Berita Banjarnegara
Kaya Literasi Kuno, Guru di Banjarnegara Didorong Menulis Sejarah dengah Mudah
Banyumas Raya kaya akan karya literasi kuno seperti babad. Karenanya, penting bagi para guru untuk melakukan riset.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, BANJARNEGARA- - Banyumas Raya kaya akan karya literasi kuno seperti babad. Karenanya, penting bagi para guru untuk melakukan riset.
Ini diungkapkan oleh Guru Besar Sejarah Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Prof Sugeng Priyadi, Jumat (15/10/2021) dalam Pelatihan Daring Program Organisasi Penggerak (POP) Yayasan Sahabat Muda Indonesia (YSMI).
Kegiatan tersebut diikuti tidak kurang dari 60 peserta, terdiri dari guru dan kepala sekolah dari 20 sekolah di Banjarnegara.
Sugeng yang sudah 33 tahun meneliti naskah kuno di Banyumas Raya mengungkapkan, Banjarnegara memiliki tradisi literasi kuno yang bagus, termasuk Bupati Sumitro Kolopaking Purbonegoro yang juga termasuk penulis biografi yang penting.
Menurut Sugeng, ciri sebuah wilayah yang ada naskah kunonya, biasanya ada tradisi membacakan atau menyanyikan naskah kuno pada hari-hari tertentu.
"Atau, ada tetua desa yang merupakan orang pintar dan tidak buta huruf, biasanya di situ ada naskah kuno, " jelasnya, Jumat (15/10/2021)
Sumber atau tradisi lokal tersebut, menurutnya penting untuk dilestarikan melalui pembelajaran di sekolah.
Para guru diajak untuk tidak takut menulis sejarah, karena menulis sejarah itu mudah.
Ini dikatakan oleh Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya Prof Purnawan Basundoro pada kesempatan sama. Menurut Purnawan, cara termudah menulis sejarah adalah dengan menuliskan hal-hal terdekat dengan penulis.
Guru bisa menulis dari hal yang ringan dahulu, semisal seputar sejarah lokal, sejarah daerah, atau bahkan tentang diri sendiri.
"Sesederhana apapun tulisan kita, akan menjadi bermakna ketika dipublikasikan, ketimbang sebuah peristiwa itu menguap tanpa bekas sama sekali” jelasnya.
Dalam publikasi tulisan sejarah pun, tidak harus terpaku pada terbitan untuk jurnal atau buku. Tulisan sejarah dapat disajikan dalam media sosial yang saat ini banyak diakses oleh masyarakat.
“Memang, kebenaran sejarah diupayakan untuk dicapai. Namun menuju itu semua, bisa dilakukan berbagai trial untuk mencari kebenaran” jelasnya.
Guru Besar Sejarah Kota tersebut juga mendemokan cara mencari berbagai arsip yang dapat dijadikan sebagai bahan riset sejarah. Para peserta diajak menjelajahi arsip digital melalui laman delpher, Univresitas Leiden, weredculturen dan lainnya.
Ia menilai, Banjarnegara sangat kaya khasanah sumber yang dapat diangkat menjadi tulisan sejarah.