Berita Viral
Di Masa Lalu Terkunci Rapat, Ini Hasil Sebenarnya Otopsi 7 Perwira TNI AD Korban Kebiadaban G30S/PKI
Fakta di balik peristiwa 1965 yang terkunci rapat itu selama ini hanya mengalir dari ruang kelas kedokteran satu ke kelas kedokteran yang lain
TRIBUNJATENG.COM – Film ‘Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI’, biasanya akan diputar di setiap 30 September.
Film tersebut berisi detik-detik pembrontakan PKI dan penumpasannya.
Dalam peristiwa tersebut, enam jenderal menjadi korban.
Intinya, film tersebut menggambarkan begitu mengerikannya malam di tahun 1965 itu.

Di dalam film tersebut terdapat bagian yang mempertontonkan penyiksaan para jenderal di Lubang Buaya sebelum dimasukkan ke dalam sumur.
Seperti itulah yang terlihat dari film ‘Penumpasan Pengkhianatan G30S/PKI’ besutan sutradara Arifin C. Noer, yang kemudian mengakui ada sedikit dramatisasi dalam film tersebut.
Memang berita yang ditulis beberapa surat kabar ketika itu menarasikan bahwa Ahmad Yani dicungkil matanya, yang lebih sadis lagi, kemaluan para korban diiris-iris menggunakan silet, lalu dipermainkan oleh para pelaku yang kebanyakan perempuan.
Lalu, benarkah ‘pencukilan’ mata itu terjadi?
Fakta di balik peristiwa 1965 yang terkunci rapat itu sekiranya selama ini hanya mengalir dari ruang kelas kedokteran satu ke kelas kedokteran yang lain.
Dalam Majalah Intisari edisi September 2019, tulisan Saksi Bisu dari Ruang Forensik mencoba menguraikan hasil sebenarnya dari fakta-fakta yang tersembunyi di ruang forensik tersebut.
Bahwa cerita ‘pencukilan’ mata dan ‘pemotongan’ penis memang sudah terdengar lebih dahulu di masyarakat sekitar.
Setelah tujuh mayat jenderal korban G30S/PKI ditemukan di dalam sumur di Lubang Buaya, Jakarta Timur, pada 4 Oktober 1965, kemudian dibawa ke RSPAD untuk diotopsi.
Dibuatlah tim untuk menangani mayat-mayat tersebut, yang terdiri dari dua dokter RSPAD, yaitu dr Brigjen. Roebiono Kartopati dan dr. Kolonel. Frans Pattiasina; lalu ada tiga dari Ilmu Kedokteran Kehakiman UI, Prof. dr. Sutomi Tjokronegoro, dr. Liau Yan Siang, dan dr. Lim Joe Thay.
Dan Inilah hasil visum sebenarnya dari pada korban peristiwa G30S/PKI tersebut:
Achmad Yani