Thomas Uber Cup
Pelatih Ganda Putra Indonesia Herry IP Temukan Penyebab Minions Tampil Kurang Optimal di Thomas Cup
Pelatih Ganda Putra Indonesia Herry IP Temukan Penyebab Minions Tampil Kurang Optimal di Thomas Cup
Penulis: Fachri Sakti Nugroho | Editor: abduh imanulhaq
Pelatih Ganda Putra Indonesia Herry IP Temukan Penyebab Minions Tampil Kurang Optimal di Thomas Cup
TRIBUNJATENG.COM - Pasangan ganda putra Indonesia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo tampil kurang optimal di Thomas Cup 2021.
Pasangan berjuluk Minions mengalami kesulitan saat melawan ganda putra Thailand Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren di babak penyisihan Grup A Thomas Cup.
Meski berhasil memenangkan pertandingan, namun pasangan peringkat 1 dunia ini butuh 3 set untuk mengalahkan pasangan ganda putra Thailand.
Baca juga: Peringkat FIFA Indonesia Meroket Setelah Kalahkan Taiwan, Posisi Berapa Evan Dimas Cs Sekarang?
Baca juga: Rahasia Kebangkitan Persekat Tegal di Klasemen Liga 2, Terlecut Usai Kalah dari RANS Cilegon FC
Baca juga: Jadwal dan Link Live Streaming Thomas Uber Cup, Srikandi Indonesia Melawan Jepang
Menanggapi penampilan Minions yang kurang optimal, Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi menyebut faktor shuttlecock sebagai biang kerok.

Diketahui, saat melawan Supak Jomkoh/Kittinupong Kedren, Minions tertinggal lebih dulu pada gim pertama dengan skor 19-21.
Pada gim kedua, pertarungan Marcus/Kevin Vs Jomhoh Kedren sempat sengit hingga sama kuat 12-12.
The Minions sempat disalip dan menjadi tertinggal dari pasangan Thailand 13-15.
Pada akhirnya, Marcus/Kevin mampu unggul 17-16 dan menjaga keunggulan hingga memenangi gim kedua dengan skor 21-18.
Di gim ketiga, Marcus/Kevin tampil lebih baik dan unggul sejak skor 9-7.
Mereka pun mengunci kemenangan dengan skor 21-13 di gim ketiga.
Kemenangan ini membawa Indonesia menyamakan kedudukan jadi 1-1 dari Thailand saat itu.
Pelatih ganda putra Indonesia, Herry Iman Pierngadi menyebut kesulitan Marcus/Kevin disebabkan karena jenis shuttlecock yang lamban.
Setelah berkali-kali dipukul, si bulu angsa ini akan cenderung megar yang membuat lajunya bertambah jadi pelan.
"Jadinya pertandingan tadi mirip ganda putri karena harus lebih banyak mengandalkan tenaga," ujar Herry IP dikutip dari Badminton Indonesia.