Prasetyo.
Bupati sangat mendukung dan berterimakasih kepada BMKG dengan diadakannya sekolah lapang cuaca bagi para nelayan tersebut.
Maka nelayan diharapkan tidak mengalami kesusahan dalam mencari ikan karena sudah mengetahui titik dimana ikan berkumpul sehingga dapat memperoleh ikan lebih banyak.
"Sekolah lapang ini penting sekali. Pertama menyangkut ekonomi, kedua menyangkut nyawa.
Ekonomi yaitu harus ada paradigma baru, kalau dulu nelayan mencari ikan sekarang menangkap ikan.
Nantinya akan diketahui daerah mana yang banyak ikannya untuk ditangkap, ini karena sudah tahu iklimnya," katanya.
Selain dapat meningkatkan hasil tangkapan ikan, Bupati menyampaikan dengan berbekal pengetahuan yang luas maka para nelayan dapat lebih mengetahui teknik melaut.
Terutama kalau terjadi perubahan iklim ekstrim yang mengancam keselamatan nelayan saat melaut.
"Kemudian juga nelayan lebih mengetahui cuaca yang baik untuk melaut karena kebanyakan di Cilacap menggunakan kapal kecil tidak menggunakan kapal besar.
Maka ini juga penting karena untuk keselamatan nelayan, keselamatan nyawa manusia," ujarnya.
Sementara itu, anggota Komisi V DPR RI Novita Wijayanti menyampaikan belum semua nelayan di Cilacap dapat mengikuti sekolah lapang cuaca karena anggaran yang masih terbatas.
Namun diharapkan nelayan yang telah mendapat ilmu nantinya dapat membagikan ilmu tersebut kepada rekan - rekannya.
"Memang inginnya seluruh nelayan (dapat mengikuti SLCN), tetapi nanti bertahap 50 orang dulu yang mendapat pelatihan nanti selanjutnya 50 orang lagi dan seterusnya karena di Cilacap ada 17 ribu lebih nelayan," tambahnya. (Tribunbanyumas/jti)
Baca juga: Bupati dan Tiga BPR Pemkab Sragen Raih TOP BUMD Awards 2021
Baca juga: Viral Mertua Tendang Menantu saat Akad Nikah, Suasana Sakral Jadi Brutal, Polisi Ungkap Penyebabnya
Baca juga: 7 Tahun Vakum, Alumni Fisip Unsoed Segera Gelar Munas
Baca juga: Di Klaten, Tol Yogya-Solo Akan Dibuat Melayang di Atas Yoni Langka Berkepala Kura-kura