OPINI
OPINI Usman Roin : Pancasila
1 Oktober-merupakan peringatan kesaktian Pancasila. Peringatan ini lahir selain secara historis mengenang idiologis yang dipertahankan
Oleh Usman Roin
Dosen Fakultas Tarbiyah UNU Sunan Giri Bojonegoro
1 Oktober-merupakan peringatan kesaktian Pancasila. Peringatan ini lahir selain secara historis mengenang idiologis yang dipertahankan, kemudian diwujudkan bersama pahlawan revolusi, bagi penulis juga agar Pancasila ini selalu lestari, langgeng, baik dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Apalagi diperingatan hari kesaktian Pancasila tahun 2021 Kemendikbudristek telah memilihkan tema “Indonesia Tangguh Berlandaskan Pancasila” yang sarat makna.
Pilihan tema ini bagi penulis menarik. Tema tersebut dipilih karena Pancasila 'hingga saat ini' belum sepenuhnya terimplementasikan dalam tindakan. Maka tidak ayal, disebut mengutip apa yang disampaikan oleh Gus Mus melalui akun Instagram @s.kakung, seperti waktu dan selama ini, Pancasila sering/uraikan –Ketuhanan yang Maha Esa, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyarawatan/Perwakilan, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia– mungkin nilai luhur yang diilhamkan Allah kepada para pendahulu kita itu sudah terhayati bahkan diamalkan oleh bangsa kita, khususnya oleh para pemimpinnya.
Apa yang disampaikan beliau Gus Mus itu sungguh menusuk dada kita bersama. Andaikan para pemimpin negeri ini memahami, menghayati butiran sila pertama hingga kelima, tentu amanah kepemimpinannya akan tercapai.
Belum lagi upaya edukatif para milenial tentang sejauhmana pemahaman akan nilai-nilai Pancasila yang bisa mereka implementasikan. Tentu ini memerlukan perjuangan yang panjang dan simultan. Maka peringatan hari lahir Pancasila ini adalah bagian dari memperteguh sikap kita bahwa kehidupan berbangsa kita memiliki landasan, yakni Pancasila.
Pengamalan
Untuk menuju pemahaman yang baik tentang pengamalan Pancasila, maka upaya penanaman nilai-nilanya tidak hanya terbatas pada bangku pendidikan melalui upacara. Perlu juga upaya kreatif lainnya agar Pancasila yang terdiri dari dua kata panca berarti lima, dan sila berarti prinsip atau dasar dalam bahasa sanskerta, bisa terimplementasi dengan baik dalam perilaku berbangsa. Di sinilah bagi penulis, keterwujudan tersebut perlu segera dijawab oleh Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP).
BPIP sebagai lembaga yang bertanggung jawab kepada Presiden dalam usaha merumuskan arah kebijakan pembinaan ideologi Pancasila perlu melakukan koordinasi lintas sektoral. Utamanya bagaimana agar nilai-nila Pancasila bisa terimplementasi bukan untuk saat ini saja, melainkan untuk masa yang akan datang. Jika itu terumuskan, maka butir-butir Pancasila tidak cukup dihafal, melainkan ditelaah hingga kemudian menjadi dasar perilaku kehidupan berbangsa.
Memang untuk mewujudkan sepenuhnya butuh upaya gotong royong. Artinya, BPIP sebagai badan yang bertanggung jawab harus melakukan upaya masif koordinatif bagaimana agar Pancasila menjadi ruh pencapaian bangsa menuju Indonesia maju. Maka, koordinasi dengan dunia pendidikan harus dilakukan. Keunggulan lembaga pendidikan secara kuantitatif nasional, masih menjadi kekuatan yang ampuh agar perumusan kebijakan penanaman pendidikan Pancasila bisa tertanam sejak dini. Mulai dari jenjang Paud hingga Perguruan Tinggi (PT).
Selain lembaga pendidikan, perlu diupayakan pula tontonan edukatif agar Pancasila menjadi dasar yang dikenal luas, mudah dijangkau, dan diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Oleh karena itu, peran serta dunia perfilman untuk menerjemahkan Pancasila menjadi perilaku yang sangat ditunggu-tunggu. Yang terpenting, masyarakat kita masih kental dan kuat dalam hal menonton. Maka, nilai-nilai Pancasila bila kemudian diterjemahkan dalam wujud film akan ikut mewujudkan pengimplementasian pancasila dari pasang mata penduduk Indonesia. Hanya saja, masih jarang dilihat pada peringatan hari lahir Pancasila, ada film khusus yang menayangkan hal itu. Sehingga ada, masih membatasian apel upacara di hari lahir Pancasila.
Implementasi
Pada wilayah lain, literasi-literasi tentang bagaimana pengimplementasian Pancasila juga perlu diintensifkan. Wujudnya bisa dalam bentuk perlombaan baik berupa lomba penulisan artikel, puisi, puisi, bahkan liputan khusus, hingga fotografi yang bertemakan Pancasila.