Berita Video
Video Mantan TKW Sukses Budidaya Kepiting Cangkang Lunak di Cilacap
Puluhan tahun merantau di negeri orang, Surmiati akhirnya menemukan mata pencaharian di negeri sendiri.
Penulis: Permata Putra Sejati | Editor: abduh imanulhaq
TRIBUNJATENG.COM, CILACAP - Berikut ini Video Mantan TKW Sukses Budidaya Kepiting Cangkang Lunak di Cilacap.
Puluhan tahun merantau di negeri orang, Surmiati akhirnya menemukan mata pencaharian di negeri sendiri.
Mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW) itu tak perlu jauh-jauh bekerja, karena di kampung halamannya di Kelurahan Kutawaru, Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap kini menjadi destinasi desa wisata.
Kampoeng Kepiting namanya.
Di sanalah tempat pembudidayaan kepiting cangkang lunak atau yang lebih dikenal sebagai kepiting soka.
Surmiati tidaklah sendiri, dia bersama kesembilan ibu-ibu mantan TKW lainnya membentuk kelompok Buntiku (Bunda Malutik Kutawaru).
Kelompok ibu-ibu ini dalam kesehariannya memasak berbagai jenis olahan seafood, seperti kepiting lunak, berbagai jenis ikan seperti kakap, nila dan bandeng.
Pemberdayaan ibu-ibu mantan TKI di Kutawarau dimulai sejak 2019.
Kala itu masyarakat mencoba mencari solusi agar para ibu-ibu di sana tidak harus bekerja jauh di luar negeri kembali.
Kehadiran CSR Pertamina Refinery Unit IV Cilacap mencoba menjawab hal itu dengan membantu mengembangkan potensi pembudidayaan kepiting cangkang lunak.
Kelurahan Kutawaru dijadikan sebagai tempat wisata dengan julukan Kampoeng Kepiting.
Para lelakinya bekerja membudidayakan kepiting, sementara ibu-ibunya memasak dan mengolah kepiting.
Ketua Kelompok Pembudidaya Ikan Masyarakat Mandiri Kutawaru (Pokdakan Mamaku), Lasno mengatakan setidaknya ada 30 orang warga setempat yang diberdayakan.
"Budidaya kepiting lunak sebenarnya sudah ada sebelumnya, tapi kita masih menggunakan cara tradisional seperti wadah dari bambu.
Dukungan dari Pertamina itu seperti pengadaan benih, media seperti box dan paralon, sehingga cara-cara budidaya menjadi lebih baik dan benar," ujarnya kepada Tribunbanyumas.com, Rabu (6/10/2021).
Pertamina mencoba turun dan membatu agar kelompok masyarakat Kutawaru lebih berkembang dan mandiri.
Lasno bercerita pembudidayaan kepiting cangkang lunak tidaklah mudah.
Ia masih mengandalkan hasil tangkapan nelayan dari Kutawaru dan dari luar seperti Sidareja, Bondan, Parid, dan Tritih yang dikumpulkan di pengepul untuk mendapatkan benih-benih kepiting.
Benih-benih kepiting paling banyak didapat biasanya pada bulan April hingga Juni.
Pada masa itu masing-masing anggota biasanya dapat memperoleh 10 kilogram atau diperkirakan bisa mencapai 1.000 ekor benih.
"Kita masih mengandalkan nelayan yang biasanya dikumpulkan di pengepul.
Kalau harus pembenihan sendiri belum bisa dan susah.
Di Cilacap belum ada, dan proses pembenihan butuh air bersih dan dalam," jelasnya.
Ada 15 kelompok pembudidaya kepiting lunak di Kutawaru dan masing-masing kelompok punya tambaknya sendiri.
Rata-rata luas tambaknya sekitar 25x30 meter persegi.
Tidak hanya kepiting lunak tapi dikombinasikan pula dengan kepiting keras dan beberapa jenis ikan seperti kerapu, nila, kakap, dan bandeng.
Keuntungan budidaya kepiting lunak adalah panen yang bisa dilakukan setiap hari.
Berbeda dengan kepiting keras yang harus menunggu jeda 2 bulan baru bisa panen.
Sementara ikan paling tidak butuh waktu 9 bulan baru panen.
"Anggota biasanya panen mendapat lima kilo dan itu untuk orang sepuluh sekitar mendapat Rp 500 ribu per hari.
Kalau dirata-rata per bulan sekitar Rp 1-2 juta per kelompok," ungkapnya.
Momen yang paling tepat berkunjung ke Kampoeng Kepiting adalah saat proses pemuntingan.
Warga setempat menyebutnya 'mounting' atau sebagai tahapan saat kepiting melepas cangkang kerasnya atau istilah umumnya disebut ganti kulit.
Proses sebelum mounting harus benar-benar diawasi, karena kalau tidak maka kepiting akan kembali menjadi keras dan tidak bisa disebut kepiting lunak.
Adapun tahapan awal pembudidayaan kepiting lunak adalah dengan mengambil benih atau benur.
Kepiting kemudian dipotong pada bagian kakinya dan hanya menyisakan capit yang keras serta kaki pinggir dan dimasukan ke dalam box.
Barulah kepiting dimasukan ke dalam tambak ditunggu kurang lebih sampai satu bulan.
Pembudidayaan kepiting lunak bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar terutama agar tidak ketergantungan.
Membuat para ibu-ibu bekerja di desanya dan mengembangkan potensi desanya sendiri.
CSR Pertamina membantu hal itu, yaitu memberikan pelatihan memasak kepada para ibu-ibu dengan mendatangkan chef.
"Kita jadi tahu, belajar dari Chef profesional dan alhamdulillah kita masaknya cukup enak.
Menu andalannya kepiting seafood yang diolah asam manis, krispi, dan lainnya.
Bumbunya sama cuma racikannya beda, cara masak lebih teratur," ungkap Surmiati.
Banyak wisatawan atau pengunjung yang sengaja boking tempat dan makanan, bahkan sampai 60 orang dalam satu kali kunjungan.
Pejabat Sementara (Pjs) Area Manager Communication, Relations & CSR PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Cilacap, Ibnu Adiwena mengatakan Kampoeng Kepiting adalah wujud pemberdayaan masyarakat.
Terutama mengajak para mantan TKW agar dibekali kemampuan supaya dapat mandiri dan bekerja di negeri sendiri.
"Kita bekali bagaimana pembangunan area wisatanya, hingga mendatangkan ahli agar mengajarkan mereka bisa memasak dengan enak.
Nanti diharapkan agar mereka mandiri mengembangkan usahanya sendiri.
Setelah itu kita exit dari sini dan mereka bisa sustainable atau berkembang terus," ujarnya.
Menurutnya kepiting lunak dipilih sebagai budidaya karena pasarnya yang sangat potensial.
Selain itu masakan kepiting sangat diminati masyarakat dan akan menjadi daya tarik olahan seafood.
"Ekonomi sedang bergerak, dan saat ini banyak yang sudah booking
Kendalanya memang hari ini terkait dengan suplai, dan menemukan solusi terkait pembiakan," terangnya.
Pihaknya menambahkan kedepan akan dikembangkan lagi terkait potensi wisatanya seperti wisata tracking mangrove dan susur sungai. (*)
TONTON JUGA DAN SUBSCRIBE :