Berita Jakarta
Peternak Tagih Janji Jokowi Soal Pengadaan 30.000 Ton Jagung Pakan
Ratusan peternak dari Blitar, Jawa Timur dan Kendal, Jawa Tengah, menuntut janji Presiden Joko Widodo terkait pengadaan 30.000 ton jagung pakan
TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA -- Ratusan peternak dari Blitar, Jawa Timur dan Kendal, Jawa Tengah, menuntut janji Presiden Joko Widodo terkait pengadaan 30.000 ton jagung pakan untuk menstabilisasi harga.
Tuntutan itu disampaikan para peternak beserta pengurus Badan Eksekutif Mahaiswa (BEM) dari empat universitas saat menggelar unjuk rasa di Jakarta, Senin (11/10).
Para peternak menggelar aksi di depan Lapangan IRTI Monas, Kementerian Perdagangan, Gedung DPR, Kementerian Sosial, Kementerian Pertanian, Kantor Charoen Pokphand Indonesia, PT Japfa.
Peternak asal Blitar, Rofi Yasifun yang mengikuti aksi damai itu mengatakan, pengadaan 30.000 ton jagung pakan itu realisasinya lamban. Padahal, pengadaan jagung pakan itu adalah hasil audiensi antara Presiden Joko Widodo dengan para peternak pada September lalu.
"Datangnya sedikit sekali. Di Blitar baru terdistribusi sekitar 200 ton, padahal ini sudah satu bulan lebih sejak kami peternak dipanggil ke Istana," kata Rofi seperti dikutip Kompas.com, Senin.
Rofi menjelaskan, peternak di Blitar mendapat alokasi sebesar 15.000 ton dari seluruh pengadaan jagung pakan, tapi realisasinya belum mencapai 1.000 ton.
"Jagung pakan berkontribusi 50 persen dari keseluruhan biaya produksi peternak telur," katanya.
Adapun tuntutan lainnya dari para peternak adalah agar pemerintah melalui Kementerian Pertanian dan Kementerian Perdagangan dapat menyerap telur peternak minimal 1.000 ton selama minimal satu minggu.
Para peternak mengaku, harga telur di tingkat peternak mencapai Rp 12.500 sampai Rp 13.500 per kilogram atau jauh di bawah harga pokok produksi (HPP) telur, yakni berkisar Rp 21.500 per kilogram.
Produksi telur yang melimpah dan anjloknya harga telur di tingkat peternak membuat peternak harus merugi hingga Rp 9.000 per kg setiap hari.
Di sisi lain, harga jagung pakan terus naik. Saat ini, harga jagung pakan mencapai Rp 6.300 hingga Rp 6.800 per kg, dari yang sebelumnya Rp 4.500 per kg. Para peternak petelur di sejumlah wilayah telah merugi sejak Juli 2021.
Sementara itu, Pusat Kajian Pertanian Pangan dan Advokasi (Pataka) menilai aksi protes yang dilakukan oleh para peternak rakyat broiler tidak lepas dari anjloknya harga livebird (ayam hidup) dan telur konsumsi (ayam layer).
Begitupun dengan harga telur yang saat ini mencapai Rp 14.000 – 17.000 per kilogram. Harga tersebut jauh di bawah harga yang ditetapkan pemerintah dalam Permendag No.07/2020.
Ketua Pataka, Ali Usman mengatakan, anjloknya harga livebird dan telur karena dari daya beli masyarakat menurun akibat PPKM yang berlevel di berbagai daerah terutama se Jawa-Bali.
“Banyak Horeka (hotel, restoran, kantin) ditutup. Padahal serapan pasar Horeka cukup tinggi. Selain pasar utama ayam karkas segar dan telur ayam diserap konsumen rumah tangga melalui pasar tradisional dan toko ritail,” ujarnya dalam keterangannya kepada Kompas.com, Senin (11/10).